TIM 4 (versi baru)

464 24 2
                                    

Tuk

Sebuah gulungan kertas mendarat tepat di meja Alia yang hari ini kelasnya sedang sedang melaksanakan ulangan semester Matematika dan diawasi oleh Pak Dodi guru yang killernya level 100 . Alia mengeryitkan binggung lalu perlahan ia membuka gulungan kertas tersebut.

"Alia jelek :p ,Albar ganteng!"

Alia menoleh ke belakang dan benar saja pelakunya sedang tersenyum jahat sembari menatapnya.

Alia mengeleng ia berusaha tenang dan tak meladeni ulah Albar ia kembali fokus ke soal ulangannya.

Tuk

Alia kembali membuka gulungan kertas yang kedua di lemparkan Albar.

"Alia gila, Albar pinter weeekk :p"

Tuk

Tuk

Tuk

"ekhem!" Pak Dodi yang sendari tadi sudah memperhatikan tingkah kedua muridnya itupun berdehem guna menegur Alia dan Juga Albar.

"Eh!"

"Kalian berdua kedepan" Perintah Pak Dodi. Mau tak mau di turuti oleh Albar dan Alia.

"Siapa yang suruh kalian mencontek?"

Alia tersentak kaget "Saya ngak nyontek Pak!" Elak Alia.

"Pak kalau kita nyontek emang kenapa? salah?kan bisa meningkatkan kekompakan dan kerja sama kita" Ujar Albar santai mendapat pelototan dari Alia dan Gurunya.

"Kamu berani menjawab saya!"

"Lah kocak, kan Bapak nanya ya saya jawablah!" Balas Albar

Pak Dodi hanya mengelengkan kepala melihat tingkah muridnya yang satu ini "Sekarang kalian lari keliling lapangan basket sebanyak 20 kali cepat!"

Alia terbelalak, gila saja ia tidak akan mau apalagi dengan Albar "Ta-tapi Pak sayakan--"

"Udahlah Al yuk kita lari aja" Albar menarik tangan Alia keluar kelas menuju ke lapangan.

"Ish' gegara lo nih!" Kesal Alia saat ia berlari keliling lapangan menyelesaikan hukumannya.
Sedangkan Albar hanya diam tanpa membalas celotehan Alia.

"eh itu Albar kena hukum ya!"

"eh iya ya allah di hukumnya sama Alia tuh"

"eh kok cocok ya!"

"pengen jadi Alia sumpah!"

Ricuh para murid yang lain ketika melihat dua most wanted itu tengah menyelesaikan hukumannya.

"Hhhuuuaaaaaa! Capek!".

Albar dan Alia duduk di tepi lapangan, Keduanya tampak kelelahan setelah menjalankan hukuman. 

"Uhuk uhuk!" Albar menatap Alia khawatir, karna Alia tampak sangat pucat.

"Al, lo gak papakan?"tanya Albar.

"Gak!"

"Kali aja lo kenapa-napa disini gue juga yang repot!"

"Kak Albar!" Albar dan Alia sontak menoleh ke sumber suara.

"Aku bawain ini!" Perempuan yang baru datang itu menyodorkan sebuah air mineral dan handuk pada Albar.

"Thanks!" Albar menerima mineral dan handuk tersebut namun dia tidak meminumnya melainkan memberikannya pada Alia.

"Minum!" Titah Albar.

"Gak!" Tolak Alia membuat Albar kesal, wajah Alia tampak sangat pucat dan mengkhawatirkan bisa-bisa dia di sunat oleh Bang Deon jika Alia sampai kenapa-napa.

"Minum atau gue cekokkin!" Alia merengut dan menyambar minuman itu dengan kesal menuruti perintah Albar, masalahnya Albar tidak akan main main dengan ucapannya.

"Lo sepupunya Rasya itu kan, adek kelaskan?" tanya Albar pada perempuan yang memberinya minum tadi.

Wanita itu mengangguk "Iya kak nama aku Syasya Wildina Anggita kakak panggil aku Syasya aja" jawabnya.

Alia mendehem wajahnya kini semakin pucat membuat rasa khawatir di diri Albar semakin menjadi jadi.

"Kak nanti bisa anter pulang ngak soalnya kak Rasya ada urusan katanya". Pinta Syasya

"Boleh sih, tapi bareng Al-ALIA!!!" Albar terbelalak ketika Alia tumbang ke arahnya, pria itu benar-benar panik apalagi Alia tak sadarkan diri dengan kondisi darah yang keluar dari hidungnya alias mimisan.

"Al sadar!" Panik Albar menepuk pipi Alia

"Kak bawa ke UKS aja".

Dengan sigap Albar membopong tubuh Alia dan membawanya ke UKS.

"Dokter periksa teman saya dok!" Albar membaringkan Alia di kasur UKS dan langsung saja dokter yang berjaga di UKS tersebut memeriksa kondisi Alia.

"Kak kita ke kelas aja yuk kak!" Ajak Syasya, Albar menggeleng.

"Sorry Sya, gue gak bisa gue harus jagain dia disini!" Tolak Albar

"Kan sudah ada Dokter kak!"

"Tetep aja ya, gue harus jagain dia!" Ujar Albar.

"Tapi, nanti jadi pulang barengkan kak?!"

"Duh, sorry Sya kayaknya gue harus nganterin dia abis ini buat pulang lo pulang bareng Haniv aja nanti gue suruh dia nganter lo ya!" Tawar Albar di gelenggi oleh Syasya.

"Aku gak kenal sama kak Haniv!" Albar semakin dibuat pusing dengan gadis ini jika saja dia bukan sepupu Rasya sudah dari tadi Albar akan membentaknya dan mengusirnya.

"Sya tolong Sya ngertiin situasi gue, untuk kali ini gue gak bisa tolong ya gue mau liat Alia dulu!" Ujar Albar pergi meninggalkan Syasya begitu saja ke dalam UKS membuat tatapan Syasya sendu ke arah Albar.

----

Albar membaringkan tubuh Alia di ranjang kamar Alia, ia menyelimuti tubuh alia yang masih tampak pucat karna setelah sadar tadi Albar langsung izin untuk membawa Alia pulang ia tau pasti penyakit gadis itu sedang kambuh dan dia butuh istirahat lebih.

Jika Asma Alia sudah kambuh maka ia akan seperti tadi, fatal akibatnya kalau sampai Alia pingsan maka itu Albar sangat dibuat ketar-ketir sejak tadi.

"Lo udah lama gak berobat ya? Atau obatnya gak pernah lo minum? Gila lo!! kalo sampai lo kenapa-napa tadi bisa abis gue sama bang Deon!" Omel Albar dibalas decakkan kesal dari Alia.

"Gue tambah pusing denger omelan lo mending lo balik sana!" Usir Alia membuat Albar kesal.

"Awas lu kalo udah sembuh gue sembelih lo jadiin qurban!"

"Bodo amat!"

Albar hanya menggeleng dan segera bangkit dari duduknya.

"Ya udah gue balik bye!"

-------

Jeng jeng jeng ini baru chapter 4 tpi udah mengungkap beberapa fakta yaitu penyakit alia,sama perasaan albar wkwkwkwkwk

Lanjutin aja bacanya jangan lupa vote like and koment

Kalau ada kesalahan dalam cerita ini author minta maaf banget yaaaa.....

Next>>>>>

Tetangga,it's Mine!(NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang