1.9

106 21 5
                                    

"Makin berani ya, lo?"

"Udah penyakitan, sok sokan jadi pacar Haikal. Ngimpi dari mana lo?" tanya segerombolan kakak kelas itu dengan memojokan tubuhku ke tembok sekolah yang kotor.

"Kalian iri?" tanyaku dengan menahan amarah,

"Iri? iri sama lo? buat apa?"

Kalo bukan iri, terus ini apa? kesel.

Aku menarik napasku dan mencoba keluar dari gerombolan cewe centil dan sok berkuasa di sekolah. Iya, aku tahu siapa mereka semua. Mereka orang di balik akun akun fan account Haikal yang menyerang semua sosial mediaku, termasuk twitter.

Saat aku mencoba keluar dari gerombolan itu, sang ketua geng menarik tanganku dan membuat tubuhku menabrak tembok, sakit anjing!

Ketua geng itu memegang wajahku, "Ngelunjak ya lo" desisnya.

Jantungku mulai berdetak kencang, dan sudah tidak karuan rasanya. Ini Bang Dipta, Kato, dan lainnya engga ada yang sadar gitu kalau aku engga ada?

"Takut ya lo?" tanya cewe ganjen itu. Aku membaca nametag yang ada di seragam, dan tertulis nama Cindy di sana. Bukannya dia fans bang Henry ya?

"Let me go" bisikku. Tubuhku sudah melemas, kepalaku pening, jantungku sudah berdebar keluar dari ritmenya,

"Di giniin doang, lo pingsan? caper banget hidup lo" gumam Cindy lalu melepas tangannya dari mukaku. Aku mencoba bersabar, geng Cindy terus mengintimidasi aku dengan sindirannya. Aku tidak mungkin pingsan saat ini juga, yang ada aku di biarkan dan akhirnya mati di sekolah.

Walaupun hidupku tidak akan lama juga, aku tidak mau mati di sekolah.

Aku memejamkan mataku lalu berteriak yang membuat gerombolan cewe itu sedikit longgar. Aku segera berlari menabrak gerombolan itu, walaupun pipi, kepalaku kena kuku cewe cewe itu, tapi gak apa, yang penting aku keluar dari sana.

Geng Cindy itu mengejarku, aku berlari sekuat tenaga walaupun tidak ada tenaga di tubuhku. Aku berlari di koridor kelas 11, dengan berharap aku bertemu dengan salah satu abangku di sana. Dan benar saja, aku bertemu dengan Bang Henry yang sedang berdiri di depan kelasnya bersama dengan Bang Alva, dan Hasbih.

Aku segera memeluk tubuh Bang Henry dan seketika pandanganku menggelap.

"Jelasin ke gue, Henry" ucap seseorang yang masuk ke dalam indra pendengaranku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jelasin ke gue, Henry" ucap seseorang yang masuk ke dalam indra pendengaranku.

Aku mencoba membuka mataku namun sangat susah, indra penciumanku mencium bau antiseptik yang menyengat, dan sudah dapat di tebak, saat ini aku berada di rumah sakit.

Aku terus berusaha membuka mataku, dan berakhir aku dapat melihat plafon putih dengan kipas angin yang menggantung di sana.

"Lo udah sadar, Nay?" tanya seseorang dengan suara beratnya,

Twice (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang