TIM 8(Versi Baru)

397 17 2
                                    

Alia menghempaskan tubuhnya di ranjang berukuran King size miliknya tersebut, ia sangat lelah karna setelah pulang dengan Alex tadi ia harus menyelesaikan terlebih dahulu PR Fisikanya yang akan di kumpul besok dan kini saatnya ia untuk tidur. Namun ternyata takdir tak memperbolehkannya tenang begitu saja dengan kedatangan Deon dan Albar yang tiba-tiba masuk rusuh ke dalam kamarnya membuat Alia merutuk kenapa ia tidak mengunci pintu dari tadi.

"Dek kita tidur sini!", Ujar Deon yang mengambil posisi tidurnya di samping kanan Alia begitupun Albar yang tak acuh ikut menyusul ke sisi lainnya membuat Alia berada di tengah-tengah pria tampan itu (sungguh beruntung Alia).

"Heh, kalian napain tidur disini kek gak ada kamar aja. Albar lo juga ngapain disini? Entar lo macem-macem sama gue!", Omel Alia.

"Gue gak nafsu sama lo!", Balas Albar membuat Alia berdecak.

"Udahlah Dek lo tidur aja, kalo Albar macem-macem sama lo tinggal gue nikahin aja lo berduakan beres biar beban keluarga bonyok kita berkurang".

"Terus beban gue yang nambah!", Kesal Albar.

Alia hanya menggeleng, diliriknya jam di dinding ternyata sudah jam 23:30 WIB. Ia sudah sangat mengantuk dan tak ada minat untuk bertikai dengan dua kecebong tampan itu, lebih baik ia tidur biar besok ia tidak telat ke sekolah.

"Ya udah jangan deket banget sama gue entar gue kena virus", ujar Alia.

"Jangan belagu lo Dek, kan elo virus utamanya", Balas Deon.

"Babi!"

"Ya udah cepet tidur!", Tegur Albar membuat Deon dan Alia Menghentikan keributan dan ikut menyusul ke alam mimpi masing-masing.

_____

Disisi lain Syasya menatap ponselnya sendari tadi, ia sudah beberapa kali mengirimkan Chat pada Albar tapi tak kunjung ada tanda-tanda balasan dari sana membuatnya kecewa, apakah Albar tak bisa membuka sedikit hati padanya? Apakah Albar tak bisa melihat bagaimana usahanya selama ini? Ia kira dengan statusnya sebagai sepupu Rasya yang memang teman dekat Albar dapat membuatnya di perlakukan khusus dengan pria itu. Namun ternyata salah, Albar malah tampak menghindarinya, dan kalau seperti ini bagaimana dia bisa mendapatkan Albar.

"Ceklek"

Pintu kamarnya terbuka menampakkan sosok Rasya yang memang tinggal di rumahnya itu tampak memasuki kamarnya.

"Belum tidur?"

"Lo kenapa sih gak bisa bantu gue buat dapetin Albar", ujar Syasya membuat Rasya menaikkan sebelah alisnya.

"Gue udah capek pura-pura jadi anak cupu!", Lanjut Syasya.

"Gue udah bantuin lo buat deket sama Albar Sya. Tapi gue gak bisa maksain hati Albar", jawab Rasya.

"Kenapa gak bisa?, Lo itu sahabatnya seharusnya lo itu lebih bisa ngehasut Albar tapi lo aja yang gak mau!"

"Gue gak mau persahabatan gue hancur gegara lo Sya, gue tau Albar gak ada perasaan apa-apa sama lo!"

"Dia sayang sama orang lain dan jelas itu bukan elo!", Pertanyaan Rasya membuat Syasya menatapnya lekat seolah menuntut sebuah penjelasan.

"Maksud lo apa? Siapa yang Albar sayang?"

"Lo gak perlu tau itu", jawab Rasya dingin.

"Gue perlu tau gue ma----"

"Lo gak perlu tau karna lo bukan siapa-siapa Albar, sadar Sya lo boleh cinta sama dia tapi jangan sampai sakitin orang lain. Kalo aja bukan karna bonyok lo gue juga gak bakal mau bantuin elo Sya, lo malah buat persahabatan gue ancur nantinya", Rasya bangkit lalu melangkah keluar kamar lalu menutup pintu kamar dengan keras membuat Syasya tersentak.

Syasya menyeringai setelah kepergian Rasya itu, "Lo liat aja nanti, lo bisa nolak permintaan gue atau enggak!".

____

Don't forget to vomen and share this story




Tetangga,it's Mine!(NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang