Kayak habis ada gempa bumi.
Tapi yang roboh cuma rumah Zahid.
Serpihan kaca berserakan dimana-mana bahkan sampai ke kasur. Juga ada batu besar yang terletak ditengah-tengah kasur, Zahid tuh abis main apa sih?
Sekarang sudah satu jam Geo di ruang kamar Zahid, tapi cuma pongo-pongo saja bingung berbuat apa. Zahid juga belum bergerak sama sekali dari duduknya, ekspresi wajahnya nampak kosong, diajak bicara juga diam saja. Geo yakin ini ada yang nggak beres.
"Za ayo turun dulu." Geo menarik lengan Zahid paksa.
"Jangan bikin gue sedih ah." Saking takutnya Geo sampai memeluk Zahid.
DRRTDRRRRT
Ini orang tua kenapa bawel banget??
Hp Geo berdering kesekian kalinya. Panggilan dari Papah yang akan menggerutu karena wujud Geo di kamar berubah jadi guling.
"Dari siapa?" Akhirnya suara parau Zahid bertanya.
"Papah," jawab Geo melirik cemas jarum jam yang semakin mendekati pukul 00.00
"Tadi gue ke sini gak izin dulu."
Setelah lama menunggu akhirnya Zahid bangkit. "Ya udah ayo."
"Ke?"
"Gue nginep rumah lo," ucapnya santai.
"Hah apaan??"
Tak menjawab lagi Zahid mengambil Hoodie nya yang tersangkut di pintu lalu mengenakannya. "Ayo."
"Ini gimana?" Tunjuk Geo ke keadaan kamar Zahid.
"Biarin."
💫💫💫
Ekspetasi Geo salah.
Geo kira Papah sudah tertidur saat mengetahui Geo akan pulang. Nyatanya sekarang Papah berada di pintu belakang macam scurity yang bertugas malam.
Sekarang Geo bingung, mau maju atau menetap di semak-semak hingga pagi. Ini juga Zahid dari tadi diam saja kayak orang kemasukan.
"Za bantuin dong!" sentak Geo menyenggol lengan Zahid.
"Bantuin apa?"
"Ngomong sama Papah, ini semuakan salah lo!"
"Ehmm." Tau-tau suara Papah sudah di belakang.
Tamatlah riwayatmu Geo.
Geo membalikkan badan sambil cengengesan. Tapi saat melihat raut tak bersahabat dari wajah Papah, nyalinya untuk bercanda menciut.
"Eh ganteng."
"Nggak suka lho Ge, kamu anak perempuan keluyuran sampai jam segini??"
Mendengar penuturan Papah yang marah, jantung Geo memberi reaksi cepat deg-degan. "Itu, Geo tuh____"
"Kamu juga Zahid? Pantes nggak perempuan keluyuran malem-malem?!"
Tidak ada ketakutan dari wajah Zahid, ekspresinya menyedihkan membuat Geo nggak tega kalau dia juga ikut kena marah Papah.
"Udah sana Za, langsung masuk kamar aja," suruh Geo sukses membuat Papah melotot. Sedangkan Zahid tanpa permisi langsung nyelonong ke kamar Geo yang letaknya persis di pintu belakang.
"Kamu___"
"Zahid tuh lagi ada masalah tau, Pah."
"Masalah?" Kemarahan Papah perlahan sirna.
KAMU SEDANG MEMBACA
End Mission (END)
Teen FictionLewat pertemuan di kelas multimedia, Zahid dan Geo berhasil membuktikan bersahabat lawan jenis tanpa melibatkan perasaan bisa terjalin langgeng. Juga lewat misi dari seseorang untuk menyelamatkan masa depan mereka keduanya jadi semakin akrab melewat...