Syasya melangkah mendekat ke arah Albar dkk yang tengah berkumpul di tepi lapangan basket, hari ini kelasnya sedang ada praktek olahraga dengan materi basket dan meminta agar Albar dkk menyemangatinya.
"SEMANGAT SYASYA!", Teriak Bima dengan semangat 45 membuat orang di sekitaran sana memperhatikannya.
"Ye monyet kagak tau malu hahaha", ledek Haniv di balas sentilan maut dari Bima di dahi Haniv, siapa tau dengan itu otak Haniv bisa waras lagi, pikir Bima tanpa menyadari kelakuannya yang kadang lebih gila lagi.
"Kak Albar gak nyemangatin aku?", Tanya Syasya hanya di balas senyuman singkat oleh Albar membuat Syasya tersenyum miris.
"Ya udah Syasya praktek dulu ya", pamitnya pada yang lain.
"SEMANGAT SYASYA A' HANIV TEH SALALU MENDUKUNG".
"JANGAN PERCAYA SYA, MUSYRIK", balas Bima membuat Haniv berdecak.
"Diem!", Tegur Rasya pada sahabatnya itu. Namum memang dasarnya Bima itu manusia kadal eh maksudnya kebal ia malah terus berteriak memancing kemarahan Albar, Haniv dan juga Rasya.
"AYO SYASYA SEMANGAT!!"
"Woi anjing diem kagak lo? Malu sama umur!"
"AYO SYASYA SEMANGAT-HEI SEMANGAT!", Bima menari layaknya seorang pemandu sorak membuat beberapa siswa tertawa melihat tingkahnya itu sedangkan ketiga sahabatnya yang menanggung malu.
"Diem Bim!"
"BODOH AMAT GAK DENGER, BANG RASYA DINGIN POKOKNYA SYASYA SEMANGAT AJA"
"Eh Babi di----"
"Brukkk--"
Umpatan Albar terhenti kala ia melihat gerombolan anak yang ikut olahraga tadi tampak mengerumini sesuatu di tepi lapangan basket entah apa itu Albar juga tak bisa melihat jelas.
"Lah Syasya, saking semangatnya sampe kena Tetangga lu Bar".
Seketika mata Albar terbelalak kaget, ia tau betul siapa yang di maksud oleh Bima, lantas tanpa pikir kakinyapun langsung berlari menembus kerumunan itu diikuti yang lainnya.
"AL!!"
Albar melihat Alia terbaring disana dan tampak kesakitan, masalahnya bukan hanya terkena bola basket saja tapi juga kini asma Alia kambuh karna mungkin banyak yang mengerumininya. Tampak disana Alex yang beranjak ingin mengendong Alia langsung di salip oleh Albar.
"Biar gue aja", ujar Albar membuat Alex mengangguk.
"SEMUANYA MINGGIR"
Yang lain memberi jalan untuk Albar membawa Alia ke UKS, Alia tampak sangat kesakitan dan melirih pada Albar membuatnya semakin panik.
"A-Albar...sa-sakit..."
Albar menatap Alia lalu mempercepat langkahnya, "Iya Al tahan ya nanti juga sembuh kalo udah di obatin"
Sesampainya disana, Albar langsung membaringkan Alia dengan hati-hati lalu memanggil Dokter yang bertugas agar segera di tindaki.
"Dok tolong temen saya, asmanya kambuh", Dokter langsung bertindak lalu menyuruh Albar untuk keluar sebentar.
Dia luar ternyata sahabatnya dan Alia sudah menunggu disana. "Gimana Bar?" Tanya Lisa.
"Masih diperiksa"
Tak lama Dokterpun tampak keluar mengalihkan perhatian mereka.
"Gimana Dok?" Tanya Albar.
"Dia mungkin terlalu Shock jadi panik dan itu yang membuat asmanya kambuh, detak jantungnya juga sempat menurun jadi saya minta kalian bawa dia ke Rumah Sakit aja biar bisa di rawat inap".
Albar mengangguk lalu berterima kasih pada Dokter itu. "Ya udah saya bawa dia sekarang ya Dok!"
Dokter itu mengangguk setuju, "Ya sudah saya buatkan surat medisnya dulu", ujar Dokter tersebut undur diri.
Syasya yang mendengar hal itu sudah pasti ia tak ikhlas dan langsung memeluk lengan Albar, dan entah mengapa hal itu membuat Lisa berdecak dan menatap tajam ke arah Syasya, ia merasa kalau tadi Syasya memang sengaja untuk melempar bola itu pada Alia.
"Hubungin keluarganya aja kak, biar enak di urus jadi kakak gak perlu repot-repot kesana nanti malah kakak di salahin keluarganya" ujar Syasya lembut membuat Rasya menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Gak bisa Sya gue harus urus dia!"
"Tapi kak, Kak--"
"Sya!!" Albar menatap tajam ke arah Syasya membuat Syasya tertegun.
"Lepas!", Titah Albar tegas membuat Syasya terpaksa melepaskan tangannya dari lengan Albar.
Albar langsung masuk UKS meninggalkan yang lainnya untuk melihat Alia. Lalu setelah Albar pergi Lisa langsung berdecak pada Syasya sembari menggelengkan kepala.
"Ganjen banget orang gak suka kok dikejar", tentunya hal tersebut membuat Syasya tersinggung dan langsung membalas ucapan Lisa.
"Maksud kakak apa ngomong kaya gitu?"
"Lah kesinggung, emang gue ada nyebut nama lo orang gue lagi nyinggung Bima kok", Bima yang namanya di bawa langsung menatap Lisa.
"Lah jablay napa lu bawa nama gua?"
"Diem lo!!"
"Iya udah gue diem tapi jangan nyolot juga Lis!", Kesal Bima dengan wajah cemberutnya.
"Denger ya kak, aku gak kenal sama kakak jadi kakak jangan sok ngurusin hidup aku. Mau aku suka sama siapa aja termasuk kak Albar itu hak aku, dan juga udah sepantasnya aku berjuang" ujar Syasya.
"Berjuang gak dengan nyakitin orang lain bego!!"
"Maksud kakak apa? Aku gak nyakitin siapa-siapa!"
"Halah!! Jangan sok gak lugu gitu deh jijik gue liatnya!!. Gue tau kok lo itu sengaja lempar bolanya ke Alia IYAKAN? LEMPARAN LO ITU KUAT SYA SAMPE PENYAKIT ALIA KAMBUH ITU GEGARA LO!!" Lisa emosi dan menunjuk wajah Syasya membuat Syasya tak terima.
"Jangan nuduh sembarangan kak, Aku tadi gak sengaja lagian aku gak tau kalau kak Alia itu penyakitan jadi bukan salah aku dong!"
"APA LU BILANG ALIA PENYAKITAN!!", Jelas saja Lisa tak terima sahabatnya di bilang seperti itu apalagi dengan adik kelasnya.
"Emang iyakan, buktinya tadi kena bola aja sampe kek gini".
"ANJING LO AWAS YA LU!"
Tangan Lisa melayang di udara siap untuk melayangkan tamparan ke pipi Syasya tapi justru Bima bergerak menghadangnya dan tamparan itu malah mengenai wajah pria tersebut.
"Anjing muka gue!", Ringgis Bima malah membuat Haniv tergelak tanpa tahu situasi.
"HUAHAHAHA, Muka lo Bim kek nahan boker!", Ledek Haniv.
"Elo ngapain sih ngehalangin gue!", Kesal Lisa.
"Heh bangsat lo yang nampar lo yang marah!", Dengus Bima.
"Abisnya gue mau ngasih pelajaran sama tuh adkel ganjen salah lo sendiri ngehalangin!"
Bima berdecak lalu menarik Lisa ke dalam UKS. "Pkoknya lo harus obatin gue!".
"HEH BANGSAT LEPASIN GUE!"
"BODOAMAT LIS!"
Alex dan Haniv yang ditinggal hanya bisa melonggo melihat kedua insan itu, "Terus kita kudu nyapain nih?" Tanya Haniv.
"Ngumpulin semut betina", jawab Alex ngasal membuat Haniv menarik lengan Alex.
"Ya udah ayok!"
Alex melotot dan langsung menghempas tangan Haniv dengan kesal.
"Gila lo aja sendiri!"
"Lah anak manusia, barusan elo yang ngajak gue wahai beban keluarga!"
_____
JANGAN LUPA VOMEN YA GAIS
Albar : "ayo share ke temen-temen kalian ini cerita nanti Albar peluk jauh deh🥰"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga,it's Mine!(NEW VERSION)
Romance#adurayu (1) 14022020 #albar (2) 21032021 Alia dan Zena adalah dua perempuan yang Albar cintai. Iya, dia sama sekali tidak bisa memilih satu diantaranya sehingga itulah yang menyebabkan hubungan persahabatan Zena, dan juga Alia jadi hancur lalu bera...