Yang mengejutkan ku adalah aku terbukti jauh lebih baik dalam berseluncur daripada bermain ski. Aku sering jatuh, tentu saja, tapi lebih seperti pelajar rata-rata daripada orang bodoh yang bermain ski.
"Biarkan aku melihatmu melakukan atraksi memutar" aku menggoda Zed setelah aku merasa sudah cukup lama berseluncur.
"Oke, itu hal yang mudah. Buat diri mu nyaman di sana dan jangan bergerak. Aku akan menunjukkan cara melakukannya tapi aku harus mendaki bukit lebih tinggi dulu."
Aku duduk di sebuah batang kecil, mengamati lereng untuk mencari tanda-tanda Zed, tapi dia tampaknya membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memulai aksinya.
"Woo-ee!"
Sebuah papan melesat di atas kepala ku dan Zed mendarat enam meter di depanku, meliuk-liuk menuruni bukit.
"Pamer!" Aku harus tertawa. Seharusnya aku sudah menduga dia akan melakukan itu.
Dia butuh beberapa saat untuk berjalan dengan susah payah kembali ke pada ku, alat seluncur nya di naikkan di bahunya, dan dia menyeringai di setiap langkah.
''Bagaimana menurutmu?'' katanya.
"Hmm." Aku memeriksa kuku ku.
"Lumayan""Lumayan? Itu sempurna."
"Aku tadi melihat orang lain datang dan melakukan tiga kali putaran. Aku memberinya sepuluh."
Dia membuang papan seluncur nya dan berlari ke arahku sambil berkata. "Aku juga ingin sepuluh."
"Eh. Tapi kamu harus berputar sebanyak tiga kali atau lebih."
"Itu namanya curang." Lalu Zed menerkam ku sampai kami berdua terjatuh dengan Zed berada di atas ku. Menggenggam kedua tangan ku agar aku tidak berkutik.
"Orang itu, dia melakukan aksinya dalam perjalanan kembali. Mendapat poin maksimal dari ku." Aku menggoda nya.
Zed menggeram di leherku. "Aku pacar mu, akui saja tidak ada orang lain di sini."
Aku terkikik. "Aku masih belum bisa memberimu sepuluh poin sebelum kamu melakukan lompatan berputar tiga kali."
"Bagaimana kalau aku mencoba menyuapmu?" Dia mencium leherku lalu bibirku, meluangkan waktu untuk mencapai semua tempat yang tepat. "Jadi? Bagaimana aku sudah mendapatkannya?"
Berharap indra masa depannya tidak dia gunakan untuk saat ini, aku diam-diam mengambil segenggam salju. "Hmm, biarkan aku berpikir. Sepertinya aku ... Kamu masih perlu latihan!" Sebelum dia bisa bereaksi, aku menjejalkan salju ke lehernya, mengeluarkan suara lengkingan.
"Benar, ini perang." Dia menggulingkan ku tapi aku buru-buru bebas, terengah-engah dengan tawa. Aku berlari tapi dia menangkap ku dalam beberapa langkah dan mengangkat ku. "Ini salju untukmu." Saat dia menemukan tumpukan salju yang lebih dalam dia melepar ku sehingga aku setengah terkubur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVANT (COMPLETED)
Teen FictionSavant adalah sebuah kaum atau sebutan bagi orang orang yang mempunyai kekuatan. Setiap savant bisa bertelepati satu sama lain dan para savant bisa menggerakkan benda atau di sebut Telekinesis. Setiap savant mempunyai kekuatan spesial sendiri sepe...