Aku tidak bisa tidur malam ini. Tidak mengherankan melihat apa yang terjadi di jalan dengan Zed. Brengsek, sombong. Aku berpikir kalau dia bisa saja mengumumkan di sekolah bahwa aku adalah miliknya dan aku akan jatuh ke pelukannya.Dia mungkin menyukai ku tapi itu tidak berarti aku menyukainya. Dia dingin, tidak bisa di tebak dan kasar. Dia akan menghancurkan ku dalam lima menit jika aku begitu bodoh untuk pergi dengannya.
Dan apa yang dia katakan, pasangan jiwa? itu...yah, itu sangat aneh.
Dan apa itu kaum savant?
Aku bangun dari tempat tidur dan mengenakan gaun tidur, terlalu gelisah untuk berbaring, memutar-mutar percakapan di pikiranku. Ada begitu banyak yang tidak aku mengerti tetapi aku takut untuk meminta penjelasan.
Hal-hal seperti firasat itu benar-benar menyeramkan, dia membuatku setengah percaya padanya. Tapi aku tidak ingin mengubah hidup ku hanya karena seorang pria bermimpi sesuatu mungkin akan terjadi pada ku.
Apa selanjutnya? Dia akan bilang aku harus memakai baju oranye kalau tidak aku akan tertabrak bus? Apakah aku akan pergi ke sekolah dengan penampilan seperti jeruk keprok? Tidak, itu semua hanya tipuan untuk membuatku melakukan apa yang dia inginkan.
'Yang mana?' suara itu lagi.
Bagian belakang leherku terasa tertusuk. Keyakinan tumbuh bahwa aku tidak sendirian. Gugup sekarang, aku pindah ke jendela dan dengan hati-hati menarik kembali tirai.
"Sheesh!" Jantungku hampir saja copot, aku menemukan diri ku berhadapan dengan Zed. Aku benar-benar harus menggigit lidah ku untuk tidak berteriak. Dia memanjat pohon apel dan duduk di luar kamarku, menduduki dahan. Aku membuka jendela. "Apa yang kamu lakukan disini?" aku mendesis. "Turun, pergi."
"Biarkan aku masuk dulu" Dia berdiri di sepanjang dahan.
"Berhenti—cepat turun!" Panik, aku bertanya-tanya apakah aku harus membangunkan Simon.
"Tidak, jangan panggil ayahmu. Aku hanya ingin berbicara denganmu."
Aku mengepakkan tanganku padanya. "Pergi! Aku tidak ingin kamu di sini.'
"Aku tahu." Dia menyerah pada gagasan memaksa masuk ke kamarku. "Sky, kenapa kamu tidak tahu kalau kamu adalah seorang Savant?"
Aku berpikir untuk membanting jendela pada adegan Romeo dan Juliet yang aneh ini. "Aku tidak bisa menjawabnya ketika aku tidak mengerti pertanyaan mu?"
"Kamu mendengar ku berbicara di kepala mu. Kamu tidak hanya mengikuti petunjuk ku, tapi kamu juga mendengar kata-kata ku Sky"
"Aku.... Aku... " Gugup.
'Kamu menjawab ku saat itu'
Aku menatapnya. Dia melakukannya lagi, telepati kan? Tidak, tidak, aku memproyeksinya sendiri, hal semacam ini tidak mungkin terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVANT (COMPLETED)
Teen FictionSavant adalah sebuah kaum atau sebutan bagi orang orang yang mempunyai kekuatan. Setiap savant bisa bertelepati satu sama lain dan para savant bisa menggerakkan benda atau di sebut Telekinesis. Setiap savant mempunyai kekuatan spesial sendiri sepe...