Sore itu, Tina mengantarku pulang dengan mobilnya, dia mengatakan bahwa ingin melihat di mana aku tinggal. Aku pikir dia benar-benar ingin bertemu orang tua ku. Mobilnya hanya memiliki dua kursi, sisanya dikhususkan untuk ruang perkakas untuk bisnis pipa milik kakaknya."Dia memberikan mobil ini kepadaku ketika dia membeli truk," dia menjelaskan dengan riang, membunyikan klakson untuk memindahkan sekelompok remaja keluar dari jalan. "Dia resmi menjadi saudara favoritku setidaknya selama satu bulan lagi." Katanya sambil tertawa kecil.
"Berapa saudara yang kau miliki?"
"Dua. Lebih dari cukup. Kalau kau?"
"Hanya aku sendiri"
Dia terus mengobrol saat kami melewati kota. Keluarganya terdengar luar biasa, agak kacau tapi dekat. Tidak heran dia memiliki kepercayaan diri.
Dia menyalakan pedal gas dan kami melesat ke atas bukit.
"Aku bertemu Zed dan Yves Benedict saat latihan musik," kataku santai.
"Bukankah Zed sangat keren?" Dia memukul bibirnya dengan antusias, berbelok sedikit saat ada kucing yang berani menyeberang jalan.
"Ya, kurasa." Jawabku.
"Tidak ada yang tidak tertarik dengan Zed. Wajah itu, tubuh itu, apa lagi yang diinginkan seorang gadis? Dia sempurna"
"Tapi dia punya sikap yang sedikit nakal, membuat para guru marah. Dua saudara laki-lakinya serupa tapi guru mengatakan dia yang terburuk. Hampir dikeluarkan dari sekolah tahun lalu karena tidak menghormati seorang anggota staf." Lanjutnya.
"Begitu ya!"
"Ya, bagaimanapun juga. Tujuh putra dalam satu keluarga. Tiga masih di rumah, rumah mereka di puncak kota di sebelah stasiun kereta gantung dan yang lebih tua di Denver."
"Kereta gantung?"
"Ya, ayah mereka menjalankannya selama musim salju, ibu mereka adalah instruktur ski. Kami semua berpikir anak-anak Benedict adalah raja lereng bukit"
"Ada tujuh bersaudara?"
"Keluarga Benedict mempunyai pola...Trace, Uriel, Victor, Will, Xavier, Yves, dan Zed. Membantu mereka mengingat, kurasa."
"Nama yang aneh."
"Keluarga yang aneh, tapi mereka semua keren."
Sally dan Simon sedang membongkar perlengkapan seni ketika kami tiba di depan rumah. Aku dapat melihat bahwa mereka senang kalau aku telah membawa pulang seorang teman begitu cepat. Mereka lebih mengkhawatirkan rasa malu ku daripada aku sendiri.
"Maaf, kami tidak punya apa-apa untuk ditawarkan padamu selain biskuit yang dibeli di toko," kata ibuku, sambil mengambil beberapa minuman dari kotak belanjaan di meja dapur.
"Dan inilah, aku berharap untuk teh Inggris lengkap," kata Tina dengan binar di matanya. "Kau tahu, sandwich mentimun yang enak dan kue-kue dengan jeli dan krim."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVANT (COMPLETED)
Teen FictionSavant adalah sebuah kaum atau sebutan bagi orang orang yang mempunyai kekuatan. Setiap savant bisa bertelepati satu sama lain dan para savant bisa menggerakkan benda atau di sebut Telekinesis. Setiap savant mempunyai kekuatan spesial sendiri sepe...