19. Seseorang

1 0 0
                                    


Selamat membaca ^^











Gara-gara promo melejit, Zahid harus menanggung akibatnya, alfa di pelajaran pertama ditambah namanya masuk ke dalam point pelanggaran siswa.

Ini semua ulah Reen, si manusia yang gila akan diskon. Di sebrang jalan ada kios nasi kuning yang baru buka dan menjejalkan diskon beli dua gratis satu. Lantas Reen sigap mengajak kedua sahabatnya untuk sama-sama mencicipi nasi kuning tersebut. Imbasnya, karena Reen kekenyangan dan mereka bertiga dengan terpaksa memakan waktu nungguin Reen yang mulas buang air besar.

Dan berakhir baru sampai di sekolah pukul delapan lebih. Bayangkan, anak sekolah datang jam segitu. Wajarkah?

Horikoshi itu sekolah yang sangat mengutamakan tepat waktu. Tepat waktu adalah kesidiplinan yang wajib pihak sekolah terapkan agar membiasakan muridnya untuk hidup disiplin. Bagi murid yang melanggar, tentu akan mendapatkan konsekuensinya.

Zahid, Reen, dan Farel harus menanggung akibatnya. Selain namanya masuk daftar pelanggaran, sekarang mereka juga dihukum membersihkan kolam renang, perpustakaan, beserta menyapu bersih lapangan.

Kenapa pagi-pagi Zahid di tiban sial begini -_-.

"Rel, itu yang pinggir masih kotor."

"Za itu juga masih kotor gimana sih."

"Yahh lo mah kayak cewek dah ngambekan."

Dukkk

Zahid menendang ember bekas pelannya. "Nyesel gue punya temen kayak lo," tajam Zahid.

"Termasuk body shaming tuh, penghinaan namanya parah lu Za." Reen terus berceloteh tak nyambung.

"Pala lu body shaming."

Farel berdengkus malas memandang Reen yang sama sekali tidak merasa bersalah. "Reen lo jangan berisik aja deh, cepet kerjain. Panas ini."

"Iya-iya." Reen pun kembali mengelap-ngelap asal lantai kolam. Namun tiba-tiba ia teringat sesuatu. "Eh gais. "

Zahid dan Farel tak menyahuti, tetap melanjutkan kegiatannya mengelap bersih lantai kolam. Membuat Reen berdecak.

"Gue serius ini."

"Apalagi?"

"Kelompok kita besok kumpulin tugas E-book, belum buat 'kan?"

"Oh iya."

"Pulang sekolah kerjain di Coger Cafe, mau nggak?" usul Farel.

"Boleh aja."

Reen berseru girang. "Boleh, gue sekalian mau numpang wifi-an."

"Modal dong sekali-kali," celetuk Zahid.

"Selagi ada yang gratis kenapa nggak dinikmati?"

"Terserah deh." Malas berargumen, Zahid memutuskan untuk mengerjakan lagi kegiatannya. Mengambil daun-daun yang jatuh di kolam.

Sementara tanpa mereka sadari, seseorang dibalik rak sepatu tersenyum miring lalu menuliskan lokasi pertemuan mereka nanti.

Coger Cafe, 3 sore ✔️


💫💫💫















"Zahid." Geo berlari ngos-ngosan di sepanjang koridor mengejar Zahid.

Beberapa orang yang waktu itu sempat menonton pertengkaran mereka di kelas, sengaja menyindir.

"Cie udah baikan."

End Mission (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang