Alia kini tengah bersolek dan merias dirinya di depan meja rias. Malam ini dirinya sudah ada janji dengan Alex untuk jalan mumpung malmingkan dari pada dirinya dikira jomblo lumutan mending ngeiyain tawaran Alex aja karna kapan lagi bisa diajak jalan dengan cowok blasteran kek Canada itu.
"Cklekk!"
Pintu kamarnya terbuka perlahan menampakan Deon Abangnya yang tengah melongo menatap penampilan Alia yang kini tampak berbeda dan tidak terlihat seperti adiknya yang biasanya barbar.
"Napa?", Tanya Alia.
Deon masuk dan memutar-mutar badan adiknya guna meneliti lebih jelas apakah itu adiknya atau jelmaan penunggu di kamar adiknya.
"Lo adik guekan?"
"Plaakk!"
"ANJING!!, Jangan Durhaka lo jadi adek", kesal Deon yang pipinya di geplak Alia.
"Lagian elu yang mulai, gue udah cantik ya malem ini mau jalan jangan buat gue badmood deh bang!".
"Oh jadi cowok di depan yang nyariin lo itu pacar lo?", Alia mengeryit binggung apa Alex sudah sampai?.
"Itu udah ada orangnya!", Alia langsung berlari keluar kamar hingga ia tak sengaja mendorong Deon dengan kuat sehingga itu hampir membuat Deon terjungkal ke belakang.
"DEK LU BISA GAK SIH GAK KDRT SAMA ABANG LO SENDIRI?".
"BODO AMAT!" Balas Alia dari lantai satu.
Alex yang berada di ruang tamu hanya terkekeh melihat betapa hebohnya kakak adik tersebut dalam satu rumah. Mungkin Alex berpikir seberapa stressnya orang tua Alia dan Deon membesarkan anaknya selama ini.
"Lex udah lama?", Tanya Alia membuat Alex menggeleng.
"Baru aja kok, ya udah kita langsung keluar aja yok", Alia mengangguk lalu di pintu utama ia malah berselisihan dengan Albar yang hendak masuk rumahnya membuat mereka reflek berhenti.
"Lo ngapain disini?", Tanya Alia dengan nada sinisnya namun Albar lebih memilih untuk melanjutkan langkahnya menuju lantai dua.
"Dia sering main ke sini?", Tanya Alex. Dia sudah tau hubungan antara Albar dan Alia sendiri.
"Paling main PS sama bang Deon!", Alex mengangguk lalu mereka melanjutkan langkah mereka menuju mobil.
-----
Mobil Alex berhenti di salah satu Cafe yang terkenal di Jakarta, cukup ramai di Cafe itu karna malam minggu dan Alex juga Alia langsung memilih tempat duduk di teras Cafe agar bisa menikmati suasana malam kota Jakarta secara langsung.
"Lo mau pesen apa?", Tanya Alex.
"Gue mau Boba!"
"Makan?"
Alia menggeleng lesu, "Lagi gak laper!" Jawabnya.
Alex mengangguk lalu bangkit untuk memesan pesanan mereka selama beberapa saat.
"Al!", Alia menatap Alex seolah menunggu apa yang ingin Alex ucapkan.
"Lo gak ada perasaan gitu sama Albar?", Tanya Alex spontan membuat Alia tersentak.
"Kenapa lo nanya gitu?"
Alex menggeleng lalu tersenyum, "Gak papa kok gue penasaran aja. Eh itu pesanannya udah dateng".
"Makasih mbak!", Alia dan Alex tersenyum ramah pada pelayan Cafe yang mengantar pesanan mereka.
"Yekali gue punya rasa sama rival sendiri", ujar Alia setelah pelayan Cafe undur diri.
"Kali ajakan benci sama cinta itu saudaraan Al, lo kalau udah kebiasaan dengan kata benci maka yang akan lo hadapin selanjutnya itu pasti saudaranya!".
Alia menatap Alex lekat, "Kalaupun gue sama Albar saling cinta kita gak bakal pernah bersatu Lex".
Alex mengeryit tak mengerti, apa yang membuat mereka tak bisa bersatu?, "Maksud lo?".
"Ada hal yang membuat gue sama Albar terpaksa jadi Rival!".
"Hah?"
Alia tersentak tampak sadar dengan ucapannya lalu menggeleng sejenak membuat Alex binggung. "Maksudnya, dia nyebelin, dia juga saingan gue di sekolah jadi itu yang buat gue sama dia terpaksa jadi rival!", Jawab Alia.
"Ketimbang jadi rival kenapa kalian gak saling kerja sama aja?".
"Dia gak bakal bisa diajak kerjasama, gue benci dia!", Ujar Alia.
"Kenapa enggak?, Gue yakin kalo kalian kerja sama toh gak ada pihak yang di rugiin!".
"Tetap aja gue gak mau!", Sarkas Alia membuat Alex terkekeh lalu mengacak pelan tatanan rambut Alia.
"Ck' gue udah dandan buat elo ya Lex, tapi lo malah berantakin penampilan gue!" Kesal Alia membuat Alex terkekeh.
"Ya maap deh hahaha!".
Disisi lain Albar kini tengah termenung di balkon kamar Deon, membuat Deon menggeleng. Perasaan tadi Albar baik-baik aja tapi kok sekarang tiba-tiba mellow begini.
"Woi Bar elu nape sih, muka lo kayak gak di kasih jatah istri satu bulan!", Ledek Deon membuat Albar berdecak.
"Diem dulu Bang gue lagi ngegalau malah elo ganggu!"
"Lah mana gue tau kalo lo bisa galau, emangnya lo galauin siapa sih? Gak mungki adek guekan?".
Albar hanya terdiam sembari mengedikkan bahunya tak acuh.
"Gue tau kalo lo itu sebenarnya sayang sama adek gue Bar, jadi saran gue mending lo jujur aja sama hati lo jangan terlalu ngestuck di masa lalu. Lagian si Zena-Zena itu juga udah hilang bak di telan kadal ngapain masih lo pikirin!". Omel Deon seperti seorang Ibu yang memarahi anaknya.
"Gue masih belum bisa maafin diri gue sendiri kalo soal Zena Bang, sampe sekarang dia ngilang dia menjauh dari guepun itu karna kesalahan gue di masa lalu!".
"Heh bocil!! jangan mempersulit hidup deh, Zena itu pergi karna itu pilihan dia sendiri gak ada sangkut pautnya sama elo maupun adek gue dan harusnya kejadian itu lo jadiin pelajaran bukan malah lo renungin sampe membuat lo kagak bisa move-on sampe sekarang", Albar berdecak kesal, tapi ia tak menampik bahwa apa yang di katakan Deon ada benarnya juga.
"Iyasih! Tapi kalo gue jujur emang Alia mau sama gue?" Tanya Albar.
"Ya makanya...."
"Apa?"
"Main pelet dong huahahah!", Albar berdecak lalu meninju lengan Deon dengan tenaganya yang tidak main-main namun hal itu malah membuat Deon terbahak melihat ekspresi wajah Albar.
"Gila lo, lo kira gue sengak laku itu apa pake acara main pelet segala!".
"Yekali gitu Bar, yang jaran goyang itu ampuh banget huahahaha!".
"ANJING!".
_____
HOLA RADERSNYA ALBAR ALIA APA KABAR? SEMOGA KALIAN SEHAT SELALU, JADI AUTHOR MAU KASIH TAU KALO DI SETIAP PART ITU NANTI BAKAL ADA PERUBAHAN ALUR CERITA JADI AUTHOR HARAP KALIAN GAK MERASA TERGANGGU YA, MOON MAAP ATAS KETIDAKNYAMANANYA MUNGKIN SAMA ALUR YANG BARU, JADI AUTHOR TERIMA SARAN DAN KRITIK DARI KALIAN KOK DENGAN CARA SOPAN OKEY THANK U ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga,it's Mine!(NEW VERSION)
Romance#adurayu (1) 14022020 #albar (2) 21032021 Alia dan Zena adalah dua perempuan yang Albar cintai. Iya, dia sama sekali tidak bisa memilih satu diantaranya sehingga itulah yang menyebabkan hubungan persahabatan Zena, dan juga Alia jadi hancur lalu bera...