TCyber-X
Oceans
Albar dkk menghentikan laju motornya tak jauh dari pekarangan markas TCyber-X, mereka berdecak ketika melihat bahwa markas mereka kini sudah dikepung oleh anak-anak Oceans Rider yang jumlahnya tak main-main itu.
"Anjim, mereka dateng lebih cepet ternyata", decak Bima.
"Jadi gemana rencana lo Bos?".
Albar tampak menyusuri pandangan di sekitarnya untuk mencari celah melancarkan rencana yang telah ia buat.
"Bim, lo sama Haniv masuk ke markas lewat sisi kanan belakang, biar gue sama Rasya yang ngalihin perhatian mereka. Hati-hati jangan sampai ketahuan", Titah Albar membuat ketiga temannya mengangguk mengerti.
"Siap Bos!".
Keempat pemuda itupun langsung menjalankan motornya sesuai rencana, Haniv dan Bima akan masuk lewat Sisi Kanan belakang, sedangkan Rasya bersama Albar akan maju menghadapi Oceans Rider sebagai pengalih perhatian.
"WOI!".
Sontak teriakkan Albar membuat para anggota Oceans menoleh dan menyeringai menatap mereka berdua.
"MANA KETUA LO HAH?, JANGAN JADI PENGECUT YANG CUMAN BISA SEMBUNYI DOANG, MULUT LO AJA GEDE NYALI LO NYAHO!", Teriak salah satu anggota Oceans uang memperlihatkan wajah sangarnya.
Albar menatapnya sejenak lalu memberikan senyuman mengejek pada anggota lawan mereka itu.
"Harusnya gue yang nanya ketua lo mana?, Lo pada napa sih hah? Punya masalah hidup apa lo sampe-sampe nyari gara-gara sama kita, pansos lo?".
"HALAH BACOT LO, UDAHLAH GAES HAJAR AJA".
"TUNGGU!!".
Tinjuan salah satu pemuda anggota Oceans tersebut tertahan di langit-langit, Albar dan Rasya menoleh ke sumber suara, memperlihatkan seorang Laki-laki yang membuka helmnya lalu menyeringai ke arah mereka berdua. Ialah Raditya Argasetya yang tak lain adalah pemimpin dari Oceans Rider.
"Gue disini!".
"Sekarang mana ketua lo yang pengecut itu?".
"Cih, siapa yang pengecut?", Ujar Rasya mengejek.
"Halah, udahlah gue gak mau banyak bacot lagi mending sekarang lo panggil ketua lo itu hadapin gue", ujar Radit jenggah.
Albar menyeringai mendengar hal tersebut, tak tau saja Radit bahwa ia dan yang lainnya telah menyusun sebuah rencana "Kalo gue gak bakal manggil dia gimana?".
"BANGSAT!!".
"Bugh!!".
_____
"Udahlah kalian pulang sama gue aja ya", tawar Alex pada Alia, dan Lisa, mana mungkin dia sebagai laki-laki membiarkan kedua wanita itu menunggu angkutan umum disana, sekolah juga sudah sepi dan jam segini jarang sekali ada angkutan umum yang lewat di sekitaran sekolah mereka.
"Ya udahlah ayo Al, ketimbang kita naek angkot belom tentu ada", ujar Lisa disetujui oleh Alia.
"Ya udahlah ayok!", Alex mempersilahkan kedua gadis itu masuk ke dalam mobilnya, lalu setelah di rasa siap Alexpun melaju dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan yang tampak sepi itu.
"Gue tuh kesel banget sama Bima anjier!!, Dia yang maksa gue supaya gue berangkat sekolah bareng dia eh dianya malah ninggalin gue pas pulang, kagak bertanggung jawab amatkan?!", Omel Lisa melampiaskan rasa kesalnya terhadap Bima. Ya walaupun kena amarahnya tersebut adalah Alia dan Alex, Bimamah mungkin belakangan.
"Ciiieee Lisa mau banget di tanggung jawabin", ledek Alex membuat Lisa berdecak kesal, bisa-bisanya Alex malah menggodanya disaat ia sedang serius seperti sekarang.
"Anjier lo Lex!".
Alex terkekeh di kursi kemudianya, kemudian ia mengalihkan perhatiannya pada Alia yang berada di sampingnya. Gadis itu tiba-tiba tampak murung dan tak bersemangat, entah apa yang terjadi padanya.
"Lo kenapa Al?, Kok tetiba murung, lo laper?, Pengen makan dulu?", Tanya Alex dibalas gelengan kepala oleh Alia.
"Gak kok gue gak papa!", Jawab gadis itu lesu membuat tatapan Lisa memincing ke arahnya.
"Halah paling juga ngekhawatirin si Albar, musuh bebuyutan katanya eh katanya doang!", Sindir Lisa membuat Alia berdecak.
"Gue udah bilang gue kagak apa-apa Lis!", Elaknya.
"Hilih muka lo kagak bisa boong Maesaroh!".
Alex hanya terdiam sembari menggelengkan kepalanya mendengar perdebatan dua kedua perempuan itu, ya keduanya memang sering memperdebatkan perihal musuh dan cinta hanya itu saja seperti saat inilah contohnya, "Emangnya, lo udah mulai suka sama Albar Al?", Tanya Alex membuat Alia gelagapan.
"E-enggak, yekali gue suka sama Albar, idih enggaklah kita sekarang emang damai tapi gue gak sukalah sama dia".
"Hilih gak suka ngakunya tapi entar pas di tembak pasti di terima gue yakin tuh", nah iya masalah mengompor-ngompori Lisa memang juaranya.
"Ck' apaan sih lo Lis!".
Alex lagi-lagi dibuat terkekeh oleh kedua perempuan itu, kini tangannya terulur untuk mengacak rambut Alia yang yang semula masih tertata rapi itu, "Rumit-rumit!".
Lisa ikut menertawakan sahabatnya, ia tau bahwasanya Albar, dan Alia itu saling suka hanya saja biasalah gengsi, ia terus terbahak melihat wajah merona Alia sebelum akhirnya deringan ponsel milik Lisa berbunyi membuat fokus mereka bertiga teralihkan.
"Eh si Bima gaes!".
"Eh angkat woi siapa tau penting!", Ujar Alia di turuti oleh Lisa, gadis itu segera menerima panggilannya karna ya memang takut+takut ada yang penting karna mereka juga tau bahwa saat ini Albar dkk itu sedang tawuran entah dimana.
"Hallo!!".
"...."
"WHATS KALIAN KENAPA? BEBEB RASYA GUE KAGAK PAPAKAN?", Alex dan Alia saling tatapan penasaran apa yang Bima dan Lisa bicarakan.
"....."
"Yaudah kita kesana sekarang".
"Tuuuttt!!".
"Kenapa?", Tanya Alia.
"Kita ke rumah sakit sekarang".
Alex mengeryit binggung, "Ngapain?".
"Albar dkk ada disana", jawab Lisa membuat Alia melotot. Apa yang terjadi dengan Albar gaes?
"APA!!".
______
Sorry gaes chaper ini sebenarnya masih panjang tapi author up sampe sini aja dulu karna author emang lgi sok sibuk banget, canda, maksudnya sibuk banget jadi mohon maaf kalo buat kalian gak nyaman nanti author perbaiki lagi makanya jangan lupa pantengin ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga,it's Mine!(NEW VERSION)
Romance#adurayu (1) 14022020 #albar (2) 21032021 Alia dan Zena adalah dua perempuan yang Albar cintai. Iya, dia sama sekali tidak bisa memilih satu diantaranya sehingga itulah yang menyebabkan hubungan persahabatan Zena, dan juga Alia jadi hancur lalu bera...