#32. S U R A T C E R A I

2.6K 264 12
                                    


Hari ini Ali membawa Prilly pulang ke rumah mereka. Awalnya Ali menolak dan memilih tinggal di hotel beberapa hari lagi namun Prilly bersikukuh ingin pulang ke rumah mereka. Ali tidak bisa menolak keinginan istrinya.

Mereka baru saja sampai, keduanya baru turun dari mobil. Prilly menoleh ke belakang ternyata disana ada Arkan sedang berdiri menatap keduanya.

Ali yang mengikuti pandangan Prilly yang menatap ke arah Arkan. Hal itu membuat Ali muak dan mengajak istrinya masuk ke dalam.

"Ayok sayang."

"Tunggu!"

Prilly menghentikan tangan Ali yang merangkulnya. "Kayaknya Arkan mau ngomong sama kita."

Ali berdecak, "gak usah lah."

"Mas gak boleh kayak gitu. Walaupun dia pernah ngelakuin kesalahan. Kita gak boleh marah sama dia. Kesempatan kedua itu ada, kita harus sabar dan memaafkannya, ya?" Kata Prilly seraya mengusap lengan Ali membuat lelaki itu mengangguk kecil.

Prilly menghampiri Arkan dan menyuruhnya masuk ke dalam rumah mereka. Wajah Ali masih memperlihatkan wajah kurang bersahabat kepada Arkan.

"Mau minum apa, Ar?" Tanya Prilly dibalas gelengan oleh Arkan.

"Gak usah Mbak."

"Iya gak usah, sayang. Rumah dia kan di depan sana. Gak mungkin haus kan?"

Arkan hanya mengangguk.

Keadaan hening, Prilly memperhatikan Arkan yang kebingungan untuk mengungkapkan apa yang dia pikirkan dalam otaknya.

"Begini Mas, Mbak aku langsung to the point aja ya. Nessa drop kemarin. Dia butuh Mas Ali buat selalu ada di sampingnya. Dia neriakin nama Mas Ali dan di dalam tidurnya pun dia hanya ingat Mas Ali." Ujar Arkan membuat Ali kesal mendengarnya.

"Mbak Nessa drop? Dari kapan?" Tanya Prilly dengan khawatir.

"Kemarin Mbak. Aku pikir aku harus menemui Mas Ali dan Mbak Prilly."

"Untuk apa? Apa aku harus terus-terusan mengurusi dia?" Desis Ali membuat Prilly mengelus tangannya bermaksud menenangkannya.

"Dia butuh Mas Ali. Saya mohon maafin dia dan tolong temani dia sebentar saja." Pinta Arkan kepada Ali dengan memohon.

"Saya gak ada waktu." Ujarnya lalu bangkit dari sana meninggalkan Arkan dan Prilly.

Prilly menatap Arkan dengan iba. Arkan begitu mencintai Nessa walaupun umur mereka berbeda cukup jauh. Namun dia bisa merasakan bahwa Nessa masih berarti dalam hidup Arkan.

"Kalau gitu, aku pulang dulu Mbak." Ucap Arkan dengan kecewa.

"Maafin Mas Ali ya? Mas Ali mungkin masih belum bisa terima." Ujar Prilly dengan tak enak.

"Iya Mbak, gapapa kok aku ngerti pasti Mas Ali kecewa banget."

Arkan pamit dan meninggalkan rumah Prilly dengan perasaan yang tidak puas. Karena nyatanya semua ini tidak membantu apapun. Apa yang dia lakukan hanyalah percuma, dia tidak tahu harus melakukan apalagi untuk Nessa.

"Maaf Ness, aku belum bisa ngelakuin apapun."

Di dalam kamar, Prilly menemui Ali yang sedang termenung menatap kosong ke arah jendela. Dengan pelan Prilly memeluk suaminya dai belakang membuat Ali tersentak dan membalikkan badannya. Lelaki itu memeluk istrinya dengan erat.

Keduanya terdiam cukup lama, hingga akhirnya pelukan mereka terlepas ketika Prilly mendorong suaminya pelan.

"Kita ke rumah sakit ya? Jengukin Mbak Nessa."

After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang