TIM 31(Versi Baru)

467 8 31
                                    

"BELOM PUAS LO GUGURIN ANAK KITA SYA?!!, GUE UDAH BERUSAHA BUAT BIKIN LO BERUBAH TAPI KENAPA LO MALAH SEMAKIN MENJADI-JADI!!".

"APA?!!".

Seketika suasana berubah menjadi hening, Lara tampak shock sedangkan Albar dan teman-teman yang lainnya mulai berpikir keras. Anak siapa yang Rasya maksud? Anaknya dan Syasya? Apa-apaan ini? Bagaimana bisa Rasya dan Syasya yang  mereka tau status keduanya sebagai sepupu itu bisa mempunyai anak? Tolong katakan Rasya jika ini semua hanya sebuah lelucon saja.

"Ras apa maksud lo? Anak siapa?!", Tanya Albar tak percaya sembari menatap sahabatnya tersebut.

"Sya lo jangan bercanda deh!", Ujar Bima.

"Itu semua bener Bar!", Rasya berbalik dan melihat wajah terkejut para sahabatnya satu persatu sebelum akhirnya pandangan itu tertuju pada Lara, wanita tersebut tampak berkaca-kaca sembari menatap balik Rasya dengan tatapan yang menyiratkan rasa kecewanya pada pria itu.

"Itu bener, gue udah kehilangan anak gue dan itu karna Ibunya sendiri!".

"Kenapa lo gak pernah cerita sama kita Ras?!", Tanya Haniv membuat Rasya menggelengkan kepalanya.

"Gue gak bisa secara gamblang ceritain itu semua, awalnya gue kira gue cuman butuh waktu buat jujur sama kalian tapi semakin kesini gue semakin takut mengakui kesalahan gue itu. Apa lagi semenjak Lara hadir di hidup gue!", Ujar Rasya sembari menatap Lara yang mematung di tempatnya.

Tangan Rasya terulur untuk meraih dan mengenggam tangan Lara dan wanita tampak diam saja seolah menunggu apa yang akan Rasya katakan selanjutnya.

"Semenjak kedua orang tua dan adik gue meninggal secara tiba-tiba setahun yang lalu, gue bener-bener stress saat itu dan dengan brengseknya orang tua Syasya malah mengambil semua hak harta warisan atas nama gue dengan bantuan pengacara Bokap gue yang waktu itu berkhianat!".

"Gue stress dan satu-satunya yang gue punya cuman tempat usaha Gym gue sendiri untuk bertahan hidup. Hingga malam itu gue di jebak, Orang tua Syasya nyuruh gue dateng untuk membicarakan perihal perusahaan Bokap gue, tapi disana tanpa gue sadari mereka udah nyampurin sesuatu ke dalam minuman gue dan Syasya, daj itupun membuat kita berdua ngelakuin hal yang seharusnya gak kita lakuin!".

"Terus beberapa bulan setelahnya Syasya hamil dan gue sebagai cowok gue pasti tanggung jawab gue udah bilang itu sama lo Sya, tapi kenapa? Kenapa lo malah gugurin anak kita yang gak bersalah itu? Lo semakin membuat gue stress!", Syasya mulai bereaksi mendengar perkataan pria itu barusan membuatnya menitihkan air mata menatap Rasya.

"GUE JUGA STRESS RAS!!, GUE GAK MAU IMPIAN GUE HANCUR CUMAN KARNA ANAK SIALAN ITU!!".

"GUE UDAH BILANG ANAK KITA GAK BERSALAH SYA!", Balas Rasya mengertak, membuat semua orang yang ada disana kembali tersentak kaget.

"Gue lebih Stress Sya gue lebih menderita dari elu, Orang tua gua gue pergi, anak gue juga pergi karna lo, dan setelah itu apa? Bonyok lo malah ngelaporin gue ke polisi atas tuduhan pelecehan seksual padahal gue juga di jebak, dan lo taukan Sya gue di bebasin karna gue mau tanggung jawab atas itu semua, gue juga gak mau ninggalin lo dalam kondisi terpuruk gitu aja, oke gue serahin semua perusahaan bonyok gue ke kedua orang tua lo tapi apa hah? Mereka malah misahin kita dan lo langsung di bawa ke Singapura jadi siapa yang salah Sya?!".

"Semenjak itu gue bukan cuman ngerasa bersalah sama lo aja melainkan sama Lara juga,  gue ngejauh dari Lara karna gue ngerasa sakit setiap liat tatapan dia, gue tau dia tulus sama gue tapi gue tepis perasaan gue karna gue mikirin lo, gue udah berjanji sama diri gue sendiri buat bahagiain lo, dan pas lo pulang gue ngejar lo gue pengen mulai semuanya dari awal lagi, gue lupain status sepupu kita tapi apa? Lo gak pernah ngehargain perjuangan gue, malah lo manfaatin rasa bersalah gue itu buat obsesi lo sama Albar doang!".

Tetangga,it's Mine!(NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang