#4 : K E P U T U S A N

3.1K 258 8
                                    

HAPPYREADING
VOTEMENT
SORRYFORTYPO

💍💍💍

Prilly terduduk di ranjangnya dengan tatapan kosong. Ucapan Nessa tergiang di pikirannya. Nessa menginginkan jawabannya besok, namun Prilly belum dapat mengatakan apapun kepada Nessa besok.

Suara ketukan mengalihkan pandangan nya ke arah pintu yang sudah mulai rusak.

"Ini Ibu, Pril." Prilly melangkahkan kakinya dan membuka pintu kamarnya.

Prilly mempersilahkan Ibu Evi untuk masuk ke dalam kamarnya. Setelah memastikan pintunya kembali tertutup, Prilly dan Ibu Evi duduk di tepi ranjang.

"Kenapa enggak ikut makan malam? Membantu ibu saja, enggak." ucapnya membuat Prilly menepuk jidatnya.

"Maafin Prilly, Ibu. Prilly lagi capek banget, gak enak badan. Jadi diam di kamar." ucapnya menyesali perbuatannya namun tetap beralibi kepada Ibu angkatnya itu.

Ibu Evi hanya mengelus lembut lengan Prilly.

"Katakan. Katakan semuanya pada Ibu." Prilly bergeming dengan ucapan Ibu Evi.

Mata Prilly kini sudah basah, air matanya luruh tanpa dapat di cegah. Evi memeluk Prilly ketika perempuan dihadapannya semakin terisak.

Prilly menjauhkan tubuhnya ketika dirinya merasa lebih baik, wajah sembabnya membuat Evi menatap iba kearahnya.

"Prilly harus bagaimana, Bu." ucapnya kembali terisak.

Kini Prilly merasa sangat bingung, dirinya terombang-ambing oleh permintaan Nessa yang menurutnya itu sangat tak masuk akal, bagi dirinya.

"Mbak Eca baik sama aku, Mas Ali juga selalu anggap aku adiknya, bahkan semua keluarganya udah menganggap aku juga bagian keluarga mereka. Tapi kenapa Mbak Eca pilih aku? Kenapa Bu, Kenapa harus aku yang menjadi penghalang bagi cinta mereka?." seru Prilly dengan mengerang dan terisak.

Evi ikut menangis ketika melihat Prilly yang sangat rapuh. Dia sangat menyayangkan jika wanita secantik Prilly hanya dapat menjadi istri kedua dari suaminya, dianggap hina oleh orang lain karena telah menjadi penghalang antara pasangan yang sangat romantis itu.

Evi mengerti, dia juga tahu hal i i sebelumnya karena diam-diam dia mendapatkan pesan dari Renata yang mengatakan keinginan Nessa. Niat Nessa memang bagus, membuat suaminya bahagia, memberikan keturunan kepada keluarganya.

Tapi tidak dengan Prilly, selama ini Prilly tidak pernah dekat dengan lelaki manapun. Dia tidak pernah berpacaran, bahkan Prilly tidak berniat mencari pasangan apalagi umurnya yang masih menginjak dua puluh satu tahun, itu masih terlalu muda menurutnya.

"Kamu sholat malam ya. Berdoa kepada yang maha kuasa, Ibu tidak mau memutuskan, semuanya ada pada diri kamu. Hanya kamu yang bisa memutuskan semuanya, atas kehendak-Nya." balasan Evi membuat isakan Prilly mulai mereda, ditatapnya wanita kepala empat itu dengan penuh rasa.

"Ibu, terimakasih sudah mau merawat Prilly. Prilly sayang sama ibu, hiks." Prilly menghamburkan pelukannya kepada Evi dibalas elusan dipunggung wanita itu.

Evi benar. Semua keputusan berada ditangannya, dia tidak boleh sampai salah langkah, dia harus mendapatkan jawaban yang tidak membuat pihak manapun kecewa.

💍💍💍

Setelah memikirkan matang-matang jawabannya selama semalaman Prilly tidak dapat tidur, akhirnya dengan siap dia kini sudah berdiri di depan bangunan megah dihadapannya.

Setelah merapalkan doa, dengan tangan gemetar dan dingin Prilly membunyikan lonceng yang menggantung di depan pagar hitam.

After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang