#18. T A M U

2.1K 255 11
                                    

Happy 18K views

Pagi sekali Prilly bangun dan sudah menyiapkan sarapan pagi dengan menu yang Renata berikan kepadanya. Tadi sekitar pukul 6 Alan mengantarkan sarapan buatan Renata kepada Prilly dan memintanya untuk menghabiskannya.

Mungkin kalian bertanya-tanya tentang kenapa Alan yang mengantarkannya bukannya Ali?

Karena tempat Alan bekerja searah dengan rumah Prilly, tapi walaupun tempat bekerja Ali lebih dekat dengan perumahan yang Prilly tinggali tapi Prilly maklum karena Ali baru tidur pukul tiga subuh padahal lelaki itu harus pergi ke rumah sakit hari ini. Alasan Ali tidur pukul tiga subuh karena Nessa yang banyak membangunkannya terkadang mual, terkadang pusing, terkadang ingin pergi ke kamar mandi ataupun meminta diambilkan air minum. Pak Jojo, satpam nya yang bilang. Karena Alan menyampaikan pesan padanya.

Walaupun merasa iba kepada suaminya, akan tetapi Ali pun tetap suaminya Nessa.

Prilly meminum beberapa obat yang diberitahukan adalah vitamin untuk kandungannya. Setelah itu dia pun membereskan bekas sarapan paginya dan menaruhnya di tempat cuci piring.

Suara dering telepon pada gawainya membuat Prilly cepat-cepat mengangkatnya dan ternyata Renata lah yang meneleponnya.

"Assalamualaikum, selamat pagi cantik."

"Waalaikumsallam Bunda, selamat pagi juga."

"Udah sarapan sama minum vitaminnya?"

"Udah Bunda."

"Pinter. Ingat ya gak boleh ngelakuin pekerjaan yang berat-berat apalagi sampai stres-stres. Pokoknya kamu dan bayi kamu harus sehat selalu."

"Aamiin, makasih ya Bunda. Bunda baik banget deh sama Prilly." Ujar Prilly merasa terharu.

"Bunda kamu gitu loh." Prilly tertawa ketika Renata berbicara dengan nada dan kata yang cukup gaul dan tidak pernah dia katakan sebelumnya, terdengar aneh.

"Oh iya, Alan lupa kasih tahu nih pasti. Hari ini bakalan ada ART ke rumah kamu. Tapi dia datangnya agak siangan, soalnya kan rumahnya jauh dari perumahan kamu. Nanti Bunda kirim fotonya deh ke Pak Jojo biar gak salah masukin orang ke dalam rumah sembarangan." Ucap Renata dengan panjang lebar.

"Iya Bundakuu."

"Ya udah, Bunda harus bangunin Ali buat ke rumah sakit. Kasian baru tidur beberapa jam udah harus pergi lagi."

Prilly memudarkan senyumnya, dan merasa sakit hati ketika bukan dirinya yang mengurusi kebutuhan Ali justru Renata yang harus repot.

"Maafin Prilly ya Bunda. Harusnya Prilly gak repotin Bunda lagi."

"Eh gak gitu maksud Bunda sayang. Ya udah Bunda takut Ali telat Bunda tutup dulu teleponnya ya." Prilly tersenyum samar ketika teleponnya dimatikan, dia tahu betul jika Renata tidak mau Prilly menjadi sedih dan kepikiran namun tetap saja Prilly merasa lalai terhadap tugasnya sebagai istri.

Ting.. tong..

Prilly menoleh ke belakang ketika mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Akhirnya dia memutuskan untuk melihat orang yang baru saja menekan tombol bel nya.

Prilly menarik pintu masuk ke dalam dan terdiam sebentar ketika melihat seorang wanita paruh baya di hadapannya. Sekejap kemudian dia terkaget melihat sosok wanita yang cukup ia kenali.

"Tante Gina?"

Ya, dia adalah Gina ibu dari Nessa istri pertama suaminya.

"Lama tidak berjumpa Prilly." Sapaan Gina cukup membuat Prilly tak enak hati.

After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang