0.2

312 56 26
                                    

"Anjir, lo udah sadar?!" seru seseorang di dekat telingaku. 

Ugh pusing, rasanya pusing dan juga sedikit lega. aku terus menetralkan pandanganku dan langsung melihat Kato yang berada di sampingku, aku juga melihat selang infus dan ruangan yang biasa aku datangi kalau pingsan disekolah.

"Gue dimana?" tanyaku sembari mendudukan badanku yang dibantu oleh Kato. 

"UKS sekolah, dimana lagi emang?" tanya Kato balik lalu mengambil obat yang harus aku minum pada siang hari. 

"Gue pingsan, lagi?" tanyaku yang dijawab anggukan kepala oleh sahabatku itu. 

Sebentar bicara pingsan, bukannya aku pingsan di pelajaran Pak Andri dan ada kedua abangku disana? 

"KAT PAS GUE PINGSAN ABANG GUE TAU NGGAK?!" seruku karena mengingat aku tidak pernah pingsan dihadapan mereka. 

Kato menggelengkan kepalanya yang membuatku lega, 

"Lo pingsan di kursi lo, gue tau lo pingsan juga waktu pelajaran Pak Andri selesai" ujar Kato yang membuatku menghembuskan nafas lega. 

"Jangan dipikirin, pasti lo pingsan karena mikirin mereka-kan?" tanya Kato yang aku jawab dengan anggukan kepala,

"Jam lo kemana?" tanya Kato lagi yang membuatnya menyeritkan alisku, 

"Jam yang di beliin sama Kak Amaya buat liat detak jantung lo" ujar Kato yang membuatku mengingat sesuatu. 

Jam yang biasa aku pakai dan harus aku pakai kemana-mana. Karena jam itu bisa melihat detak jantungku dan akan berbunyi jika melebihi batas. dan sekarang aku lupa memakai jam itu karena kesiangan. 

"Ketinggalan di kamar mandi, kayanya" jawabku yang membuat Kato menjitak dahiku, 

"Lain kali jangan lupa, biar gue juga bisa pantau lo." ujar Kato sembari membantuku memakai sepatu, sepertinya aku harus kembali ke kelas. 

"Dah, yok ke kelas!" seru Kato sembari menggandeng tanganku. 

Aku dan Kato menelusuri koridor sekolah yang sudah ramai karena jam istirahat masih berlangsung, dan saat aku memasuki koridor gedung kelasku aku bertemu dengan abangku yaitu Henry. 

"Hai, Bang!" seru Kato sembari melambaikan tangannya kepada abangku itu, 

Bang Henry tersenyum melihat Kato yang menyapanya lalu ia mendekatkan wajahnya ke kupingku dan berkata, "Minggu ini lo tinggal dirumah." ujar Bang Henry dikupingku dan langsung pergi meninggalkan aku dan Kato. 

Oke oke aku perkenalkan kembali salah satu abangku. Dia abang keduaku, namanya Henry Baskara. Dia adalah kapten basket sekolah dan dia juga yang aku dan Kato temui tadi pagi dan saat di kelas. Seingatku dulu, Bang Henry adalah abangku yang paling bawel, paling ceria dan paling possesive terhadapku di banding kedua abangku yang lain, namun dirinya berubah sehari setelah orang tuaku meninggal dan itu menjadi pertanyaanku hingga saat ini, orang seceria Abang Henry berubah 180 derajat dalam sehari. 

Mengenai tinggal, setelah kedua orang tuaku meninggal ketiga abangku tidak ingin aku tinggal lagi bersama mereka dan itu mengapa Bibi Maria yang merawatku dan tentu dengan ketiga abangku namun mereka memutuskan untuk tinggal di rumah Ayah dan Bunda sementara aku tinggal dengan Bibi Maria. Itu memang pernah terjadi hingga lima tahun, namun Bibi Maria membuat keputusan yang hanya bisa di setujui jika tidak Bibi tidak akan merawat kami. Tepatnya saat aku berada di kelas 7 Smp, Bibi Maria memutuskan membuat jadwal tinggal untuk aku dan abangku, Aku harus tinggal dirumah utama setiap minggu kedua dan ketiga dan ketiga abangku harus tinggal bersama Bibi dan aku setiap minggu keempat dan kelima jika ada. Sedikit tidak adil namun dengan inilah aku bisa kembali bersama dengan ketiga abangku. 

"Lo harus kuat, telepon gue kapan aja kalo lo butuh gue" ujar Kato sembari memelukku. Aku membalas pelukan dari Kato dan kembali berjalan menuju kelas dan bersiap untuk pelajaran selanjutnya. 

Beberapa jam berlalu dan sekarang sudah saatnya untuk pulang kerumah, aku membereskan peralatan belajarku kedalam tas. 

"Lo pulang dulu ke rumah Bibi Maria?" tanya Kato sembari memakai tasnya, 

Aku menganggukan kepalaku sembari menutup tas dan memakainya. 

"Lo tadi berangkat naik apa?" tanya Kato lagi, 

"Mobil" jawabku sembari memperlihatkan kunci mobilku kepada Kato, 

"Gue nebeng tadi di anter sama bokap" ujar Kato yang aku jawab dengan anggukan kepala dan berjalan bersama dengan Kato keluar dari kelas lalu menuju parkiran mobil siswa. 

"Bentar gue ke toilet dulu, lo tunggu gue di mobil aja!" seru Kato sembari berlari menuju toilet, 

Aku tertawa melihat kebiasaan Kato yang kebelet di tengah-tengah baik itu di perjalanan atau di sebuah acara. 

Aku segera menuju mobi jazz putih yang di belikan oleh Bibi Maria, namun saat aku ingin membuka mobil, diriku tertabrak oleh seseorang yang sedang memainkan bola di tangannya dan parahnya lagi aku mengenal harum parfume ini. 

"Maaf kak" ujarku sembari menundukan kepalaku dan segera menuju mobilku. 

"Kembaran Adeknya Henry, Alva-kan?" tanya orang itu. kembaran? kembaran katanya? itu aku!! 

"Kenapa?" tanyaku nyolot, 

"Bagi nomornya dong, cantik." jawabnya sembari mengedipkan sebelah matanya yang membuatku jijik. 

Aku tidak menjawab permintaannya, aku langsung membuka mobilku dan memasukinya. 

Sabar Naya sabar, jantung kamu lebih berharga dari pada tampang itu cowo. 

Buat yang penasaran dia adalah Haikal, Haikal Liovan atau murid murid sini biasa bilang pentolan geng 3H+1A iya nama gengnya itu. 3H+1A itu berisi Haikal, Hasbi, Henry dan juga Alvaro, iya kedua abangku anggota dan juga sahabat Haikal. Cowo itu dikenal dengan ke-buayaannya, tau-kan dia minta nomorku tadi? itu tidak sekali, dia sering melakukan itu jika aku bertemu dengannya baik di kantin atau di tempat lain. Oh dia juga dikenal dengan si pencipta parfume karena parfume yang dia pakai selalu saja sama dan wanginya sangat enak, namun jika di pakai di tubuh orang lain baunya akan tidak mengenakan makanya aku bisa mengenali dia dari parfumenya.  

"Sorry lama tadi perut gue sakit banget" ujar Kato yang tiba-tiba masuk kedalam mobiku dan untungnya aku tidak kaget karena kebiasaan Kato adalah suka mendadak dan itu sering terjadi jika aku tidak ada persiapan maka aku akan kaget karena Kato. 

"Perut lo beneran engga ada masalah-kan Kat?" tanyaku sembari menjalankan mobil dan menuju rumah Bibi untuk mengambil stock obat selama dua minggu. 

"Engga, emang guenya aja rakus kalo makan" jawab Kato sembari membuka ponselnya, 

"Gue tadi ketemu sama Haikal" 

"Gue tadi ketemu sama Haikal" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Twice (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang