Chapture 22

48 14 0
                                    

"Masalahnya adalah dia hanya melihat makanan yang sudah hangus dan tidak mau mengangkatnya" Xavier meletakkan kakinya di atas kursi kosong dan menggosok otot betisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masalahnya adalah dia hanya melihat makanan yang sudah hangus dan tidak mau mengangkatnya" Xavier meletakkan kakinya di atas kursi kosong dan menggosok otot betisnya. "Bagaimana kalau yang ini?" dia memanggil Zed.

Apa yang mereka bicarakan?

"Ini akan menjadi pizza terbaik yang pernah ada" Zed menjawab dengan percaya diri, mendorong loyang ke dalam oven.

"Jadi Sky, bagaimana keseharian mu di sekolah? Pasti kau kesulitan beradaptasi di sekolah baru, aku yakin" Xavier melemparkan pretzel ke Zed.

"Tidak apa-apa. Sedikit berbeda dari sekolah lama ku."

"Ya, tapi Wrickenridge jauh lebih baik daripada banyak sekolah menengah. Kebanyakan murid akan melakukan apa yang mereka inginkan."

Aku mengambil segenggam makanan ringan di atas meja di antara kami. "Bagaimana denganmu? Aku diberitahu kalau kau bisa berpartisipasi dalam Olimpiade ski." Tanya ku.

Dia mengangkat bahunya. "Bisa jadi, tapi kurasa aku tidak akan sejauh itu."

"Apakah karena kau bisa melihat diri mu gagal dan tidak mau diganggu untuk mengubahnya?"

"Aduh!" Dia tertawa. "Hei Zed, pacarmu sangat kejam. Membalas ku karena mengolok-olok mu tentang kau yang tidak bisa memasak"

"Itu yang ku sukai darinya" Zed memberiku anggukan setuju. "Jangan dengarkan perkataannya Sky. Aku bisa memasak."

"Ya, seperti Sky bisa bermain ski." Ujar Xavier.

Tiba tiba sebuah lemon keluar dari mangkuk buah dengan sendirinya dan mengenai hidung Xavier. Aku melompat dari tempat dudukku.

"Apa yang..!" Terkejut, tentu saja aku terkejut.

"Zed!" kata Ayah nya memperingatkan. "Kita punya tamu."

Aku masih mempertanyakan apa yang baru saja ku lihat. "Kau punya....seperti Telekinesis atau apa?"

"Ya, atau apalah." Xavier mengusap hidungnya.

"Apa ada yang bisa menjelaskan nya?" Tanya ku.

"Bukan aku. Apa yang kita bicarakan sebelum aku dilempari dengan kasar oleh jeruk terbang?" Dia melemparkan lemon ke arah Zed tapi lemon itu tiba-tiba jatuh ke tengah mangkuk. "Bodoh," gerutu Xavier.

"Umm ... kita sedang membicarakan tentang permainan skimu." Aku melihat ke arah Zed tapi dia bersiul polos saat dia mengelap permukaan meja. Pura pura polos.

"Oh ya, aku tidak berpikir akan memilih menjadi pemain ski profesional. Terlalu banyak hal lain yang ingin aku lakukan dengan hidup ku" Kata Xavier.

"Aku bisa membayangkannya." Tapi aku tidak yakin dia bersungguh-sungguh. Itu terasa seperti alasan bagiku.

"Aku berhenti sebagai juara junior di Colorado dan pensiun tanpa terkalahkan."

"Dia hanya mengatakan omong kosong" tambah Zed.

SAVANT (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang