Albar saat ini tengah gelisah sembari berjalan mondar-mandir di depan toilet umum perempuan yang berada di Cafe tempat dirinya dan teman-teman nongkrong tadi sekaligus tempat Lara bekerja, keberadaan Albar di sekitar sana membuat para wanita menatap Albar keheranan dan sedikit was-was takut-takut Albar adalah orang jahat yang berniat mencelakai mereka. Namun Albar sendiri tak perduli, ia tengah khawatir saat ini pasalnya sudah satu jam berlalu Alia belum juga keluar dari toilet tersebut ia takut kalo saja penyakit Alia kambuh disana dan tak ada yang menolongnya, Albar binggung pada dirinya sendiri. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Haruskah ia masuk menyusul Alia kedalam sana?.
"Alia belum keluar Bar?", Tanya Lara yang baru saja sampai menyusul Albar wanita itu sudah tidak mengenakan seragam kerjanya lagi karna jam kerjanya sudah abis dia dan yang lainnya sudah bergegas hendak pulang namun Alia belum juga muncul.
"Gue gak tau nih, dari tadi gak keluar-keluar Lar gue khawatir kalo-kalo di dalem penyakitnya kambuh".
"Yaudah kalo gitu coba gue yang susul Alia ke dalem ya?!", tawar Lara membuat Albar menganggukkan kepalanya pertanda setuju dengan usul wanita itu.
Dan tanpa menunggu lama lagi setelah mendapat persetujuan dari Albar, Larapun langsung memilih untuk masuk ke toilet perempuan itu memastikan bahwa kondisi Alia baik-baik saja disana dan Albar masih setia berada di luar dengan perasaan khawatirnya yang semakin memuncak hingga beberapa saat, akhirnya Larapun keluar dengan wajah binggungnya menatap Albar.
"Bar!".
"Gimana Alia baik-baik ajakan?".
"Alia gak ada di dalem!".
"Deg!".
"Lara lo jangan bercanda deh lokan denger sendiri tadi kalo Alia permisi ke toilet sama kita semua!".
"Tapi beneran Bar, Alia gak ada di dalem. Coba lo cek sendiri deh toilet kosong!!", Ujar Lara membuat Albar langsung menerobos masuk ke dalam toilet tersebut lalu mengecek bilik toilet satu persatu yang ada disana. Oh ayolah!! Kemana gadis itu pergi?, ia berharap bahwa perkataan Lara barusam adalah candaan semata tapi nyatanya tidak, Alia benar-benar tak ada di dalam sana.
"Alia!!".
"Sayang kamu dimana? Jangan bercanda deh gak lucu!".
"AL!!".
"Gimana Bar, Alia ada gak?", Tanya Lara menyusul Albar kembali untuk memastikan keberadaan Alia lagi namun Albar yang sudah kepalang khawatirpun menggelengkan kepalanya lemah sembari menarik rambutnya sendiri, entah kemana Alia pergi apakah wanita itu pulang duluan atau bagaimana yang jelas melihat kekhawatiran Albar, Larapun jadi ikut merasa panik.
"Alia lo kemana sih ah, kenapa sih lo hobby banget buat gue khawatir!!", Lirih Albar membuat Lara menatapnya iba dan karna tak ingin membuat orang lain menjadi salah paham ataupun curiga atas kehadiran Albar di toilet perempuan ini, Larapun menariknya untuk segera keluar dan menenangkan pria tersebut.
"Bar tenangin diri lo dulu deh, mending sekarang kita ke yang lainnya terus kita cari Alia bareng-bareng!".
"Gimana gue bisa tenang Lara? Kalo Alia kenapa-napa gimana? Gue gak bakal bisa maafin diri gue sendiri kalo sampe itu kejadian!" Ujar Albar dengan emosi yang campur aduk, pria itu kini terduduk di lantai sembari memegang kepalanya pusing. Ia benar-benar tak ingin gadis itu kenapa-napa dan yang lebih ia khawatirkan lagi adalah bagaimana jika ini merupakan salah satu rencana jahat Rion untuk mempermainkannya?, astaga semoga saja perkiraan Albar salah, semoga Alia baik-baik saja.
"Ya makanya tenangin diri lo, kalo lo kacau kaya gini kita gak bakal bisa cari Alia secepatnya. Jadi mendingan sekarang kita ke yang lainnya kita cari Alia sama-sama oke? Lo juga bisa minta bantuan ke anak-anak TCyber-X yang lainnyakan?".
_____
Di sebuah ruangan dingin nan lembab, seorang perempuan malang tengah tidak sadarkan diri dalam keadaan kaki dan tangan yang terikat dan dibiarkan tergeletak di lantai yang dingin tersebut tanpa dialasi oleh apapun.
Perempuan itu tak lain adalah Alia yang kini perlahan mulai mengerjapkan mata untuk memperjelas pandangannya. Entah dimana dia berada sekarang, tempat ini sangat asing bagi Alia, siapa yang membawanya kesini? Seingat Alia tadi masih normal-normal saja. Ia dan teman-temannya sedang berkumpul di cafe sebelum akhirnya ia pamit untuk buang air kecil dan setelah keluar dari toilet, pandangannya menggelap dan ia tak ingat apa-apa lagi.
Alia berusaha untuk mendudukkan dirinya dan bersandar di tembok ruangan tersebut, ini sangat gelap dan dingin, Alia takut jika asmanya nanti kambuh di suhu yang dingin seperti ini. Kemana yang lainnya? Kemana Albar? Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya? Mata Alia mulai berkaca-kaca. Ia panik, ia ingin pulang sekarang siapa yang berani menculiknya seperti ini?.
"Oh tuan putri kita udah bangun rupanya hahaha", pintu ruangan tersebut terbuka dan menampakan sesosok lelaki jangkung yang tak asing dimata Alia kini tengah terkekeh sembari berjongkok mengsejajarkan posisinya dengan Alia.
Dia adalah Rion, yah laki-laki yang beberapa waktu lalu mencoba untuk menganggunya. Apa sebenarnya yang laki-laki ini mau dari Alia sedangkan Alia sendiri tidak pernah mencari masalah sedikitpun dengannya, jangankan mencari masalah kenal saja tidak.
"Hai masih ingetkan sama gue?".
"L-lo mau apa? Gue gak ada masalah sama lo Rion apa yang lo incer dari gue hah?!", Tanya Alia melawan rasa takutnya terhadap Rion dan itu sukses membuat Rion terkekeh gemas, ya gemasnya bukan seperti pria lainnya.
"Wow, lo berani juga rupanya hahahah!!, Dengerin ya. Lo pribadi emang gak pernah ada masalah sama gue, gue juga gak niat ngapa-ngapain lo sih bahkan gue gak bakal nyulik lo kaya gini kalo lo gak deket sama Albar. Cowok lu itu adalah inceran utama gue dan lo sebagai umpan supaya Albar kesini dan hap!! Dia masuk perangkap gue hahaha!!".
Gila!!
Apa sebenarnya masalah laki-laki ini dengan Albar dan kenapa harus membawa-bawa Alia?. Itu yang Alia pertanyakan sejak tadi dan kalo ini memang perangkapnya itu berarti Albar tidak boleh datang kesini. Yah!!, Albarlah yang sebenarnya dalam bahaya jika ia kesini nanti entah apa yang akan di lakukan Rion tapi apapun itu kini membuat perasaan Alia menjadi tidak enak, siapapun yang ada disini tolong bebaskan Alia secepatnya.
"Hai Kak Alia sudah sadar?!!".
Satu suara lagi dari seseorang yang Alia kenali sekaligus yang ia benci kehadirannya. Alia benar-benar tidak menyangka jika adik kelasnya yang berstatus sebagai sepupu Rasya yang di kenal lugu itu ternyata juga ikut campur tangan dalam penculikannya. Alia mengerti sekarang, Rion dan Syasya bekerja sama untuk tujuan yang sama yaitu memperdaya Albar, lalu menjadikannya sebagai umpan karna Albar tidak akan membiarkannya celaka dan dengan begitu, Albar akan menuruti apapun yang kedua orang itu perintahkan. Oh sungguh licik lalu apa yang harus Alia lakukan sekarang? Albar tidak boleh datang kesini, tapi di satu sisi ia juga harus secepatnya menyelamatkan diri dari tempat terkutuk ini.
"Jadi gimana? Kita langsung hubungi Albar aja?", Tanya Syasya membuat Alia menggeleng hebat, tidak. Jangan sampai Albar masuk perangkap mereka.
"Bisalah, tapi sebelum itu gimana kalau kita main-main dulu sama nih cewek?!".
_______
Chapter ini belom author revisi gaes, so jangan lupa vomennya yak❤️
Oh iya Author ada kabar ttng trailernya TIM nih yuhuuuuuu TIM bakal ada Trailer jadi tungguin yak..... salam dari Albar dan Alia...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga,it's Mine!(NEW VERSION)
Romansa#adurayu (1) 14022020 #albar (2) 21032021 Alia dan Zena adalah dua perempuan yang Albar cintai. Iya, dia sama sekali tidak bisa memilih satu diantaranya sehingga itulah yang menyebabkan hubungan persahabatan Zena, dan juga Alia jadi hancur lalu bera...