"PEMBERITAHUAN. DI HIMBAU UNTUK SISWA BARU UNTUK SEGERA BERKUMPUL DI LAPANGAN SEKARANG JUGA! SEKALI LAGI-"
Benar sekali, hari ini merupakan hari pertama siswa baru memasuki masa yang paling dinanti oleh remaja. Karena dimasa inilah, semua naik dan turunnya kehidupan akan dirasakan.
Kenalin, gue Haikal Liovan. Jangan tanya kenapa orang tua gue kasih nama aneh, kelakuan mereka sendiri juga sangat aneh. Gue siswa kelas 11, tepatnya siswa yang baru naik ke kelas 11. Well, tidak banyak yang bisa gue kenalin, tapi gue akan membawa kalian dalam kisah gue.
Sama seperti masa senior pada umumnya. Gue dan ketiga kawan gue sedang menyaring cewe-cewe yang cocok untuk di jadikan pasangan. Yep, gue dan kawan gue suka yang muda muda. Saat sedang melihat para siswa baru yang sedang berkeliaran di halaman sekolah untuk menuju lapangan, mata gue tertuju sama satu siswa yang terlihat berbeda.
"Lo liat cewe yang disana?" tanya gue ke Henry, salah satu sohib gue.
"Dia?" tunjuknya. Gue menganggukan kepala,
"Menurut lo, gue bisa dapetin dia,nggak?" tanya gue balik. Henry hanya menatap diri gue dengan melas lalu dirinya meninggalkan gue.
"Awas aja kalo gue dapetin dia, lo nggak gue kasih pajak jadian!" teriak gue kepada Henry,
"Ga bakal bisa, lur" gumam Alva dengan menepuk pundak gue dan mengikuti jejak kakaknya. Benar, Alva dan Henry adalah saudara kandung. Mereka tidak kembar, hanya saja mereka yang ingin satu kelas.
Masa perkenalan sekolah berlangsung selama lima hari, dan selama itu juga aku mencari informasi mengenai anak cewe kemarin. Dan ketemu. Cewe itu namanya Naya, dan nama temannya yang selalu ngintil kemanapun dia pergi, adalah Katolia. Well, kata siswa baru sih, mereka berdua jutek abis, bahkan Kato yang paling cerewetpun, akan memasang muka sangarnya jika menganggu mereka.
"Lo nggak takut fans lo bakal nyerang dia, kalo lo jadian sama dia?" tanya Hasbi menuduki kursi kantin.
Gue menyeruput bihun soto, dan menggelengkan kepala. "Fans gue, nggak sebar-bar fans Henry, Alva"
"Bukannya sama aja? Mantan lo yang dulu, juga mutusin lo karena di teror sama fans lo" ucap Hasbih menohok. Benar juga.
"Liat arah jam 10, doi dateng!" bisik Hasbih menoel lengan gue. Sontak gue melihat kearah yang ia maksud, namun tidak menemukan Naya dan Kato.
Hasbih meraih kepalaku dan menolehkan ke arah yang berlawanan, "Gue tau lo bego, masa arah jarum jam aja lo nggak tau?!" serunya. Dan benar saja, gue melihat Naya bersama dengan Kato yang sedang mengantri. Tentu saja, gue hanya bisa memandanganya dari jauh. Jangan terlalu cepat, nanti dia ilfeel.
Keesokan paginya, tentu di sapa dengan batas akhir pengumpulan tugas. Sebenarnya tugas diberikan oleh Pak Andri dari minggu lalu, dan batas akhirnya adalah hari ini yang dimana, beliau akan mengajar di kelas 10.
"Tugas, udah?" tanya gue kepada Henry,
Henry terdiam, "Mampus.." keluhnya. Baiklah, dia belum selesai.
"Al, Bih, tugas udah?" tanyaku balik kepada dua kawan gue yang lain. Dan mereka hanya menggelengkan kepala.
"Tenang, bro. Kita satu hati." ucap Hasbih menepuk pundak gue.
"Mau kemana, lo?"
"Ruang guru. Pak Andri suruh gue kesana sama kalian. Mau di hukum katanya" jawab Hasbih santai. Akhirnya gue mengikuti ketiga sobat gue, menuju ruang guru.
Benar saja, sesampainya disana, gue dan ketiga temen gue di bawa oleh Pak Andri menuju kelas 10, tempat Naya berada. Saat memasuki kelas itu, gue merasa di perhatikan. Pandangan gue hanya tertuju ke Naya tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twice (END)
Teen FictionNaya mencoba untuk mencari tahu kebenaran tentang kematian kedua orang tuanya. Namun dirinya tidak bisa melangkah lebih dikarenakan penyakit yang ia punya. Apakah Naya bisa menyelesaikannya? Bagaimana dengan percintaan dimasa remajanya? Dan bagaiman...