#8 : S U A M I

3.7K 345 31
                                    


Prilly masuk ke kamarnya ketika hari sudah semakin malam. Rasanya dia butuh tidur untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.

Tangan Prilly menggapai piyamanya di dalam lemari, lalu setelah itu dia menggantinya di dalam kamar, toh dia tidur sendirian jadi tidak ada masalah untuk itu.

Selesai mengganti bajunya, Prilly merebahkan dirinya di atas ranjang dan menarik selimutnya. Namun ketika Prilly akan terpejam suara ketukan pintu terdengar dan membuat Prilly mengurungkan niatnya untuk tidur.

Cklek

Pintu kamar Prilly terbuka dan menampakkan seorang pria yang berdiri dihadapannya hanya menggunakan kaos oblong dengan celana pendeknya.

"Mas Ali ngapain disini?" tanya Prilly dengan heran.

"Kenapa memangnya tidak boleh?" dahi Prilly mengerut ketika mendengar nada sinis dalam ucapan Ali.

"Boleh Mas, ini udah malam harusnya kamu istirahat aja di kamar."

"Kamu pikir saya kesini mau ngajak kamu main?" seru Ali kesal.

"Saya juga mau tidur."

Prilly terkejut ketika Ali mengatakannya, karena jujur saja jika Ali akan melakukannya sekarang dia masih belum siap. Yang Prilly dengar, jika malam pertama pengantin terjadi, akan sakit rasanya untuk si perempuan. Tentu saja hal itu membuat Prilly ngeri dan bergedik pelan.

"Kenapa? Kamu mikirin hal-hal yang jorok ya?"

Dengan spontan Prilly mengangguk lalu kembali menggeleng sambil bergerak gugup. Hal itu sontak mengundang tawa renyah Ali.

"Udah malem, saya ngantuk." katanya seraya masuk kedalam kamar Prilly tanpa meminta ijin si empunya lagi.

Prilly hanya memperhatikan gerakan Ali yang berjalan menuju ranjang dan merebahkan dirinya disana. Jujur saja Prilly merasa tubuhnya kaku dan lidahnya keluh.

"Kamu mau berdiri disitu sampai pagi?"

Perlahan Prilly menutup pintunya dan menghampiri Ali, tidur disamping suaminya itu dengan membelakangi Ali yang sudah menutup matanya dengan terlentang. Untuk yang pertama kali dalam hidupnya Prilly tidur dengan seorang lelaki, lebih tepatnya dia itu suaminya dan itu membuat Prilly sedikit gugup.

Walaupun pernikahannya sudah berjalan dua hari, Prilly tidak pernah mengharap lebih kepada Ali dalam segi apapun karena Ali harus memprioritaskan istri pertamanya, Prilly tahu itu. Dia juga tidak menuntut, karena dia tahu diri dia hanyalah istri kedua Ali, suaminya.

"Kalaupun kamu mikirin hal jorok itu boleh kok, tapi harus tentang saya."

Prilly tersentak dengan ucapan Ali, karena dia mengira Ali sudah terlelap namun kiraanya salah karena Ali sedari tadi memperhatikannya.

"Kenapa aku harus mikirin jorok tentang Mas?"

"Karena saya suami kamu, kalau kamu pikirin hal jorok dengan Alan, itu dosa." ujarnya memberikan sedikit sindiran kepada Prilly.

Suami? Prilly pernah ingin melupakan status ini antaranya dengan Ali. Karena menurutnya status itu seperti hinaan dirinya sendiri. Kenapa seperti hinaan? Karena dia harus membagi suaminya dengan istri pertama Ali.

"Katanya Mas ngantuk, tidur aja gak usah ngomongin hal jorok." seru Prilly ingin mengakhiri pembicaraannya dengan Ali.

Tubuh Prilly ditarik oleh Ali, membuat Prilly berbalik tubuh menjadi menghadap Ali.

Prilly bisa meleleh ketika mata sayu Ali menatapnya dengan senyum yang tipis.

"Kenapa harus dipikirin kalau bisa dilakuin."

After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang