Malam-malam Ali datang menemui Prilly. Hal itu tentu saja mengundang tanya bagi Prilly.
"Mas Ali?"
Ali tersenyum ke arahnya lalu masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa. Sedangkan Prilly menutup pintu rumahnya dan ikut duduk di samping Ali.
"Mas mau minum apa? Teh atau kopi?" Tawarnya melihat wajah Ali yang terlihat lelah.
Terlihat jelas lingkaran hitam di bawah matanya dan wajahnya kusut sangat lelah. Hal itu membuat Prilly khawatir jika Ali sakit. Karena Ali itu jarang bergadang, dan dia tidak pernah ditempatkan di sift malam.
"Gak usah, aku cuman mau tidur sebentar."
Prilly membiarkan Ali terlelap, sedangkan Prilly hanya memperhatikannya.
"Kasihan kamu, Mas. Maafin aku ya, karena gak bisa ngurusin kamu." Lirihnya sedih seraya mengusap pelan pipi suaminya.
Prilly terkaget ketika tangannya di genggam oleh tangan kekar Ali. Mata lelaki itu terbuka dan menatap mata istrinya itu dengan sayu.
"Kamu gak perlu minta maaf, aku gini juga kan demi istri aku."
Prilly menahan nafasnya yang sesak. Lalu keduanya terdiam dalam keheningan.
"Sebenernya kamu itu cinta sama Nessa atau enggak?" Tanya Prilly cukup membuat Ali terdiam.
Prilly menunggu jawaban dari suaminya namun Ali tetap diam.
"Mas, kenapa gak jawab?"
"Menurut penglihatan kamu gimana?" Ali malah bertanya balik kepadanya.
"Aku gak tahu, karena kamu kelihatan seperti membencinya tapi kamu juga terkadang perhatian sehingga ngelupain aku." Ujar Prilly.
"Kamu cemburu?" Jawab Ali tenang.
"Aku gak sama sekali cemburu. Toh aku gak pernah berharap sama pernikahan kita. Bukannya kamu senang kalau aku hamil dan aku meninggalkan kamu dan anakku? Terus kenapa aku harus cemburu? Sedangkan sudah jelas kalau aku gak akan pernah bisa menetap disini." Akhirnya apa yang pernah dia pendam kini dia utarakan kepada Ali.
Ali memijat dahinya, "Ly, aku kesini mau ikut beristirahat karena aku gak mau berantem lagi sama Nessa. Tapi kamu sama aja sama Nessa."
Ali berdiri dan akan segera pergi.
"Aku itu gak suka sama kamu itu kaya gini, kamu selalu bersikap seenaknya tanpa mikirin perasaan orang! Yang kamu pikirkan cuman Nessa dan Nessa. Mana buktinya kalau kamu bakalan perjuangin aku? Kamu bilang gak bakalan biarin aku tinggalin kamu lagi? Mana perjuangan kamu? Secepat itu kamu lupain janji kamu?" Lontaran kata menyakitkan itu cukup membuat Ali membatu.Ali membalikkan tubuhnya ke arah Prilly. "Kamu gak tahu Nessa kayak gimana, dia bisa aja nekat dan celakain kamu. Kamu pikir aku gak ngelakuin apa-apa? Aku juga lagi cari cara agar bisa menebus semua janji aku. Aku gak akan mau lagi kehilangan kamu. Kita berjuang sama-sama ya?" Prilly mengangguk dan memeluk Ali dengan tangisannya.
Walaupun begitu, Prilly merasa ada hal janggal yang setiap orang sembunyikan. Membuatnya bertanya-tanya. Namun Ali benar, dia tidak perlu berdebat kembali karena harusnya Prilly juga mengerti bahwa Ali dan Nessa sering bertengkar.
"Maafin aku ya, kadang aku terbawa perasaan." Ujar Prilly membuat Ali mengangguk paham.
Ali melepaskan pelukannya dan menurunkan tubuhnya agar sejajar dengan perut istrinya.
"Hai anak Ayah. Kamu baik-baik disana ya! Jangan bandel, jangan rewel ya. Kalau ada apa-apa minta sama Ayah ya. Ayah gak sabar menunggu kehadiran kamu, nak." Ucapnya diakhiri dengan kecupan di perut rata Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Wedding
Romance[Ali Prilly Series] Higest rank : #1 nessa : 2 Agustus 2020 Judul awal "Istri Kedua" Setiap orang memiliki impian mereka masing-masing. Pernikahan adalah salah satu impian dari mereka. Namun bukan pernikahan secara diam-diam yang Prillyana Myesha I...