#16. P O S I T I F

2.7K 273 16
                                    

Sebelum baca yuk kasih satu kata buat :

Ali

Prilly

Nessa

Alan

Author:v


***

Ali menelepon dokter untuk datang ke rumahnya. Sebenarnya Ali sudah mencoba memeriksa istrinya namun dia takut ada kesalahan karena dia sendiri merupakan dokter spesialis kangker. Kesalahan bisa membuat kefatalan pada pasien.

"Selamat siang dokter Ali."

Ali tersenyum tipis ketika mendapat sapaan dari rekan kerjanya, "selamat siang dokter Nindy."

"Maaf kalau saya sedikit terlambat, biar saya periksa lebih dahulu istri anda."

Ali mempersilahkan Nindy untuk mendekat ke arah Prilly dan memperhatikan Nindy yang sedang memeriksa Prilly yang sedang terlelap.

Dokter Nindy melepaskan stetoskop dan menyimpan peralatannya di dalam tas yang ia miliki. Kemudian Ali mendekat untuk menanyakan keadaan istrinya.

"Bagaimana dengan keadaan istri saya?"

"Ada hal ganjal disini, karena saya dokter umum saya belum bisa mengatakannya dengan pasti. Saya tidak bisa memberikan resepnya sekarang, dokter Ali harus coba membeli alat ini ke apotek."

Ali menerima catatan kecil dokter Nindy, dia terkejut ketika membaca isi dalam kertas itu.

"Testpack?"

Dokter Nindy mengangguk, "kemungkinan istri anda sedang mengalami gejala kehamilan trimester awal. Mungkin anda bisa mencoba testpack itu untuk mengetahuinya. Atau kalian bisa langsung mengeceknya ke bidan." Papar Nindy membuat Ali terdiam.

Setelah itu dokter Nindy berpamitan kepada Ali karena tugasnya telah selesai.

Sedangkan Ali hanya menatap kertas tersebut dengan wajah bertanya.

"Prilly hamil? Secepat itu?"

***

Ali keluar selama tiga puluh menit dan kembali dengan testpack di tangannya. Ketika pintu terbuka tidak ada sosok Prilly disana, hal itu membuat Ali bingung.

Ali mencari istrinya kesana- kemari namun yang ia cari tidak ada. Ketika di ruang tamu dia bertemu dengan Renata.

"Ali, dari mana aja kamu?"

"Prilly mana Bun?"

"Ditanya sama orang tua bukannya jawab malah balik tanya."

"Lagi di belakang sama Alan."

Mendengar penjelasan Bundanya malah membuat Ali kesal. Tentu saja ia kesal, sudah seharian ia cemburu namun ketika ia mengkhawatirkan istrinya, dia malah bersenang-senang dengan lelaki lain yang merupakan adiknya sendiri.

Akhirnya Ali menyusul Prilly dan melihat istrinya yang sedang bercanda ria dengan adiknya.

"Prilly." Panggilan Ali membuat tawa mereka terhenti dan keduanya menoleh ke arah Ali.

"Loh Mas Ali darimana aja? Aku tadi baru selesai kasih Nessa makan siang dan minum obatnya. Terus aku bosen untung ada Alan yang nemenin." Ujar Prilly seraya berdiri dan menghampiri Ali.

"Ikut Mas sebentar."

Ali menarik Prilly masuk ke rumahnya meninggalkan Alan yang hanya menatap mereka dengan wajah yang sulit diartikan.

After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang