Chapture 12

68 25 0
                                    

Beberapa hari berikutnya di sekolah, aku menjadi selebritas kecil yang aku dapatkan dari keberuntungan saat bermain sepak bola waktu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari berikutnya di sekolah, aku menjadi selebritas kecil yang aku dapatkan dari keberuntungan saat bermain sepak bola waktu itu. Nelson menganggapnya lucu dan tidak pernah kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan ketenaran ku.

"Beri jalan warga Wrickenridge, untuk properti baru terpanas di sepak bola wanita!" Dia berlari mundur di depanku saat Tina, Zoe, dan aku menuju kelas Sains.

"Nelson, tolong berhenti, ini memalukan" aku bergumam, menyadari tawa di sekitar kami.

Tina melakukannya dengan lebih baik, dia menyikuk tulang rusuk Nelson dengan salah satu cakarnya. "Berhentilah Nelson."

"Kau agennya, Tina sayang"

"Yaa dan aku tidak akan memberimu wawancara." Jawab Tina.

"Kau wanita yang keras."

"Kau benar. Sekarang mundur."

"Aku sudah pergi." Nelson berbalik dan berlari ke kelasnya.

"Bocah itu sangat menyebalkan," kata Tina.

"Dia pikir dia lucu," aku melanjutkan.

"Dia memang seperti itu, kira-kira di waktu tertentu," kata Zoe, melingkarkan seikat rambut lurusnya di sekitar jari sambil berpikir. "Aku selalu mengira dia seperti itu padamu karena dia sangat menyukai mu."

"Ulangi perkataan mu dan kau mati" Tina memperingatkan.

"Dia menyukaimu sejak kelas empat dan kau tahu itu."

"Aku tidak ingin mendengarnya" Tina mengusir Zoe.

Zoe menganggap dia telah memenangkan perdebatan ini, jadi dia menghentikan topik pembicaraan. "Jadi, Sky, kau akan datang dan menonton tim bisbol sekolah hari ini? Tim kita akan bermain di Aspen."

"Jika aku melakukannya, akankah salah satu dari kalian bisa menjelaskan bagaimana cara permainan bisbol?"

Zoe mengerang. "Jangan bilang kau tidak tahu aturan bisbol. Di mana kau tinggal sepanjang hidup mu? Di bawah batu?"

Aku tertawa. "Tidak. Richmond."

Tina menyikut Zoe agar dia berhenti. "Tentu, kami akan memberitahu mu, Sky. Bisbol itu menyenangkan."

Zoe menatap Tina dengan pandangan melengkung. "Zed ada di tim, kau tahu?"

Aku berpura-pura tertarik pada selembaran yang ditempelkan di papan pengumuman di luar lab. "Aku bisa menebaknya."

"Alasan tambahan untuk ikut." Kata Zoe.

"Apa itu?" Aku bertanya dengan santai.

"Itu yang para gadis selalu katakan."

"Aku akan menganggapnya sebagai alasan untuk melewatkannya."

Zoe terkikik. "Aku sendiri lebih tertarik ke seorang Yves — kacamata kecil yang lucu dan rajin, itu membuat ku setiap saat memperhatikannya. Dia seperti Harry Potter yang seksi."

Aku tertawa, seperti yang diharapkan Zoe, tetapi pikiran ku bekerja dari waktu ke waktu. Apakah semua orang berspekulasi tentang Zed dan aku? Mengapa? Kami adalah pasangan yang paling tidak mungkin di sekolah. Hanya karena dia membantu ku di lapangan dan menatap ku selama sisa sore itu ...

"Lihat siapa itu!" Sahut Tina, menyikut tulang rusukku dengan pelan.

Musuh pada pukul dua belas, Zed baru saja meninggalkan ruang lab, mengobrol dengan anak laki-laki lain. Aku mencoba teknik kamuflase komando ku, bersembunyi di belakang Tina.

"Hai, Zed," sapa Zoe dengan suara feminin yang dibuat buat.

Aku layu karena malu. Itu membuat kami terdengar seperti sekelompok fans.

"Oh, hai." Tatapan Zed menelusuri kami, lalu bergeser kembali ke arahku, hanya terlihat di antara Tina dan dinding. Membiarkan temannya berjalan di depan kami lalu Zed  berhenti di depan kami. "Aku tidak sempat mengucapkan selamat padamu, Sky. Kamu menangkap bolanya dengan luar biasa."

Sialan dia—dia mengejek ku?

"Ya, aku pikir itu cukup sulit dipercaya" kataku ironis.

"Aku memberitahu semua orang bahwa kamu beruntung." Zed menyelipkan tali tasku kembali ke bahuku.

Perut ku seperti di isi kupu kupu. Gerakan halus terasa hampir tidak terasa. Dan apa ini? Zed Benedict bersikap baik padaku?

"Dan kubilang, kamu juga mendapatkan sedikit bantuan." Aku memberinya tatapan kecurigaan ku. Apa permainannya? Apakah dia benar-benar memberi tahu ku apa yang harus dilakukan? Itu membuatku gila karena tidak tahu apa itu nyata dan apa yang biasa aku bayangkan?

"Kau bercanda Zed?.  kita semua tahu kau tidak membengkokkan bola seperti biasanya." Tina memberiku senyum khawatir. Dia tidak melewatkan cara santai saat cowok itu menyentuh tali tasku.

Zed mengangkat tangannya tanda menyerah.
"Aku hanya ingin membuat Sky nyaman dalam rasa aman, apa itu salah?  Lain kali aku tidak akan begitu mudah padanya."

Zoe bersiul, menikmati arus yang genit dalam percakapan kami meskipun Tina dan aku tidak tahu. "Tidak mungkin. Zed Benedict, kau membangun citra pria paling kejam di tahun ini dan sekarang kami tahu kau adalah pengisap bagi gadis pirang kecil yang bermata biru dan tak berdaya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SAVANT (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang