TIM 32

331 2 0
                                    

Cuman mau ngasih tau kalau Albar dan Alia belom selesai sampai disini  doang gaes :)

_______

Sepulang sekolah, Albar langsung menuju ke rumah sakit untuk menemani Alia sedangkan teman-teman yang lainnya akan menyusul nanti. Kondisi gadis itu selama 5 harian sudah membaik dan terbangun dari komanya di hari ke 3.

"Ceklek!!".

Albar perlahan membuka pintu dimana kekasihnya itu di rawat dan tersenyum ketika mendapati Alia kini tengah duduk di ranjangnya bersama seorang Dokter dan seorang perawat yang tampak memeriksa keadaannya.

Disana juga ada kedua orang tua Alia, dan Deon yang baru saja keluar dari toilet lalu menghampiri Albar.

"Masuk Bar!".

Alia menoleh dan menemukan Albar disana tengah melangkah mendekatinya sembari membawa beberapa sebuah kantong plastik besar, entah apa yang ada di dalam kantong plastik tersebut Alia juga tidak tau.

"Gimana kondisi anak saya Dok?", Tanya Ayah Alia pada Dokter yang memeriksa anaknya barusan.

"Kondisi anak Anda sudah sedikit membaik dari sebelumnya, tapi ada beberapa luka yang belum kering dan sensitif jadi masih membutuhkan perawatan ekstra di area tersebut!", Jawab seorang Dokter perempuan yang memeriksa Alia.

"Kami akan memberikan beberapa obat untuk mempercepat proses pengeringan luka itu dan memberikannya obat luar juga agar luka itu tidak meninggalkan bekas!", Lanjutnya membuat semua orang yang ada di sana mengangguk, bersyukur luka yang Alia miliki saat itu bisa di tangani dengan cepat.

"Nanti perawat akan membawa obatnya kesini, saya permisi dulu!".

"Terima kasih Dokter!", Dokter tersebut mengangguk dan tersenyum ramah sebelum pamit meninggalkan ruangan Alia untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Aduh Dek, kamu tuh buat Bunda khawatir tau gak? untung aja kamu selamat makanya kalau ada apa-apa tuh hati-hati, kalo mau kemana-mana jangan sendirian, jangan punya pacar doang tapi perginya tetep sendirian ya gak Bar?", Omel sang Bunda dari Alia membuat yang lainnya terkekeh sedangkan Alia sendiri berdecak kesal, lagi sakit bukannya di manjain malah di omelin.

"Om, Tante!, Maafin Albar ya karna Albar udah lalai ngejaga Alia waktu itu!", Ujar Albar meminta maaf penuh penyesalan pada kedua orang tua Alia, Albar masih menyalahkan dirinya sendiri atas penculikan Alia sewaktu itu.

"Ck', apasih kamu Bar. Itu bukan salah kamu kok emang si Alianya aja yang bandel!".

"Ih apasih Bund, kok jadi aku sih! Kan aku korban!", Jawab Alia tak terima, enak saja Bundanya ini berbicara.

Sang Ayah dari Alia, Deon, serta Albar sendiri hanya bisa terkekeh kecil melihat perdebatan antara Ibu dan Anak tersebut. Itu tampak lucu di mata mereka.

"Udahlah Deon capek liat Bunda sama sama Alia berantem muluk mending Deon keluar nyari angin enggap disini!", Ujar Deon dengan kurang ajarnya melangkah keluar ruang rawat Alia.

Kedua oeang tua Alia juga tampaknya memilih untuk keluar guna mencari ketenangan hingga di sana hanya menyisakan Alia dan Albar saja yang saling terdiam untuk beberapa saat.

"Syasya sama Rion gimana?", Tanya Alia memecah keheningan diantara keduanya.

Albar menghela nafasnya sejenak sebelum akhirnya ia memilih duduk di sisi ranjang yang kosong sembari mengenggam tangan Alia erat.

"Jangan kenapa-napa lagi ya, Zena udah pergi dari hidup aku Al. Maka itu aku juga gak mau kamu pergi!", Ujar Albar tanpa menjawab pertanyaan Alia.

Jawaban itu entah mengapa terdengar sangat menyakitkan di telingga Alia, nyatanya hingga saat ini Albar masih terus mengingat nama Zena membuat Alia lagi-lagi berpikir apakah pria tersebut belum bisa melupakan Zena untuk sepenuhnya?.

Tetangga,it's Mine!(NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang