11. Teori Yasera

3 1 0
                                    



Hai^^
Hari ini bisa update lagi hehe.

Selamat membaca teman-teman ( ╹▽╹ )











"Pemalas, nengok napa." Zahid merengek  pada Geo yang tak kunjung nengok, ia lebih asyik menikmati soto ayam dibanding meladeni Zahid.

Merasa tidak dihargai, Zahid menggeser mangkuk soto milik Geo dan tanpa perasaan langsung memakannya. Membuat Geo berdecak geram.

"Za, sehari jangan rese dong!"

"Lo tau adab 'kan? Kalo orang ngajak ngomong itu kudu di apa??" tanya Zahid menyendok kuah sotonya muncrat-muncrat, membuat selera nafsu Geo hilang seketika.

"Apa sih yang mau lo omongin??"

"Gue penasaran."

Geo melengos membuang napasnya. "Ambis, lo tuh terlalu mempersulit. Simpelnya lo tanya langsung sama Papah, kenal nggak sama Jessie? Gitu doang kok dibikin rumit??"

Zahid menghentikan makannya. Raut wajahnya mendadak sedih. "Masalah gue lagi nggak mood sama Papah..."

"Anak laki bisa galau juga??" tanya Geo tampak terheran.

"Laki juga manusia ... Lo pikir apa emang?"

"Gajah."

"Hah?"

"Hai."

Percakapan mereka terhenti mendapati kedatang Jessie yang muncul bak jin yang baru digosok dari lampu ajaib.

"Zahid, soal kemarin lupain aja," ujarnya.

Geo menyenggol jari Zahid yang masih terkejut.

Eh.

Zahid tersadar dan menggeleng cepat. "Nggak bisa, lo udah bikin otak anteng gue berpikir. Dan sekarang lo harus tanggung jawab."

"Soal Zean itu..."

"Iya, siapa Zean yang lo maksud?" potong Zahid rasa penasaran diujung tanduk.

"Iya. Zean. Maksud gue ... Zean pacar gue di kelas dua belas. Iya," jawab Jessie kikuk.

Penjelasan Jessie barusan membuat kedua mata Zahid dan Geo membulat seperti melihat alien jelek melebihi adudu di kartun Boboiboy.

Jessie, ada yang mau pacaran sama Jessie? Serius??

"Dan untuk soal Geo..." Jessie menggantungkan kalimatnya.  Menatap Geo lekat.

Melihat tatapan itu, Geo langsung berlindung dibalik punggung Zahid. Zahid tau betul, pasti Geo masih ada rasa takut.

"Gue minta maaf..." lontarnya.

"Tanpa lo bilang, Geo udah maafin lo kok. Tenang," sahut Zahid mewakili Geo.

"Sebagai tanda maaf." Jessie mengeluarkan coklat Silverqueen dari tasnya. "Buat lo," ucapnya menyodorkan coklat itu pada Geo.

Belum sampai tangan Geo menerima coklat tersebut, tangan kiri Zahid lebih dulu mencegahnya.

"Lo takut coklatnya gue isi racun tikus ya? Tenang aja enggak kok."

"Geo udah maafin lo, coklatnya lo makan aja sama pacar lo," ketus Zahid.

"Tapi Za___"

Hushh.

Jessie menghela napas, mengambil kembali coklatnya. "Miris ya, Horikoshi sekolah bagus-bagus malah jadi sarana orang bucin."

End Mission (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang