Episode 64 [Battle Begins.]

1.1K 161 25
                                    

᭙ꫀꪶᥴꪮꪑꫀ!
❀•°•═══ஓ๑♡๑ஓ═══•°•❀
˛˚ 。✰ * ˛。Dear Mother 。* ˛˚ 。✰ ˚
【 ᴡʀɪᴛᴛᴇɴ ʙʏ : Cho_Kocho

"Halo, sudah lama tidak bertemu dengan kalian semua :)"

•●•

Tiga bulan telah berlalu, semua para pemburu serta pilar telah siap untuk badai yang akan datang. Tamayo dan rekan medis lainnya juga telah menyiapkan beberapa perobatan yang pasti dibutuhkan. Sayangnya, Kanae Kocho sang pilar bunga masih mengalami koma; tidak ada satupun orang yang mengetahui kapan ia akan terbangun dari komanya. (Name) perlu mengikuti Shinobu kemana saja seperti anak kucing yang patuh pada induknya karena ia yakin bahwa shinobu selalu khawatir terhadap kakaknya.

Bahkan Shizuka selalu saja hampir dipenggal dengan pedang beracun milik shinobu disaat ia tiba tiba muncul dari belakangnya. (Name) hanya bisa menghela nafas dan menggelengkan kepalanya, ia harus menyelesaikan semua ini.

Kedua mata (colour) itu terbuka dengan lebar, ia menoleh ke kanan dan kirinya dan menemukan dirinya berada di dalam kediaman sang pemimpin. (Name) mengerutkan keningnya dengan bingung lalu teringat bahwa ia akan memulai pertarungannya setelah melamun terus menerus di dalam perjalanan menuju ke kediaman tersebut.

Sebelum mengetuk pintu fusuma itu, pintunya langsung terbuka dan terlihat kedua putri tertua kagaya, "ah, kalian berdua.." gumam (name) sambil mengangkat kedua keningnya dengan sedikit terkejut, Hinaki dan Nichika hanya tersenyum kepada sang pilar api - lalu dengan baik hati serta sopan santun seperti biasanya mereka menuntun (name) untuk pergi menuju ruangan kagaya berada.

"Bagaimana keadaan ayah kalian?" Tanya (name) dengan datarnya, "kutukan beliau semakin parah, sepertinya Kibutsuji Muzan akan segera datang." Jawab Hinaki tanpa keraguan di dalam nadanya. (Name) melembutkan pandangannya lalu menoleh ke arah jendela shoji yang terbuka membiarkan angin malam memasuki kediaman tersebut. Wah, ada Bintang jatuh ya? Sudah lama sekali aku tak melihatnya..

Tak lama kemudian, mereka bertiga telah sampai dan langsung memasuki ruangan Kagaya, "istriku, apakah itu (name)?" Tanya Kagaya kepada istrinya, wanita berkuncir satu itu menatap ke arah (name), "anda benar, suamiku. (Name) telah datang, Hinaki, Nichika, kalian boleh melanjutkan bermain bola kalian.." balas istrinya dengan lembut. Kagaya menepuk nepuk tatami yang ada di sampingnya, menggestur (name) untuk duduk disampingnya. Tanpa protes, ia langsung duduk disamping Kagaya berada.

"Sebentar lagi, Kibutsuji akan datang.." mulai Kagaya sambil menyingkirkan peeban yang menutupi matanya dan mengalihkan perhatiannya ke arah (Name) walau beliau adalah lelaki yang buta. "Itu benar." Jawab (name) dengan pendek, "... Beri tau aku, (name). Bagaimana perasaanmu jika peperangan besar ini akan selesai pada malam ini?" Tanya Kagaya tak meninggalkan senyuman lembutnya. "Perasaanku? .. Aku juga kurang yakin, tetapi itu bukan berarti aku tidak senang jika akhirnya kita semua dapat bebas dari para iblis." Jawabnya dengan jujur.

"Mengapa kau kurang yakin?"

Karena aku juga mencerminkan seorang iblis, "karena..- aku tidak menyangka saja bahwa semuanya akan berakhir dengan banyaknya jiwa pemburu yang dikorbankan.." lanjut (name) sambil melihat ke arah bulan yang menyinari halaman kediaman kagaya. Sebelum melanjutkan perkataannya, Kagaya dan istrinya langsung dilindungi oleh (Name) dicepat ketika seseorang muncul di dekat mereka. (Name) mengarahkan nichirinnya ke arah bayangan tersebut dan menatapnya dengan tajam hingga aura aura sambaran petir akan muncul di sekeliling tubuhnya.

𝐃𝐄𝐀𝐑 𝐌𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 • [KNY x Reader] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang