Bel istirahat pertama telah berbunyi membuat Alia langsung saja membereskan buku-bukunya lalu bergegas keluar kelas dengan terburu-buru. Pasalnya wanita itu tengah kebelet sejak tadi, mau permisi tapi tanggung juga pelajarannya udah mau habis.
Diluar kelas sudah ada Lisa sendirian yang menunggu disana tak seperti biasanya, kali ini Alex tak ikut hadir bersama mereka dikarnakan pria itu sedang ada urusan keluarga katanya.
"Lah buru-buru amat neng mau kemana?", Tanya Lisa heran melihat Alia yang wajahnya tampak sedang menahan sesuatu, yang ada di hatiku sesuatu juga ada dalam benakku.
"Toilet, ayok temenin gue", oh pantas saja terlihat terburu-buru pikir Lisa dan gadis itupun ikut menemani sahabatnya untuk segera ke toilet menuntaskan urusannya.
"Ahh lega", ujar Alia menghela nafas leganya setelah beberapa saat ia keluar toilet menghampiri Lisa yang setia menunggu disana sembari memainkan ponselnya.
"Yaidah yuks langsung ke kantin, Albar sama yang lain udah nungguin katanya", ajak Lisa membuat Alia mengangguk dan kedua gadis itupun langsung melangkah menuju kantin. Namun di tengah perjalanan mereka ada seseorang yang menghalangi jalan yang ternyata itu adalah Syasya, wah gadis ini lama tidak terlihat entah kemana.
"Ngapain lo?", Sewot Alia melihat Syasya yang tampak sinis menatapnya.
"Gue cuman mau lo jauhin Albar, Al", wah anak ini semakin kurang ajar ya, bahkan sekarang saja gaya bicaranya beda dengan yang dulu tidak ada sopan-sopannya terhadap kakak kelas, padahal Alia juga tidak mau mencari masalah dengannya.
"Syasya dengerin ya, gue gak mau nyari masalah sama lo. Kalo soal Albar lo gak bisa maksain hati seseorang Sya, dan lo juga gak berhak buat ngatur-ngatur gue mau deket sama siapa aja itu hak gue", ujar Alia.
"Tau tuh, eh denger ya Adkel!! Kalo Albar itu gak suka sama lo, lo masih bisa nyari yang lain yang modelannya sama kek Albar gak harus milik orang lain yang lo rebut", lanjut Lisa menimpali malah membuat Syasya marah, tak terima dikatakan seperti itu.
"Pilihan ada di tangan lo Al, lo jauhin Albar atau lo celaka", ujar Syasya sebelum gadis itu akhirnya pergi meninggalkan Alia dan juga Lisa yang tampak terdiam mencerna perkataan terakhir Syasya barusan.
"Anjir serem banget", ujar Alia bergidik ngeri sedangkan Lisa hanya menggeleng saja sembari memutar bola mata malasnya menganggap perkataan Syasya hanya ancaman semata.
"Udahlah jangan dipikirin, paling cuman anceman doang yang biasanya ada di sinetron-sinetron tuh udahlah, mending kita sekarang ke kantin", ajaknya menarik lengan Alia menuju kantin.
Di kantin sendiri, seperti biasa tiga sebangkai dan satu orang laki-laki yang dinginnya sudah seperti kulkas 35 pintu 24 jendela kos-kosan yang belum berisi itu sekarang sedang berbuat keributan, maksudnya hanya Albar, Bima, dan Haniv sedangkan Rasya anteng-anteng saja memakan bakso pesanannya.
"Satu kata yang sulit terucap.."
"Hingga batinku tersiksa.."
"Tuhan tolong aku jelaskan perasaanku berubah berubah jadi....."
"GELAY..."
"HOA-HOE".
"TAK BISA HATIKU MENGATAKAN GELAY..."
"KARNA GELAY TERSIRAT BUKAN TERSURAT..."
"GELAY...."
"MESKI DIRIKU TERUS BERKATA..."
"GELAY...."
"HUAHAHAHAHAH ANJIR SIA HANIV".
"Gak mau gak suka Gelay...", Ujar Haniv centil menirukan suara wanita membuat kedua sahabat gilanya terbahak sedangkan orang-orang kantin lainnya menatap horor ke arah Haniv, biasalah mereka bertiga memang laki-laki gila yang tak tau malu dan takkan memperdulikan tanggapan orang-orang tentang bagaimana diri mereka tersebut, kalo kata Albar sih "Yang penting hidup kita bahagia ketika kita jalani", jadi untuk apa mendengarkan perkataan orang lain jika itu membuat kita tidak bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga,it's Mine!(NEW VERSION)
Romance#adurayu (1) 14022020 #albar (2) 21032021 Alia dan Zena adalah dua perempuan yang Albar cintai. Iya, dia sama sekali tidak bisa memilih satu diantaranya sehingga itulah yang menyebabkan hubungan persahabatan Zena, dan juga Alia jadi hancur lalu bera...