"Hai gue boleh gabung gak nih?!" Seorang murid laki-laki tampak mendekati meja Alia dan Lisa, laki-laki itu adalah Alex si murid baru yang tak sengaja menabrak Alia beberapa hari lalu, dia pindahan dari luar negri dan jelas saja wajahnya sangat kebulean dan menjadi incaran baru bagi kaum hawa di sekolahnya.
"Boleh kok Lex " Alia menatap Lisa dan Alex bergantian, melihat reaksi Alex dan Lisa tampaknya sudah tidak ada rasa canggung lagi membuat ada kecurigaan sendiri pada dirinya terhadap sahabatnya itu.
"Loh kalian udah saling kenal?".
"Dia sekelas sama gue", jawab Lisa tak acuh.
"Hai Alia, kita meet lagi nih hehe!", Alia hanya membalas sapaan Alex dengan seulas senyum manisnya.
Namun kemudian perhatiannya teralihkan akibat suasana kantin yang tiba-tiba ricuh karna rombongan most wanted sekolah itu muncul. Ya siapa lagi jika tidak Albar dkk yang kini disanapun juga ada Syasya yang bergelayut manja pada lengan Albar, namun tak tau kenapa Alia malah risih melihat hal itu ia lebih memilih untuk melanjutkan makanannya bersama Alex, dan Lisa.
"Eh itu si Albar sama siapa?"
"Eh itu adkel ya?"
"Ngak cocok ding"
"Kecentilan banget sih jdi adkel"
"Apalah dayaku yang buriq"
"Kasian banget ya jdi Alia korban php dung"
Alia berdecak kesal mendengar perkataan terakhir itu, kenapa namanya harus dikait-kaitkan dengan Albar. Apakah mereka buta? Sudah jelas-jelas ia dan Albar setiap hari kerjaanya hanya bertengkar, tidak ada yang romantis dari mereka berdua lantas apa yang membuat mereka menganggap bahwa dirinya adalah pacar Albar?.
"Apasih bawa-bawa nama gue!".
"Ciiieeee ada yang panas, mukanya aja merah kek pantat jigong!", Ledek Lisa membuat Alia cemberut dan Alex hanya terkekeh pelan melihat kedua gadis itu.
"Apasih lo?, Gue cuman gak suka nama gue dikait-kaitin sama tu si tetangga gak ada akhlak kek dia!", Jawab Alia tak mau kalah.
"Hilih, cemburu bilang bos!".
"Emang dia siapa sih?, Kok Alia sinisin dia banget hahaha!", Kali ini Alex yang berbuka suara setelah diam saja sendari tadi.
"Entar gue ceritain di kelas!" Bisik Lisa membuat Alex mengacungkan jempolnya lalu terkekeh.
Alia sendiri tampak masih berdecak, namun ia memilih untuk tidak perduli dan melanjutkan acara makannya.
Albar menghela nafas risih karna sendari tadi Syasya betah saja menempel pada dirinya, ia juga tidak enak hati pada Rasya jika menegur Syasya terang-terangan tapi gadis ini lihatlah, sudah lengket seperti perangko dan sangat-sangat membuat Albar jengah.
Kemudian tatapannya menelusuri seluruh kantin hingga tak sengaja menangkap Alia yang sedang makan dengan tenang. Namun ada yang berbeda, terlihat satu pria yang asing bagi Albar dan sialnya pria itu malah lebih tampan darinya. Oh itu tidak bisa, tidak boleh ada yang menyaingi ketampanan seorang Albaro Aditya Radja, lihat saja. Albar yakini nasib pria itu akan sama seperti Aldi jika dia berusaha dekat-dekat dengan Alia, ia tidak akan pernah mau musuhnya itu mendapat tameng baru.
"Kalian mau pesan apa?", Tanya Albar mencari alasan untuk lepas dari Syasya.
"Gue es teh manis semanis Syasya sama batagor, siomay, bakso, cilok, jus alpukat satu terus semua elo yang bayarin ya boss!" Ujar Bima tak berdosa malah menampilkan cengiran khasnya.
"Dasar tidak tau diri kau!", Kesal Albar.
"Etdah tu perut atau Bank Indonesia?" Sindir Haniv.
"Ya udah kalo gitu gue samain aja dengan Bima bos!" Sambungnya mendapat jitakan dari Bima dan Albar sekaligus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga,it's Mine!(NEW VERSION)
Romantizm#adurayu (1) 14022020 #albar (2) 21032021 Alia dan Zena adalah dua perempuan yang Albar cintai. Iya, dia sama sekali tidak bisa memilih satu diantaranya sehingga itulah yang menyebabkan hubungan persahabatan Zena, dan juga Alia jadi hancur lalu bera...