#9 : P U L A N G

2.5K 235 15
                                    

#SORRYFORTYPO
#HAPPY READING

Hari ini seperti biasa, Alan menjemput Prilly dari tempat mengajarnya. Padahal Prilly sudah menolak untuk tidak dijemput oleh lelaki itu, tetapi Alan ngotot katanya disuruh oleh Bunda Renata.

Sesampainya dirumah, mereka berdua pun turun dari mobil.

Dahi Prilly berkrinyit ketika mendapatkan mobil milik Ali sudah terparkir.

"Loh  Ali udah pulang? Enggak ada praktek kali ya?" pertanyaan Alan mewakili pertanyaan Prilly.

Melihat Prilly yang diam saja, membuat Alan gemas untuk mencubit pipinya.

"Aduh duhh, sakit." kesalnya dengan mendorong tangan Alan yang nakal karena sudah mencubit pipinya.

"Habisnya bengong mulu sih, kenapa? Kangen ya sama Ali. Jadi kaget waktu liat mobilnya udah ada di depan rumah."

Prilly menoleh ke arah Alan, menatap lelaki itu dengan sebal. "Gak usah sok tahu deh!"

Setelah mengucapkan itu, Prilly melenggang masuk ke dalam rumah meninggalkan Alan yang tertawa.

Langkah kaki Prilly terhenti ketika melihat ibu mertuanya membawa bubur dan air minum.

"Bunda, assalamualaikum."

"Eh, iya sayang waalaikumsalam."

"Bunda lagi buat bubur buat siapa?"

Renata tersenyum dan menepuk lengan Prilly lembut, "ini bubur untuk Eca. Tadi pagi Ali bawa pulang Eca, jadi Bunda buatkan bubur spesial untuk Eca. Bunda ke atas dulu ya sayang."

Prilly hanya mengangguk dan memperhatikan pergerakan langkah Renata. Kenapa rasanya berat ya? Mata Prilly seakan tidak kuat melihat semua ini. Hatinya seperti tersengat oleh lebah. Rasanya dia ingin menjadi egois, dan tidak mau terduakan. Tapi kini Prilly sudah menjadi yang kedua bagi siapapun.

Padahal, dari dulu bunda Renata begitu menginginkan dirinya sebagai anaknya tapi ketika sekarang mereka lebih dekat Renata justru Prilly tidak merasa kasih sayang Renata seperti dahulu.

"Apa karena aku adalah istri kedua? Sehingga sikap Bunda sangat berbeda dan terlihat membedakan aku dengan Mbak Eca?" batinnya melirih.

Prilly menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ly, kamu gak boleh gitu, Mbak Eca itu lagi sakit jadi wajar kalau dia diperhatikan banyak orang."

Prilly meninggalkan area dapur, dan memilih pergi ke kamarnya. Dia akan menjenguk Nessa nanti setelah dia selesai membersihkan diri. 

Tanpa Prilly sadari, seorang lelaki dari atas begitu lama memperhatikannya. Entah saat Prilly termenung ataupun saat Prilly menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Apa dia sedang sakit?" gumamnya pelan.

💍💍💍

Walaupun sudah satu atap dengan Nessa tetapi tetap saja ada perasaan canggung dalam dirinya ketika bertemu dengan Nessa. Apa mungkin karena status barunya sebagai madunya Ali?

Setelah berfikir lama, Prilly beranjak dari ranjangnya dan keluar dari kamar. Di rumah sepi, karena Fatahilah belum pulang dari pekerjaanya sedangkan Renata sedang pergi ke rumah temannya, Alan sendiri sedang pergi bekerja karena masuk sore.

Langkah kaki Prilly terhenti di depan pintu kamar milik Ali dan Nessa. Walaupun hatinya berdegub, Prilly tetap mengetuk pintunya dengan pelan.

Sudah tiga kali Prilly mengetuknya namun tidak ada tanda-tanda jika ada orang di dalam yang akan membuka kan pintunya.

After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang