"Ya, ada multiplier effect-nya. Savant memiliki karunia/kekuatan, itu seperti pergeseran ekstra di dalam mobil, membuat kita melaju sedikit lebih cepat dan lebih kuat dari orang normal."
"Benar. OKE."
Dia mengusap tangan ku dengan lembut yang melingkar di lututku, menenangkanku. "Itu berarti kita bisa berbicara secara telepati satu sama lain. Dengan orang yang tidak memiliki gen savant , mereka akan merasakan kesan, dorongan, bukan mendengar suara. Itulah yang ku pikirkan ketika aku berbicara dengan mu di lapangan sepak bola. Aku cukup terkejut ketika kamu memahami ku, terpesona sebenarnya."
"Karena?"
"Karena itu berarti kamu juga seorang Savant. Dan ketika seorang savant bisa berbicara secara telepati kepada pasangannya untuk pertama kali, itu seperti kamu mendapati semua lampu menyala di sebuah gedung. Kamu menyalakan ku seperti Vegas."
"Jadi begitu." Aku tidak ingin mempercayai semua ini, tetapi aku ingat mendengar suaranya menyuruh ku untuk mengapung ketika jatuh dari rakit. Tapi itu pasti kebetulan, aku tidak akan membiarkannya terjadi lagi.
Dia menyandarkan kepalanya di pundak ku. Aku membuat gerakan halus untuk mundur tapi dia melingkarkan tangannya di tengkuk ku, memeluk ku dengan lembut. "Tidak. Belum. Masih ada lagi."
Kehangatan tangannya merembes untuk mengendurkan otot leherku yang tegang.
"Kupikir mungkin ada."
"Kapan ulang tahunmu?" Tanya nya?
Apa kemungkinan relevansinya? "Um ... Tanggal 1 bulan Maret. kenapa"
Dia menggelengkan kepalanya. "Itu tidak benar."
"Itu di ambil di hari adopsiku."
"Ah, aku mengerti. Itu sebabnya." Dia menjentikkan jarinya dengan ringan di atas lekuk bahu ku lalu membiarkan tangannya turun untuk menutupi tangan ku yang telah kugenggam di pangkuanku.
Kami tetap seperti itu dalam keheningan untuk sementara waktu. Aku merasakan sebuah bayangan, sebuah kehadiran di pikiran ku.
"Ya, itu aku," katanya. "Aku hanya memeriksa."
Aku menggelengkan kepalaku. "Tidak, aku sedang membayangkan ini."
Dia menghela nafas panjang. "Aku hanya memeriksa fakta. Aku tidak bisa membuat kesalahan tentang sesuatu seperti pasangan jiwa." Dia bergeser, perasaan dia bersama ku berkurang, meninggalkan ku dengan kesepian. "Aku mengerti sekarang. Kamu datang dari tempat yang gelap, kan?"
Apa yang bisa ku katakan untuk pertanyaan?
"Kamu tidak tahu siapa orang tua kandungmu?" Lanjutnya.
"Tidak" Saraf ku kembali menegang, melilit ku dengan cara yang mengerikan di dalam diri ku seperti belatung yang keluar dari apel busuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVANT (COMPLETED)
Teen FictionSavant adalah sebuah kaum atau sebutan bagi orang orang yang mempunyai kekuatan. Setiap savant bisa bertelepati satu sama lain dan para savant bisa menggerakkan benda atau di sebut Telekinesis. Setiap savant mempunyai kekuatan spesial sendiri sepe...