48

495 130 20
                                    

Chapter 48

"Bagaimana keadaan ayah?"

Taehyung menolehkan kepalanya, melihat Soekjin yang baru saja masuk lalu berjalan mendekatinya kemudian berdiri disamping tempat duduknya. "Tidak baik!"

Menatap sendu pada ayahnya yang sekarang terkulai lemah tidak berdaya, Soekjin sempat-sempatnya menarik sebelah bibirnya sebelum berkata,, "Tentu saja ayah tidak baik-baik saja! Ada tiga peluru yang menyangkut ditubuhnya."

"Tapi ayah akan baik-baik saja." Taehyung menggenggam erat tangan ayahnya, mengecupinya. Dan berkata sekali lagi dengan penuh percaya diri (Lebih percaya pada apa yang ada diotaknya daripada kejadian yang baru saja ia hadapi dan lihat ini).  "Ayah akan baik-baik saja. Dia akan baik-baik saja. Ayah ak-"

"Berhenti menyiksa diri sendiri, Kim Taehyung! Apa yang terjadi hari ini bukanlah kesalahanmu."

Taehyung menatap tajam kakaknya. "Aku berusaha sekuat tenaga melindunginya, tapi.... Tapi..."

"Tapi ini semua terjadi karena anak sialan itu, bukan karenamu! Jadi berhentilah menyalahkan dirimu. Pulanglah ke pavilion mu! Sooyoung pasti sedang menunggumu dengan penuh kekhawatiran saat ini."

"Aku akan meneleponnya nanti."

Soekjin menghela nafasnya. Ia tidak mengerti. Tidak mengerti dengan jalan pikiran adiknya yang sangat berbelit-belit. Oke, ayah mereka memang sedang kritis saat ini. Tapi semua luka tembak yang dialami ayah mereka dan semua kejadian yang terjadi malam ini bukan kesalahan Taehyung. Dan lagi, memangnya Taehyung sama sekali tidak memikirkan istrinya yang mungkin saja sedang mengkhawatirkan dirinya? Kejadian yang mereka hadapi tadi itu berlalu begitu cepat. Sangat tidak terduga dan membuat semua orang yang ada di tempat berlarian penuh ketakutan. Tidak ada yang patut disalahkan kecuali Kim Namjoon kalau menurut Soekjin. Jadi kenapa Taehyung harus menyiksa dirinya hingga melupakan istrinya seperti sekarang ini?

"Aku yang akan menjaga ayah, jadi kau pulang sajalah! Sooyoung pasti sangat mengkhawatirkan keadaanmu. Kalau hanya menelepon, tidak akan membuatnya tenang."

"Sooyoung pasti mengerti." Taehyung menolehkan kepalanya lagi untuk menatap Soekjin dan menambahkan. "Aku sudah menghubungi ayah dan ibunya Sooyoung. Mereka akan segera tiba disini untuk menemani Sooyoung."

Soekjin tersenyum, sengaja meledek adiknya. "Sooyoung memang akan mengerti dengan situasinya saat ini. Dia juga pasti akan berkata tidak apa-apa kalau kau ingin menemani ayah disini. Tapi apa kau tidak berpikir kalau mungkin istrimu itu kini sedang ketakutan dalam kesendiriannya?" Soekjin menelan salivanya sesaat kemudian ia mengalihkan pandangan matanya ke arah ayahnya. "Saat kejadian tadi, aku saja dibuat takut setengah mati. Bukan karena aku takut untuk mati, tapi aku takut orang-orang yang paling aku sayangi mati tertembak satu persatu dihadapanku disaat aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk melindungi mereka." Arah pandangan Soekjin kembali berpusat pada Taehyung, menatap tatapan mata adiknya sendu dan menambahkan. "Aku adalah anak sulung dari keluarga ini, Kim Taehyung. Aku yang bertanggung jawab melindungi kalian semua. Dan karena tanggung jawab ini cukup besar, jadi ku mohon bekerja samalah denganku. Aku yang akan menjaga ayah serta nenek. Sedangkan kau, jagalah istrimu dan dirimu sendiri dengan baik. Pulanglah ke pavilion mu sekarang, Kim Taehyung! Temani Sooyoung dan istirahatlah!"

Taehyung tersenyum. Senyuman tipe meremehkan yang membuat dahi Soekjin mengernyit tidka mengerti. "Aku akan menjaga Sooyoung, itu sudah pasti. Jadi jangan terlalu memikirkannya. Pikirkan saja ayah kita sekarang ini, kak!"

"Apa kau kesal karena merasa perhatianku pada istrimu ini berlebihan?"

Taehyung mengepalkan kedua tangannya, memejamkan kedua matanya. Ia mencoba menjernihkan pikirannya sekuat yang ia bisa. Mencoba menahan setiap emosi yang kini sedang melanda dirinya. Beberapa alter egonya bahkan tengah memaksakan dirinya untuk memukul wajah Soekjin sekarang ini. Tapi sebagai adik yang patuh dan sebagai seorang pangeran yang sudah dididik sedari kecil untuk bisa menjaga sikap serta menahan diri, Taehyung pada akhirnya hanya berdiri bangun. Ia membuka kedua matanya yang sudah memerah. Sambil menggertakan giginya, ia menatap kakaknya penuh kekesalan. "Apa disini hanya aku yang merasa kalau kejadian yang menimpa ayah hari ini sama sekali tidak membuatmu terkejut kak? Apa hanya aku yang berpikir kalau apa yang terjadi hari ini adalah apa yang diam-diam kau inginkan?" Taehyung tersenyum lagi, senyuman yang sama seperti tadi dan menambahkan. "Ayah dan Sooyoung, keduanya adalah orang yang sangat berharga untuk ku. Jadi jangan memintaku untuk tidak mengurusi mereka lagi. Karena baik ayah ataupun Sooyoung, aku yakin aku bisa melindungi mereka setelah ini. Ada atau tidaknya campur tanganmu, itu bukan masalah bagiku." Setelahnya, Taehyung pergi dengan derap langkah berat meninggalkan Soekjin yang sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.

The king of the troublemaker queenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang