36. Menyapu debu masa lalu

0 0 0
                                    


Happy reading ◉‿◉

"Geo udah datang nih Za."

Zahid yang tengah menjemur beberapa pakaiannya berhenti sebentar. "Suruh masuk aja, Mah."

Tak lama Geo muncul masih memakai baju tidur serta rambutnya yang dikuncir acak-acakan, menandakan cewek ini baru bangun tidur.

Lagi Zahid tuh apa-apa mendadak, mengundang Geo ke rumahnya karena ada satu permintaan.

"Zahid gue baru bangun banget lho ini," dumel Geo terlihat jelas kekesalannya.

"Nggak baik Ge sore-sore tidur," kata Zahid sambil menyampirkan kaos basahnya di tali jemuran.

Geo melirik tak terima. "Gue tidur dari siang tau!"

"Ya udah duduk dulu," suruh Zahid. Geo menurut saja, duduk di kursi yang tersedia di belakang rumah Zahid.

"Jadi lo mau minta permintaan apa?"

"Zahid, Geo, Mamah mau keluar sebentar, kalian mau makan apa biar sekalian?" tanya Zehra sudah rapih.

"Tuh Ge mau makan apa? Martabak? Seblak? Nasi Padang? Baso? Tako___mmppps." Geo langsung menutup mulut Zahid dengan tangannya, jangan sampai Mamahnya Zahid mengira dia rakus.

"Jangan dengerin Tan, Geo nggak serakus itu tau," protesnya.

Zehra hanya terkekeh. "Serius, jadinya mau makan apa kalian?"

"Bebas aja Tante Zehra."

"Oke Tante tinggal sebentar, kalian akur-akur ya."

Zahid dan Geo memberi hormat. Setelah kepergian Zehra, Geo menyenggol lengan Zahid. "Lo mau minta tolong apa?" tanyanya tak ingin basa-basi.

Sore ini Zahid sungguh menganggu waktu istirahatnya.

Zahid duduk di samping Geo, menyandarkan tubuhnya ke tembok. "Soal Jessie."

"Oh iya gimana dia? Kalian udah ketemu kan?"

Zahid mengangguk kecil. "Sehari yang lalu dia temuin gue, tapi sekarang kita belum ketemu lagi."

Geo manggut-manggut paham situasinya. "Mungkin dia butuh waktu Za."

"Gue pengin banget dia tinggal di sini Ge,"

"Dia pasti mau Za, tapi lo harus kasih waktu dulu buat dia nenangin hatinya."

Zahid menggeleng sedih. "Kemarin Papah coba bujuk, tapi dia tetep mau tinggal sendiri."

Geo  menyender jadi ikutan bingung. "Jessie emang susah sih dibujuk, keras kepala anaknya."

Zahid langsung menengok sepenuh ke Geo, bola matanya bersinar seakan meminta sesuatu. "Makanya lo mau tolong gue kan? Bantu bujuk dia supaya mau tinggal di sini, kalian kan sesama perempuan, ya bisalah di omongin baik-baik."

Geo berpikir sesaat, sebelum akhirnya mengangguk singkat. "Oke, gue usahain."

Senyum Zahid merekah, detik berikutnya langsung memeluk Geo dengan tangan wangi deterjen. "Lo emang sahabat terbaik gue Geooo!"

Geo menghindar berusaha melepas pelukan dari Zahid. "Jangan peluk Zahid, belom mandi ishh."

💨💨💨


"Jessie?" panggil Geo siang itu di loker sekolah.

Jessie hendak membuka lokernya menoleh tanpa ekspresi.

"Bisa ngomong sebentar?"

"Gue nggak ada waktu."

"Sebentar aja, please ya?" Geo sampai menyatukan telapak tangannya sebagai bentuk permohonan.

End Mission (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang