Happy reading ❤️
Hari ini dan seterusnya Jessie akan tinggal bersama dengan keluarga Zahid. Sekarang Zahid lagi menemani Zehra membeli beberapa keperluan Jessie seperti pakaian, seprai baru, dan kepentingan lainnya. Sementara Zean lagi menjemput Jessie di rumah lamanya.
Mereka akan menjadi keluarga lengkap. Keinginan Zahid untuk memiliki Adik sekarang terwujudkan. Zahid nggak kesepian lagi.
"Mah, Jessie betul nggak papa kan tinggal sama kita? tanya Zahid di sela kemacetan. Mereka berdua mau ke pasar.
Zehra menoleh sambil tersenyum. "Jessie anak Mamah juga, sudah sepatutnya mamah jaga dia juga, Za."
"Syukurlah." Zahid menyenderkan punggungnya, tidak perlu ada yang dikhawatirkan.
"Kamu sendiri gimana?" tanya Zehra balik.
"Eh? Zahid?"
"Kamu juga nggak masalah kan satu rumah sama Jessie?"
Zahid tersenyum tipis. "Mama kan tau, dari dulu Zahid pengin punya Adik supaya nggak kesepian. Jadi Zahid senang dong pasti."
Senyum lega terukir dari bibir Zehra. Zehra menyentuh tangan Zahid. "Maaf ya Za, dulu Mamah____"
Zahid cepat menempelkan satu jari telunjuknya di bibir Zehra. "Jangan minta maaf terus, okey?"
"Iya-iya deh," ucap Zehra nurut.
Rambu lalu lintas kembali menyala hijau, mobil pun melaju kembali di jalan ibukota yang tidak terlalu padat. Dipertengahan jalan, ada satu dagangan yang menarik perhatian Zahid.
"Mah berenti."
Zehra mengerem mendadak. "Jalan raya lho ini Za."
Zahid melambai-lambaikan tangannya ke pedagang yang menjual berbagai aksesoris wanita.
Pedagang muda itu menghampiri Zahid dengan gerobak dorongnya. "Mau beli apa nih Masnya?"
Zahid menunjuk ke jejeran bando bermotif bunga sakura dengan warna pink kemudaan. "Itu bando yang motif sakura."
Masnya pun langsung memberikan itu pada Zahid. Senyum Zahid mengembang membayangkan betapa cantiknya seseorang yang akan memakai bando ini nanti.
Zahid memberikan satu lembar uang lima puluhan. "Makasih, kembaliannya ambil aja, Mas."
Mobil melaju kembali. Zehra menengok ke Zahid yang tengah senyum-senyum, membuatnya penasaran. "Buat Geo apa Jessie nih?"
"Cocok dipakai di rambut Jessie."
💨💨💨
Zahid tiba di rumah sekitar pukul dua belas siang. Di teras sudah ada beberapa orang yang tengah mengangkut barang-barang Jessie seperti kasur, meja belajar, lemari dipindahkan ke kamarnya.
Jadi hari ini dan seterusnya Jessie akan tinggal bersamanya. Menjadi bagian dari keluarganya. Menjadi sosok Adik bagi Zahid.
"Jessie-nya di mana Pah?" tanya Zahid yang baru keluar dari mobil.
"Di kamar kamu."
Kedua mata Zahid memelotot, kedua tentengan yang berada ditangannya ia jatuhnya begitu saja dan dia langsung mengibrit lari ke kemarnya tanpa membuka sepatu dulu.
Jangan, jangan sampai Jessie melihat, ada hal privasi yang tidak boleh dilihat siapa pun.
Brakk.
Zahid membanting pintu kamarnya, betul saja, Jessie tengah memegang satu foto yang terpajang di meja belajar Zahid.
Itu foto ia dan Geo.
KAMU SEDANG MEMBACA
End Mission (END)
Teen FictionLewat pertemuan di kelas multimedia, Zahid dan Geo berhasil membuktikan bersahabat lawan jenis tanpa melibatkan perasaan bisa terjalin langgeng. Juga lewat misi dari seseorang untuk menyelamatkan masa depan mereka keduanya jadi semakin akrab melewat...