Aku baru bisa bangun dengan benar sampai pertengahan pagi. Langit berwarna biru pucat melalui jendela-jendela yang gelap, gumpalan embun kecil menodai permukaan jendela.
Aku membersihkan gigi ku dengan sikat dan pasta yang disediakan hotel dan berpakaian. Tampaknya aneh mengenakan celana pendek di tengah musim dingin, tapi lingkungan hotel yang dikendalikan oleh alat pemanas ruangan berarti di dalam selalu hangat.
Perutku berbunyi. Aku melihat lihat dapur mini dan ternyata ada biskuit, aku pun mengambil biskuit cokelat dan sebotol Coke, lalu duduk untuk menunggu. Aku kan berada di tengah-tengah krisis, tapi anehnya semuanya tenang.
Aku tidak berani mengambil risiko mencoba menghubungi Zed lagi. Halloran mungkin sudah bangun dan aku tidak cukup tahu tentang perisai dan menembus perisai.
Aku hanya berharap Zed menerima pesanku untuk tidak terburu-buru. Kami membutuhkan rencana untuk mengeluarkan ku.
Ada ketukan di pintu. Bukan perilaku yang ku harapkan dari para penculik. pintu terbuka, dan aku melihat Gator membawa nampan.
"Ayo sarapan dulu, Nona. Kau tidur nyenyak?''
''Tidak juga.''
Mengabaikan itu, Gator menaruh nampan di atas meja di dekat jendela. ''Sarapan. Makan dengan cepat. Bos ingin bertemu denganmu.''
Aku tidak yakin bisa mengatakan apa pun. Memutuskan untuk tidak membuatnya kesal dengan melakukan apa yang dia suruh, aku mengangkat tutupnya. Tidak, aku tidak bisa menelan telur-telur ini.
Aku menyesap jus jeruk dan menggigit sepotong roti panggang sebagai gantinya. Gator tidak pergi. Dia berdiri di dekat jendela berpura-pura menembak burung yang terbang di atas gedung-gedung, memberiku pandangan yang bagus tentang rambut kuncir kudanya yang dia ikat dan memakai dasi kulit.
Dia tampak dalam suasana hati yang ceria, sama sekali tidak gelisah untuk seseorang yang menjadi bagian dari penculikan. Saat itu aku tersadar bahwa siapa pun yang berada di balik penculikan ini harus mengendalikan seluruh hotel ini.
"Aku sudah selesai, terima kasih." Aku berdiri. Fakta bahwa aku akan bertemu langsung dengan bos mereka bukanlah pertanda baik. Aku mencoba memikirkan skenario di mana mereka tidak membunuh ku untuk melindungi identitas mereka.
''OK mari kita pergi.'' Dia mencengkeram lengan atas ku dengan kuat dan membawaku keluar ke lorong. Kami berbelok ke kiri, berjalan melewati lift dan masuk ke ruang tunggu.
Melalui jendela buram, aku bisa melihat orang-orang duduk mengelilingi meja rapat. Gator mengetuk sekali, menunggu lampu hijau, lalu masuk dengan aku yang ada di belakangnya.
Ketakutan membuat pendengaran ku menjadi tajam. Aku mencoba menyerap informasi sebanyak yang aku bisa untuk berjaga-jaga jika ada keajaiban yang aku dapatkan.
Tiga orang duduk di meja. Mataku tertuju pada yang tertua, seorang pria dengan rambut hitam dicat cokelat tua, memegang BlackBerry-nya. Jasnya berwarna hitam, meskipun pilihannya dalam dasi tidak cocok dengan warna jasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVANT (COMPLETED)
Teen FictionSavant adalah sebuah kaum atau sebutan bagi orang orang yang mempunyai kekuatan. Setiap savant bisa bertelepati satu sama lain dan para savant bisa menggerakkan benda atau di sebut Telekinesis. Setiap savant mempunyai kekuatan spesial sendiri sepe...