Niuw...niuw...niuw
Itu adalah suara yang pertama kali mengingatkan ku pada fakta bahwa aku sekarang berada di rumah sakit. Aku tidak membuka mata, tapi aku bisa mendengar suara hening di dalam ruangan, mesin berdengung, orang-orang bergumam.
Lenganku diperban dan aku bisa merasakan tarikan perban di rambutku dan gatal di jahitannya. Perlahan, kubiarkan mataku terbuka. Cahayanya terlalu terang.
"Sky" Sally, Ibu ku berada di sisiku dalam sekejap. ''Apakah kau haus? Para dokter mengatakan kau harus minum.'' Dia mengulurkan sebuah gelas, tangannya gemetar.
"Beri dia waktu sebentar, sayang," kata Simon Ayah ku, datang untuk berdiri di belakangnya. ''Apakah kau baik-baik saja?''
Aku mengangguk. Aku tidak ingin berbicara. Kepalaku masih kacau, penuh dengan gambar yang saling bertentangan. Aku tidak bisa mengetahui yang mana yang nyata dan apa yang dibayangkan.
Menopang bagian belakang kepalaku, Sally mendekatkan air ke bibirku dan aku menyesapnya.
''Lebih baik sekarang? Bisakah kau menggunakan suara mu?'' dia bertanya.
Ada terlalu banyak suara, suaraku, Zed, seorang pria yang tidak ku mengatakan bahwa dia adalah temanku. Aku memejamkan mata dan memalingkan wajahku ke bantal.
"Simon!'' Kata Sally terdengar sedih.
Aku tidak ingin membuatnya kesal. Mungkin jika aku berpura-pura tidak ada, dia akan bahagia lagi. Itu kadang berhasil.
"Dia shock, Sally," Jawab Simon menenangkan. "Beri dia kesempatan."
''Tapi dia tidak seperti ini sejak kita pertama kali memilikinya. Aku bisa melihatnya di matanya.''
''Ssst, Sally. Jangan langsung mengambil kesimpulan. Sky, kau bisa menggunakan semua waktu yang kau butuhkan, kau dengar? Tidak ada yang akan membuatmu terburu-buru.''
Sally duduk di tempat tidur dan meraih tanganku. ''Kami menyayangi dan mencintai mu, Sky."
Tapi aku tidak menginginkan cinta. Itu sakit.
Simon menyalakan radio dan mendengarkan stasiun yang memutar musik klasik lembut. Nadanya mengalir di atasku seperti belaian. Aku mendengarkan musik sepanjang waktu selama bertahun-tahun di panti asuhan.
Aku hanya berbicara melalaui dengan menyanyikan lagu-lagu aneh setengah gila yang ku buat sendiri, yang membuat para penjaga menganggap ku gila.
Aku kira aku memang pernah gila. Tapi kemudian Sally dan Simon bertemu dengan ku dan melihat bahwa mereka bisa melakukan sesuatu untuk ku. Mereka begitu sabar, menunggu ku muncul, dan lambat laun aku melakukannya. Aku tidak pernah bernyanyi sejak saat itu.
''Aku baik-baik saja,'' Kata ku serak. Otak ku seperti tempat barang rongsokan dari potongan-potongan yang gelap.
"Terima kasih sayang.'' Selly meremas tanganku. "Kami perlu mendengarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVANT (COMPLETED)
Teen FictionSavant adalah sebuah kaum atau sebutan bagi orang orang yang mempunyai kekuatan. Setiap savant bisa bertelepati satu sama lain dan para savant bisa menggerakkan benda atau di sebut Telekinesis. Setiap savant mempunyai kekuatan spesial sendiri sepe...