Chapture 23

35 15 0
                                    

Zed membawa ku menyusuri sungai yang dangkal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zed membawa ku menyusuri sungai yang dangkal. Dia mengenakan sepatu bot khusus musim salju dan itu memudahkannya untuk berjalan tetapi sepatu kanvas ku terus terpeleset di batu dan terus tersandung.

"Pegang jaket ku" katanya padaku. Saat hampir sampai .

Saat sungai semakin dalam, tepian sungai semakin rendah sehingga kami dapat memanjat keluar dari sungai. Kami muncul di lereng berumput di depan rumahnya.

"Merasakan sesuatu?" tanya Zed.

"Tidak ada. Kamu?"

"Aku tidak bisa melihat apa-apa. Mari kita lari ke rumah." Dia meremas lenganku. " Pada hitungan tiga. Satu dua tiga!" Dan kami berlari.

Kaki ku terjepit di sepatu, aku berlari melintasi tanah terbuka dan masuk melalui pintu depan. Aku mendengar suara pintu di kunci 'klik' di belakang tanpa Zed menyentuhnya.

"Ayahmu dan Xav baik-baik saja?" Kata ku sambil terengah-engah.

Dia memejamkan matanya sejenak, memeriksa anggota keluarga lainnya.

"Mereka baik-baik saja, tetapi mereka kehilangan pemburunya. Kamu benar, ada dua dari mereka. Mereka berangkat ke luar kota dengan SUV tanpa plat. Mobil warna hitam, jendela gelap. Ratusan mobil seperti itu di pegunungan. Ayah mengatakan untuk tinggal di sini sampai dia kembali. Mari kita lihat mata mu"

Zed mengarahkan ku ke kamar mandi di lantai bawah dan mendudukkan ku di tepi bak mandi. Saat dia meraba-raba kotak P3K, aku menyadari bahwa dia gemetar.

Aku meletakkan tanganku di lengannya.
"Tidak apa-apa."

"Ini tidak baik." Dia merobek sebungkus kapas. "Kita seharusnya aman di sini." Kemarahan menguasainya dan membuatnya gemetar.

"Kenapa mereka menembaki kita? Apa yang terjadi, Zed? Kamu tampaknya tidak terlalu terkejut kalau ada seseorang ingin menembak mu?"

Dia tertawa hampa. "Itu memang masuk akal, Sky." Dia membilas kain flanel dengan sebuah cairan  dan meletakkannya di atas mataku, dinginnya menghilangkan rasa sakit. "Pegang dulu sebentar" Dia kemudian membersihkan luka dan goresan ku dengan kapas. "Aku sadar kamu ingin tahu mengapa aku terlihat biasa saja, tetapi lebih baik bagi mu dan bagi kami jika kamu tidak mengetahui nya dulu."

"Kenapa aku tidak boleh mengetahui nya? Aku pergi jalan-jalan denganmu lalu di tembak oleh seseorang yang tidak di kenal dan aku tidak boleh bertanya kenapa? Aku mungkin tidak akan menanyakan tentang lemon yang meledak dan sisanya, tapi ini berbeda. Kamu hampir mati."

Dia meletakkan kain itu kembali ke pipiku di mana ada sedikit luka karena jatuh. "Aku tahu kamu marah padaku."

"Aku tidak marah padamu! Aku marah pada orang-orang yang baru saja mencoba membunuh kita! Kamu sudah memberi tahu polisi?"

"Ya, Ayah yang menanganinya. Mereka mungkin ingin berbicara dengan mu." Dia mengambil kain itu dan meringis melihat mata ku yang lebam. "Bagaimana pun ini kencan pertama kita dan aku telah memberi mu mata hitam."

SAVANT (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang