Chapture 3

162 33 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terus beradaptasi di sekolah selama beberapa hari berikutnya, secara bertahap mengisi bagian yang kosong di peta ku dan mempelajari cara menyelesaikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terus beradaptasi di sekolah selama beberapa hari berikutnya, secara bertahap mengisi bagian yang kosong di peta ku dan mempelajari cara menyelesaikannya.

Setelah aku menyelesaikan pembelajaran, aku menemukan bahwa aku dapat mengatasi rasa malu ku, bahkan jika beberapa gaya mengajar tidak dikenal. Itu jauh lebih formal daripada di Inggris, tidak ada nama depan untuk para siswa, kami semua duduk dalam barisan individu daripada berpasangan, tapi ku pikir aku telah menyesuaikan diri. Jadi terbuai dengan rasa aman yang salah, aku tidak siap untuk kejutan kasar dari pelajaran olahraga pertama ku.

Nyonya Green, guru olahraga kami yang jahat, mengejutkan para gadis di hari Rabu pagi. Seharusnya ada undang-undang yang melarang guru melakukan ini sehingga kami setidaknya punya waktu untuk mendapatkan surat sakit.

"Nona nona, seperti yang kalian tahu, kami kehilangan enam pemandu sorak terbaik kami, jadi aku mencari anggota baru." Ujar Nyonya Green, aku bukan satu-satunya yang terlihat kecewa.

"Sekarang. Tim kami membutuhkan dukungan kalian. Kita tidak bisa membuat tim Aspen High school menari mengungguli kita kan?"

Ya kita bisa , aku meneriakkan pelan dalam hati.

Dia menekan remote control dan lagu Taylor Swift 'you belong with me' mulai terdengar melalui pengeras suara.

"Sheena, kau tahu apa yang harus dilakukan. Tunjukkan pada para gadis lain langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk urutan pertama." Ujar Nyonya Green.

Seorang gadis kurus dengan rambut pirang madu melompat dengan anggun seperti kijang ke depan dan memulai apa yang bagiku tampak seperti rutinitas yang sangat sulit dilakukan.

"Lihat, itu sederhana,"kata Nyonya Green. "Buat barisan kalian semua."

Aku beringsut ke belakang. "Kau yang di sana gadis baru. Aku tidak bisa melihatmu. Maju kedepan."

Oke, aku tidak sepenuhnya putus asa. Bahkan aku berhasil melakukan perkiraan gerakan Sheena.

"Sekarang kita akan meningkatkannya," Nyonya Green mengumumkan. Setidaknya seseorang menikmatinya. "Keluarkan pompomnya!"

SAVANT (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang