#29. P E N Y E S A L A N

2.5K 248 6
                                    


Ali membawa mobilnya sejauh mungkin dari rumah Fatahillah. Sekarang dia tidak ingin diganggu karena dadanya merasa sesak karena kecewa.

Mobil Ali berhenti di tempat yang yang cukup sepi, setelah itu dia hanya bisa menangis tersedu-sedu karena mengingat hal yang dia lakukan selama ini tidak benar.

Dengan mudahnya ia mempercayai Nessa yang begitu banyak menipu dirinya. Menjadikannya alat hanya untuk membalaskan dendamnya kepada Prilly, orang yang dia cintai.

Membangun rumah tangga dengan Nessa, membuat Ali mengikhlaskan banyak hal terutama cintanya. Walaupun umur pernikahannya kurang lebih dua tahun tapi tetap saja menurut Ali sangat memakan waktu yang banyak.

Andai saja yang dia nikahi adalah Prilly saat itu, mungkin saat ini dia sudah memiliki keluarga kecil yang bahagia.

Air mata penyesalan keluar dengan terburu-buru melewati mata indah legam milik Ali.

Kini hanya ada rasa penyesalan dama dirinya. Mengkhianati, menyakiti, menuduh, mengabaikan dan bahkan dia berniat untuk meninggalkan Prilly. Semua yang Ali lakukan kepada Prilly membuat dia begitu menyesal.

Mungkin kata maaf saja tidak cukup untuk saat ini, Ali merasa tidak hanya pantas mendapatkan kata maaf dari Prilly. Hati Prilly begitu lembut, saking lembutnya hatinya mudah hancur apalagi telah mendapatkan banyak luka selama hidupnya.

Dan kini untuk meminta maaf saja bahkan dia tidak tahu dimana Prilly berada. Apakah perempuan itu masih di dekat dirinya atau benar-benar pergi meninggalkannya?

Ali menjatuhkan kepalanya di atas stir mobil lumayan keras. Matanya sudah basah dengan hidung yang mulai memerah karena sembab.

"Maafin aku Ly, aku begitu salah karena membuat kamu pergi dari aku. Bahkan berkali-kali aku nyakitin hati kamu. Padahal kamu sedang mengandung." Gumam Ali diiringi isakannya.

"Suami macam apa aku ini Ly, bahkan keberadaan kamu saja aku gak tahu."

Kecewa, sedih, marah bercampur menjadi satu di dalam hati Ali. Lelaki itu memukul stir beberapa kali sehingga membuat tangannya memerah.

"Arghhh... Dimana kamu Ly?"

***

Plak

"Tega kamu Nessa! Selain membohongi anakku, kamu juga membohongi kami semua!" Teriakan amarah dari Renata memenuhi ruang kerja Fatahillah.

Bahkan Nessa memegang pipinya yang memerah karena tamparan Renata. Sedangkan Gina diam tak berkutik dia tidak tahu harus berbuat apa. Karena Gina mengakui bahwa dirinya salah, karena setelah tahu masalah ini bukannya memberi tahu keluarga Fatahillah dia malah memendamnya karena takut terjadi sesuatu kepada Nessa.

"Bunda, semua ini bukan salah Nessa."

Renata melotot tidak percaya setelah apa yang Nessa lakukan dengan santainya perempuan itu berkata demikian.

"Bukan salah kamu? Lalu siapa yang harusnya disalahkan? Ali? Prilly? Atau lelaki itu! Jawab!"

"Bun, udah cukup." Ujar Fatahillah membawa Renata keluar dari ruangan itu lalu Fatahillah menenangkan istrinya yang masih kalut.

Di ruang kerja tersisa Nessa, Gina, Alan dan Arkan. Arkan menatap Nessa yang hanya tertunduk memegangi pipinya yang memerah. Lelaki itu mendekat lalu menggapai pipi Nessa, ingin melihat seberapa luka perempuan itu.

Namun dengan kasar Nessa menepisnya, "gak usah pegang-pegang. Lo! Karena lo semuanya hancur. Masa depan gue hancur Arkan! Lo udah rusak hidup gue!" Teriak Nessa penuh kebencian, tangannya bergerak memukul dada Arkan.

After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang