"Ibu, menurut Ibu aku pakai baju yang mana ya?" Tanya Prilly kepada Arum seraya membukakan lemarinya.Sekarang Prilly dan Arum sedang berada di kamar Prilly. Karena malam ini dia di undang oleh Gina untuk makan malam bersama.
Sebenarnya dia bertemu dengan Gina di supermarket dan Gina mengajaknya untuk makan malam bersama. Tidak hanya dirinya yang diundang tetapi Gina memang sengaja mengundang keluarga Fatahillah. Katanya makan malam itu diadakan karena kesehatan Nessa yang mulai membaik dan merayakan kehamilan Prilly.
"Aduh, Ibu gak tahu apa yang bagus yang mana. Tapi semuanya kayaknya cocok sama kamu." Jawabnya bingung.
"Yah.. Ibu, bantuin dong."
Melihat wajah memelas Prilly, akhirnya Arum memilihkan satu baju yang menurutnya cocok di pakai oleh Prilly. Pilihannya jatuh kepada dress berwarna putih gading tang panjangnnya di bawah lutut dengan lengan 3/4. Itu cocok untuk Prilly karena Prilly sedang hamil, tidak bagus jika terkena angin malam.
"Yang ini sepertinya cocok."
Prilly bertepuk tangan dengan riang, "wah bagus banget pilihan Ibu. Makasih ya Bu, Prilly mau ganti dulu baju. Takut keburu Mas Ali jemput soalnya."
"Ya sudah, kalau begitu Ibu ke luar dulu ya."
Prilly mengangguk dan membiarkan Arum meninggalkan kamarnya.
Prilly masuk ke dalam kamar mandi dan mengganti pakaiannya. Setelah itu Prilly mulai menata rambutnya dengan menggelungnya ke atas agar terlihat rapi. Tak lupa dia memoles wajahnya dengan natural.
Deringan telepon membuat Prilly langsung mengambil gawainya yang sedari tadi berada di atas meja rias. Nomor telepon Ali terpampang di layar gawainya, dengan cepat Prilly mengangkatnya.
"Iya Mas?"
"Aku udah di bawah, kamu langsung keluar aja masuk mobilku. Soalnya Mama Gina udah nanyain terus."
"Iya Mas, aku kesana sekarang."
Prilly memasukkan gawainya ketika sambungan telepon mereka sudah terputus. Prilly berpamitan kepada Arum ketika melihat wanita itu sedang membersihkan meja.
Prilly keluar dari rumahnya di antar oleh Arum. Langkah kaki Prilly memelan ketika melihat Nessa yang berada di samping kemudi dengan gaun merahnya dan tersenyum ke arahnya. Mau tidak mau Prilly membalas senyumannya walaupun hatinya masih tidak terima.
"Ibu aku pergi dulu ya." Pamit Prilly kepada Arum.
Setelah itu Prilly membuka pintu penumpang. Dia duduk sendiri seperti orang bingung karena berada di tengah-tengah Ali dan Nessa.
Mobil melaju dengan kecepatan rata-rata. Keadaan di dalam mobil hening hingga suara Nessa menegur Prilly membuyarkan keheningan mereka.
"Apa kabar kamu, Pril?" Tanya Nessa seraya menoleh ke arah Prilly.
"Baik Mbak. Aku dengar Mbak Eca udah sembuh?"
"Iya gitu lah, itu semua berkat suamiku." Ucapnya seraya mengusap lengan Ali, sedangkan Ali hanya tersenyum tipis lalu melanjutkan menatap ke arah depan.
Prilly terdiam mengingat beberapa hari yang lalu ketika dia mendengarkan perbincangan Nessa dengan Dokter Tisa. Tapi apakah benar jika itu Nessa, tapi memang pada saat itu Nessa tidak terlihat sakit. Atau apakah memang benar jika Nessa hanya membohongi semua orang untuk membuat Prilly menderita?
Jika memang iya, apa alasan Nessa melakukan itu? Kenal dengan Nessa saja sebelumnya, dia tidak pernah mengenali wanita itu. Tapi kenapa tiba-tiba? Mungkin Prilly harus mencari tahu semuanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Wedding
Romance[Ali Prilly Series] Higest rank : #1 nessa : 2 Agustus 2020 Judul awal "Istri Kedua" Setiap orang memiliki impian mereka masing-masing. Pernikahan adalah salah satu impian dari mereka. Namun bukan pernikahan secara diam-diam yang Prillyana Myesha I...