17. Berharganya sebuah waktu

1 0 0
                                    

Hai semua ^^ selamat merayakan hari ulang tahun Indonesia yang ke 76 tahun ^^ semoga negeri kita bisa cepat sembuh yaa:((.

Aku update lagi hehe, selamat membaca (•‿•)









Sesuai perkataan Zahid, Kak Ardy beneran mengajak Geo dan Zahid liburan di kebun binatang di Jakarta. Katanya selain liburan, Kak Ardy juga aka memberikan poin-poin penting untuk misi mereka nanti. Besok, misi keduanya sudah bisa di mulai.

Mereka berangkat menggunakan mobil Kak Ardy, Kak Ardy juga mengajak teman perempuannya yang Geo pikir itu  pacarnya. Namanya Sella, umurnya hanya terpaut lima tahun sama Geo.

Selama di perjalanan, Geo dan Zahid belum saling berbicara, ya karena suasananya juga kurang mendukung. Zahid duduk di depan sama Kak Ardy, sementara Geo di jok belakang sama Sella. Jadi Geo lebih banyak mengobrol dengan Sella yang orangnya lumayan asik.

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam akhirnya mereka sampai di kebun binatang Ragunan Jakarta. Sesampainya di sana, Kak Ardy menyuruh untuk istirahat dulu. Menggelar tikar di rerumputan. Syukurnya hari ini  tidak ramai pengunjung. Jadi tempatnya luas.

Geo ingin sekali tahu, apakah Zahid sudah memaafkannya? Kemarin setelah obrolan itu, Zahid langsung ninggalin Geo tanpa jawaban.

Tikar sudah di gelar, keranjang yang penuh makanan sudah diletakkan di tengah-tengah tikar. Menandakan piknik ini dimulai.

"Geo, Zahid, ayo dimakanin," ujar Sella menyuguhi.

"Iya, nggak usah sungkan-sungkan sama kita mah," tambah Kak Ardy mencomot kue onde-onde.

Duduk bersampingan sama Zahid tanpa sepotong obrolan rasanya aneh. Mereka seperti baru pertama kali kenal. Kaku.

"Jadi tujuan gue ajak kalian tuh pengin kasih tau poin-poin penting yang akan kalian lakuin selama jalanin misi dari gue," ujar Kak Ardy membicarakan intinya.

"Kita kerjainnya satu bulan 'kan Kak?" tanya Geo memastikan.

Kak Ardy mengangguk. "Betul sekali, jadi udah tau belum mau dimulai dari siapa?"

Kini Geo dan Zahid saling tatapan.

"Ambis dulu Kak."

"Pemalas dulu deh."

"Ini yang ambis mana yang pemalas mana deh? sahut Sella bingung.

"Yang pemalas udah pasti Geo," celetuk Kak Ardy kejam.

Geo hanya tersenyum piyik. "Untung ganteng."

Mendengar pujian itu, Kak Ardy langsung meletakkan sikutnya di kepala Geo lalu tangannya mengelus-elus rambut Geo manja. "Ooo makasih, gue emang ganteng dari lahir."

Ckk. Emangnya ucapan Geo tadi terdengar sebuah pujian ya?

"Udah, jadi apalagi abis sini?" tanya Zahid kelihatan tak suka melihat tingkah Kak Ardy.

Melihat raut datar dari wajah Zahid, Kak Ardy menciut dan segera melepas tangannya dari kepala Geo sebelum kena gertakan dari Zahid.

"Mau di mulai dari siapa dulu? Lo dulu atau Geo?"

"Kayaknya mereka belum milih deh Ar, mending kalian suwit," usul Sella, diangguki oleh semuanya.

"Ya udah, cepet suwit,"

Meski masih saling diam, keduanya tetap menurut.

"Suwit."

Geo batu sementara Zahid kertas. Jadi hasilnya dimenangkan oleh Zahid.

End Mission (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang