52. Tiffany Isabell

2 0 0
                                    

Happy Reading(^^)




7 tahun kemudian

•Rumah produksi•


"CUT."

Suara instruksi dari sutradara menandakan take selesai. Kelima belas orang anggota cru langsung berseru lega. Mereka saling tos, berjabat tangan dan menumpahkan segala rasa harunya bersama. Setelah tiga bulan bergelut dengan usaha, berkelahi dengan waktu, tinggal satu langkah lagi proses produksi, hasilnya akan segera ditampilkan di YouTube.

"Lo bisa langsung berangkat, Geo pasti udah tunggu," Reen si sutradara menghampiri Zahid yang kali ini bertugas sebagai kameramen.

"Tapi belum____"

"Udah sana, nih jangan lupa," usirnya sambil menyumpalkan boneka Koro Sensei yang terbungkus cantik, akhirnya boneka akan diberikan setelah tujuh tahun dipenjara.

Zahid menerima bonekanya, senyuman hangat terbit di sudut bibirnya. "Gue berangkat," pamitnya langsung pergi.

"Mau ke tuh anak?" Rio nongol dari belakang, teman satu kuliah Reen yang kini turut bergabung di team Aza.

"Sahabatnya, yang pernah gue ceritain itu."

Lelaki berambut kribo dengan kulit gelap keturunan Papua itu manggut-manggut menatap punggung Zahid yang kian menjauh.

"Gue penasaran secakep apa Geo, sampai temen gue sebucin itu."

"Cakep banget, lo pasti kaget."

Rio menepuk bahu Reen. "Ikutin Zahid yo?"

"Ngerusak suasana aja lu."

💨💨💨





Pak Script besok kita ketemu di taman samping Horikoshi

-Geovani;)

Mata Zahid menjelajah ke berbagai sudut taman Horikoshi yang cerah. Semenjak lulus SMK jarang sekali bahkan hampir tidak pernah ia berkunjung ke sini.

Taman ini kosong, tiada satupun orang. Hanya ada suara sepoi-sepoi angin dibarengi kicauan burung yang lewat. Ke mana gadis itu? Nggak mungkin kan dia bohong??

Dari pada menerka yang tidak-tidak, Zahid memilih duduk di kursi putih bawah pohon. Lebih baik ia menunggu. Karena ia yakin, surat ini betul dari Geo.

Setelah tujuh tahun menunggu, akhirnya gadis itu mau kembali ke Jakarta dan menemuinya. Jujur saja Zahid sudah menanti lama kehadiran Geo. Akhirnya keajaiban ini tiba.

Ting !

Reen : Za, gue sama yang lain mau makan di angkringan yang baru itu. Lo nyusul  nggak papa kan?

Zahid : Iya, berangkat aja.

Reen : Salam buat Geo.

Zahid : Yoo




Zahid menaruh handphonenya di tas, sambil menyender. Sebetulnya hari ini ia lumayan kelelahan karena hampir sepuluh jam memegang kamera, namun kabar dari Geo membuatnya lebih bersemangat lagi.

Sekarang tugasnya menjadi mahasiswa sudah kelihatan puncaknya. Ia masuk jurusan broadcasting bersama Reen di universitas negeri di Jakarta. Mereka memang memilih untuk bersama karena memiliki tujuan yang sama. Sama-sama ingin membuat film terbaik.

Dulu sehabis perjanjian itu, mereka benar-benar menjalankan karyanya, membuat film bersama dibantu oleh Farel dan Yasera, dengan nama team "Aza" yang berarti Azelha Zahid. Karena ini ajakan Zahid dan Reen, dan tidak mau ribet makanya memilih nama itu saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

End Mission (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang