"Gue tadi ketemu sama Haikal" ujarku sembari fokus menyetir,
"HAH" Tariak Kato yang membuat kupingku sedikit pengang.
"Buset nggak usah teriak juga!" seruku sembari membelokan setir mobil,
"Hehe sorry. terus dia ngapain?" tanya Kato,
Aku menjawabnya dan menceritakan semua kejadian pertemuanku dengan Haikal kepada sahabatku itu dan respon dia hanya, "Buset dia kenapa demen amat minta nomor lo, buat di jadiin tumbal apa begimana"
"Kayaknya" jawabku sembari tertawa,
"Lo mau turun atau stay disini aja?" tanyaku sembari melepas seatbelt,
"Ikut turun deh, gue kangen sama Bibi Maria" jawab Kato sembari melepaskan seatbeltnya juga.
Aku segera turun dari mobil tanpa mematikan mesinnya, aku segera memasuki rumah Bibi. Namun saat aku memasuki ruang tamu, Bibi Maria sudah menyediakan satu koper kecil berisi stock obat dan juga vitamin untuk dua minggu kedepan.
"Bibi Maria, Kato datang!!" seru Kato sembari memeluk Bibi Maria,
"Halo sayang" jawab Bibi sembari tersenyum,
"Bibi seriusan udah nyiapin ini semua?" tanyaku sembari mencium pipi Bibi Maria,
"Iya tinggal kamu masukin seragam kamu. Baju kamu pasti banyak kan disana" ujar Bibi Maria sembari mengelus rambutku.
"Kato, kamu mau minum dulu?" tanya Bibi sembari berjalan kearah dapur,
"Kato mau wine om aja, boleh engga bi?" goda Kato yang malah mendapat lemparan panci oleh Bibi Maria,
"Kalo umur kamu udah diatas 20, baru bibi bolehin!" seru Bibi Maria yang membuatku tertawa.
Aku mulai memasukan seragamku kedalam koper kecil dan juga beberapa skincare yang aku pakai karena skincare yang dirumah bunda sudah tidak cocok lagi.
"Kalo ada apa-apa hubungi Bibi ya. Sebenarnya bibi engga tega kamu harus kesiksa disana, ditambah jantung kamu. tapi gimana lagi ini cara bibi biar kalian bisa saling mengenal" ujar Bibi sembari membawakan jus jeruk kesukaan aku dan Kato.
"Tenang bi, aku bawa jam tangan yang dikasih Kak Amaya" jawabku,
"Jam aja engga cukup, Bibi udah minta pelayan dirumah sana untuk mantau kamu" ujar Bi Maria,
"Tapi mereka engga bocor ke abang kan?" tanyaku sembari menutup koper,
"Bibi engga bisa mastiin, tapi bibi percaya mereka engga akan ikut campur masalah majikannya" jawab Bibi,
"Oke kalo gitu aku berangkat, Bi" ujarku sembari memeluk dan mencium pipi Bibi Maria lalu menggeret koper bewarna silver ke mobil yang masih menyalah.
"Aduh neng ,masih cakep aja" ujar seseorang yang sedang membersihkan kaca mobilku,
"Loh Mang ujang kapan pulang?" tanyaku balik sembari menutup pintu bagasi,
"Barusan neng, terus liat mobil eneng langsung Mang elapin. saya mah tau eneng gak suka kaca kotor" ujar Mang ujang sembari menunjukan lap basah andalannya,
"Makasih loh, mang." ujarku sembari memasuki mobil bersama dengan Kato.
"Neng, mau ke tempat aa?" tanyanya,
"Iya mang"
"Yaudah atuh neng yang semangat, semoga masalahnya dapat terselesaikan" ujarnya sembari menyingkirkan badannya,
"Makasih banyak mang, aku jalan dulu ya!" seruku sembari menjalankan mobilku,
"BIBI NAYA BERANGKAT BYE!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Twice (END)
Teen FictionNaya mencoba untuk mencari tahu kebenaran tentang kematian kedua orang tuanya. Namun dirinya tidak bisa melangkah lebih dikarenakan penyakit yang ia punya. Apakah Naya bisa menyelesaikannya? Bagaimana dengan percintaan dimasa remajanya? Dan bagaiman...