TIM 34

74 2 0
                                    

"Al, Papa mau ngomong sebentar sama kamu!", Ujar Papanya Alia membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya yang sedang mode asyik menyantap makan malam dan kini fokusnya beralih menatap sang Papa seolah menunggu apa yang selanjutnya akan pria parubaya itu katakan?.

"Kenapa Pa?", Tanya Alia.

Sang Papa menatap Istrinya sebentar sebelum akhirnya menghembuskan nafas kasarnya.

"Setelah kamu lulus sekolah nanti, kita akan langsung pindah ke Jerman!".

"APA!!", Alia shock hampir saja tersedak makanannya.

"Kok tetiba sih Pa?", Tanya Alia tak percaya.

"Iya, kamu juga baru sembuh makanya Papa baru bilang!".

"Iya, Papa bakal pindah kerja disana Nak. Mama juga harus ikut supaya Papa kamu gak selingkuh nantinya disana, Abang kamu bakal nyusul kita setelah kuliahnya selesai!", Jelas Sang Mama membuat Alia terdiam. Entahlah apa yang saat ini ia rasakan ia juga tidak bisa menjelaskannya. Hal yang pertama yang ia pikirkan atas kepindahan mendadak keluarganya ini adalah Albar, bagaimana bisa dirinya jauh dari Albar? Bisakah nanti keduanya menjalani hubungan jarak jauh? Entah kenapa Alia masih belum terlalu percaya pada Albar atau ini hanya ketakutannya semata? Huh!! Alia juga binggung.

"Al!".

Alia tersentak mendapati kini kelas sudah sepi dan hanya ada Albar yang duduk si bangku sampingnya sembari menatap Alia dengan raut wajah penuh keheranan.

"Loh yang lain mana?", Tanya Alia linglung.

"Aduh sayang sama kamu gak denger bel pulang sekolah sih? Yang lainnya udah pulang makanya aku jemput kamu disini!", Ujar Albar yang masih sempet tebar pesona malah membuat mata Alia perih, gak nahan coy:).

"Kamu kenapa kok dari tadi melamun? Ada masalah?", Tanya Albar hanya di gelenggi oleh gadis itu.

"Peluk!", Ujar Alia manja membuat Albar terkekeh, tidak biasanya gadis barbar ini bersikap manja terhadapnya.

"Sini!", Albar merentangkan tangannya lalu langsung disambut oleh gadis itu dengan senang. Alia memeluknya sangat erat seolah tak ingin Albar kemana-mana dan hal itu membuat Albar mengeryit binggung, sebenarnya ada apa sih dengan Alia hari ini.

"Kamu kenapa sih Al?", Tanya Albar lagi dan Alia tetap menggeleng.

"Pengen peluk aja!", Jawab Alia melepaskan pelukannya. "Ayok pulang!".

Albar mengangguk dan mereka segera bangkit melangkah menuju keluar kelas yang sudah sangat sepi.

Albar masih kebingungan kenapa Alia hari ini tampak murung, bahkan saat dirinya sudah melajukan mobil Alia tetap diam saja sembari melihat keluar jendela mobil seolah tak ingin menatap dirinya membuat Albar tak tahan iapun segera membuka suara untuk mencairkan suasana.

"Al!".

"Hm?", Jawab Alia tanpa menoleh.

"Seminggu lagi kita ujian nih, belajar bareng yuk!", Ajak Albar kalian pasti binggung mengapa orang macam Albar mau belajar bukan? Jelas saja itu hanya akal-akalan Albar untuk berduaan sama Alia saja, jangan percaya mulut Albar.

Sementara itu Alia tersentak saat menyadari bahwa seminggu lagi ternyata akan ujian. Itu berarti waktu Alia tak banyak disini, ia makin risau haruskah dirinya mengatakan soal kepindahannya ke Jerman pada Albar?.

"Al!".

"Bar!".

Panggil mereka berbarengan membuat keadaan hening seketika.

Tetangga,it's Mine!(NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang