TIM 37

140 1 0
                                    

"Brum!!"

Suara dua motor yang saling beradu meramaikan kesunyian di tengah malam ini. Kedua motor itu terus melaju kencang, saling salip-menyalip untuk berlomba siapa yang akan sampai di garis finish terlebih dahulu.

Albar yang mengendarai salah satu dari motor itu pun tampak menambahkan kecepatan motornya lebih tinggi lagi. Ia harus memenangkan balapan malam ini, karna taruhannya adalah markas TCyber-X. Jadi semua anggota TCyber-X sangat bergantung padanya, jika Albar gagal maka markas mereka akan jatuh ke tangan The Blackboys yang menjadi lawannya kali ini.

"HUUUUUU!! AYOK BANG BABAR HAJAR JANGAN BIARKAN MARKAS KITA DI AMBIL ANTEK-ANTEK RION!!" Teriak Bima menyemangati Albar di ikuti oleh penonton lainnya yang menyaksikan balapan itu.

"Bima, pengen Es Cendol," renggek Haniv membuat Bima dan juga Rasya jadi geram sendiri. Dosa tidak sih kalau mereka membawa Haniv untuk menyerahkannya ke Ragil agar di adopsi? Masalahnya tengah malam begini mereka sedang balap liar, mana ada yang jual Es Cendol kalaupun ada Bima juga ragu yang jualnya manusia atau....hiiihh pokoknya itulah.

"Lo diem aja deh Niv. Kalau lo ngomong buat gue langsung vertigo," kesal Bima sontak membuat Haniv cemberut. Tidak taukah pria itu bahwa saat ini cacing di dalam perutnya tengah meronta-ronta menginginkan Es Cendol yang sejak tadi siang tak ia dapatkan itu.

"Tapi udah dari tadi siang gue pengennya," kesal Haniv.

"Yaudah besokkan masih bisa beli. Jangan kek anak perawan deh lo ribet banget, liat tuh Albar bentar lagi sampai garis finish. AYO ALBAR!"

"Brum-brum!"

Dalam sekejap motor Albarpun mencapai garis finish di susul oleh motor Reno salah-satu orang kepercayaan The Blackboys. Itu tampak mengeram marah karna kalah cepat untuk meraih garis finishnya.

Sorak-sorak para pendukung Albar yang di ketuai oleh Bima. Langsung terdengar heboh dan Albar pun langsung menghentikan laju motor yang ia kendarai tepat di depan mereka yang tengah bersorak ria tersebut.

"WOIIIII BABANG BABAR NIH BOS!"

"SLEBEEWW...."

"JANGAN KENCENG-KENCENG ANJING TELINGGA GUE SAKIT!" Ujar Haniv bersuara namun tidak di ladeni oleh siapapun.

Albar segera melepas helm yang ia kenakan ketika Putra menghampirinya bersama dengan Bima, Rasya, dan juga Haniv. Tak hanya itu di sana Reno lawan Albar tadi dan juga beberapa antek-anteknya yang datang menghampiri mereka.

"Hebat juga teknik lo," puji Reno namun tampaknya dia tidak ikhlas memuji Albar tadi.

"Jangan maen-maen, jangan maen-maen," ujar Bima tampak memperagakan seekor ular sendok dengan tangannya.

Reni tampak berdecak kesal lalu melemparkan sebuah kunci mobil ke arah Albar sebagai taruhannya sebelum lomba tadi.

"Sesuai janji, Ferarri milik Rion buat lo. Buat gue belum beruntung tapi di taruhan kita berikutnya gue pastiin markas kalian bakal jatuh ke tangan kita," ujar Reno menyombongkan diri. Nih orang udah kalah belagu lagi.

Putra segera menyambut kunci mobil tersebut sembari terkekeh mengejek.

"Gue tunggu taruhan berikutnya dan kalau gue boleh kasih saran taruhan kalian yang lebih gede dong. Kalau Ferarri gini kau nggak berarti apa-apa buat kita," ujar Putra meremehkan membuat Reno dkk itu tampak menatap marah ke arahnya. Lalu tanpa sepatah katapun mereka pergi dari sana.

"Tangan kosong kalo berani!" Ledek Bima.

"Thanks Bro! Lo nyelametin markas kita," ujar Putra menepuk bahu Albar.

"Iya Bang sama-sama. Untung aja gue bisa ngalahin dia, soalnya jujur dia termasuk lawan yang sulit di hadapi," jujur Albar.

"Udahlah yang pentingkan lo udah menang Bos, jadi sekarang bisalah traktir kita," ujar Bima semangat membuat para sahabatnya menatap Bima dengan raut wajah datar. Nih anak tajir doang tapi masih minta traktiran.

"Mau Es Cendol!" Cicit Haniv yang tampaknya masih mengidam Es Cendol. Tapi bukan Cendol Dawet seger lima ribuan nggak pake ketan. Hei takkitakkitak woi takkitakkitak woi takkitakkitak hae-hae woi.

Baiklah lupakan tentang pembahasan cendol. Kali ini Albar pun tampak melirik ke arah jam tangannya yang saat ini sudah menunjukkan pukul 01.30 dini hari. Albar harus segera pulang sebelum ibunya mengetahui jika anaknya tidak ada di kamar saat ini. Masalahnya besok masih ujian, bisa abis Albar di amuk nanti jika ibunya tau dia membuang waktu belajarnya hanya untuk balap liar saja.

"Gue kayaknya harus pulang nih. Entar orang rumah nyadar lagi gue nggak ada. Yuk Ras," ujar Albar mengajak Rasya, memang pria itu pergi kesini dengan menebeng bersama Albar.

"Yok!" Rasya langsung naik ke jok belakang yang kosong. Namun ketika sudah naik dan motor Albar sudah hendak melaju, mata Rasya seperti menangkap sekilas sosok seseorang yang tak asing baginya sehingga pria itu langsung memukul punggung Albar sehingga membuat Albar mengurungkan niatnya untuk melaju. Dan menoleh ke belakang seolah bertanya ada apa? Pada Rasya. Namun Rasya sendiri langsung terdiam ketika sosok yang mirip Syasya baginya itu langsung pergi begitu saja di telan kerumunan orang-orang yang ada di sana.

"Lah! Napa?" Tanya Putra.

"Lo napa?"

"Gue tadi kok kaya liat Syasya ya?" Ungkap Rasya sontak membuat para sahabatnya saling pandang binggung sekaligus ngeri. Gimana cobak Syasya bisa ada di sini? Padahalkan dia ada di ruang rehab menjalani pengobatan jiwanya.

"Jangan ngaco deh lo Ras! Gimana cobak Syasya bisa ada di sini," ujar Albar.

"Tau tuh halu kali lo," kata Bima menimpali.

"Gue serius! Gue yakin banget itu Syasya," kekeuh Rasya.

"Ya tapi di mana? Kita nggak liat ini," kesal Albar.

Rasyapun kembali terdiam. Percuma juga berdebat di sini, toh sosok itu sudah pergi entah kemana. Tampaknya besok Rasya harus pergi langsung untuk memastikan seperti apa sebenarnya kondisi Syasya di tempat rehab.

"Hm, kayanya gue cuman salah liat aja deh," ujar Rasya pada akhirnya membuat ketiga sahabatnya itu berdecak kesal.

"Untung itu elo Ras, kalo Bima udah gue timpuk mata lo," ujar Albar sembari terkekeh sedangkan Bima yang namanya di bawa-bawa pun merasa tak terima.

"Anjing lo Bar, pilih kasih!!" Kesal Bima membuat ketiganya terkekeh.

"Udahlah mending kalian pada pulang semuanya. Besok masih ujian kan? Entar ujian kalian keteteran lagi," titah Putra langsung membuat ketiga antek-anteknya itu kompak memberikan hormat kepadanya.

"ASYIAFFF NDAN!......."

____

VOMEEENNNNNN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOMEEENNNNNN

UDAH INI GUE UPDATE..... MAKANYA VOMEEENNNNNN 😭🙏

NGGAK KOK NGGAK MARAH NGGAK NGEGAS, AUTHOR CUMAN BINGGUNG MAU BILANG APA LGI HAPPY READING LAH PKOKNYA ITULAH♥️

DHLAH:')

Tetangga,it's Mine!(NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang