#33. I' M F I N E

2.1K 210 4
                                    

Sudah Vote?

***

Ali menatap tajam ke arah Nessa yang sudah tidak sadarkan diri karena di beri obat penenang oleh dokter. Setelah membawa Prilly dan mertuanya ke ruang inap lain, Ali kembali datang ke ruang inap Nessa bersama beberapa polisi dengan persetujuan Mama Gina tentunya.

Perlakuan Nessa tadi sudah di luar batas wajar. Wanita itu bahkan membawa benda tajam, yang entah kapan sudah ada di bawah bantalnya.

"Tolong urus semuanya Pak. Pastikan hal seperti ini tidak terjadi lagi di rumah sakit ini."

"Baik Pak. Kami akan melakukan tugas kami."

Gawai Ali berdering, panggilan dari Renata ia terima. Renata memberitahu keadaan Prilly yang sudah sadar. Mendengar hal itu Ali langsung meninggalkan ruang inap Nessa dan menghampiri istrinya yang di rawat di ruang anggrek.

Langkah Ali memelan ketika melihat adiknya yang baru datang berbicara ringan dengan Prilly di ruang inap.

"Ekhem." Dehem nya keras membuat Alan menoleh dan membalikkan badannya menghadap Ali.

"Apa kabar, bro?"

Ali menatap Alan dengan datar. Alan tahu tatapan itu, tatapan tidak bersahabat atau Alan menyebutnya dengan tatapan cemburu

"Masih cemburuan aja lo. Tenang aja, gue udah punya pawang sendiri. Jadi lo gak usah khawatir." Alan menepuk bahu Ali pelan.

"Bagus kalau gitu." Timpal Ali dengan dingin.

Ali melupakan niat awalnya karena melihat Alan membuat dirinya merasa kesal. Dia datang untuk menemui istrinya tapi malah dia yang disambut oleh Alan, adiknya. Dan kenapa juga harus Alan yang pertama kali ada ketika Prilly sadar, kenapa bukan dirinya?

Ali menghampiri Prilly yang masih terbaring, meninggalkan Alan yang berdiri sendirian menatapnya dengan acuh. Renata bilang luka Prilly masih basah dan masih butuh perawatan untungya lukanya tidak dalam sehingga tidak perlu di jahit.

"Kamu baik-baik aja?"

Prilly mengangguk lemah, "i'm fine, Mas."

"Kamu tenang aja. Aku udah beritahu pihak berwajib mengenai kejadian tadi." Ujar Ali membuat Prilly kembali mengangguk sebab dia sudah mendengarnya dari Renata.

"Mama, mana Mas?"

"Mama baik-baik aja. Lukanya gak serius, bahkan dokter bilang luka kamu dan luka Mama lebih besar luka kamu. Tapi untungnya kamu masih baik-baik aja." Ujar Ali membuat Prilly tenang.

Prilly meraba perutnya yang sedikit berisi. Selain kehamilannya yang sudah mulai terlihat, ada lilitan perban di perutnya.

"Anak Bunda kuat ya." Lirihnya.

Ali tersenyum melihat Prilly masih bisa selamat atas kejadian tadi. Apa jadinya jika dia tidak berteriak mungkin Nessa tidak akan menggoresnya tapi menancapkannya. Walau begitu, Ali tetap menyesal karena tidak bisa menyelamatkan Prilly.

"Maafin aku sayang, aku gak bisa nyelamatin kamu dan Mama." Sesal Ali membuat Prilly menggeleng.

"Ini bukan salah kamu, Mas. Ini semua kecelakaan. Aku tahu perasaan Nessa, pasti berat untuk menerima semua kenyataan ini. Aku harap Mas Ali gak gegabah lagi untuk minta cerai sama Nessa. Setidaknya kita kasih dia waktu dulu sampai dia benar-benar sudah siap."

Ucapan Prilly benar. Ali terlalu terburu-buru karena dia ingin cepat-cepat memutuskan hubungannya dengan Nessa. Namun ternyata cara itu membuat Nessa marah dan nekat sehingga Nessa kembali menjadikan Prilly pelariannya.

After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang