#39. I K H L A S

1.6K 193 2
                                    


"Sayang.. bangun yuk, udah sampai nih."

Prilly menggeliat di dalam tidurnya. Matanya yang terpejam kini terbuka perlahan dan menatap sekelilingnya dengan raut wajah heran.

"Kita dimana, Mas?"

"Vila."

Prilly membuka lebar matanya, pasalnya dari awal mereka pergi Ali sama sekali tidak memberitahukan kemana tujuan mereka.

"Kok kamu gak bilang sih? Tau mau ke vila aku packing dulu tadi." Gerutu Prilly menatap sebal ke arah suaminya.

Ali terkekeh kecil lalu lelaki itu melepaskan sabuk pengaman istrinya.

"Kita keluar dulu."

Begitu keluar dari mobil Prilly benar-benar kagum dengan pemandangan vila tersebut. Halaman rumah yang luas dengan air terjun buatan yang terdapat kolam ikan di bawahnya, rumah bernuansa vintage yang minimalis namun terlihat elegan mampu membuat Prilly terkesan.

"Ini vila siapa?" Tanya Prilly begitu penasaran, karena sebelumnya Ali tidak pernah membahas tentang vila ini yang dia tahu keluarga Ali memiliki sebuah pulau di luar negeri, dan Ali sendiri memiliki beberapa apartemen di kota juga negara berbeda.

"Vila Mama."

Dahi Prilly mengernyit, "Mama? Mama Gina?" Ali hanya membalasnya dengan anggukan.

Prilly menghentikan langakahnya seraya menahan tangan Ali membuat langkah lelaki itu terhenti dan berbalik menatap istrinya.

"Ada apa, kamu mencemaskan sesuatu?" Tanya Ali.

"Kalau ini Vila Mama, berarti kita bakalan ketemu Nessa?" Ujar Prilly bertanya balik dengan gugupnya.

"Iya, terus?"

"Kamu gak lupa 'kan, kalau Nessa masih gak mau ketemu sama kita?"

Ali mendekati Prilly, lelaki itu membawa kedua tangan istrinya untuk di genggamnya.

"Kamu gak perlu khawatirkan soal itu, ya? Ini permintaan Nessa, dia yang undang kita buat kesini." Kata Ali cukup membuat Prilly terkejut.

Kini Prilly merasa senang sekaligus takut. Senang karena Nessa akhirnya ingin berbicara lagi dengan dirinya dan takut jika Nessa berbuat nekat kembali untuk merebut suaminya kembali.

Melihat raut wajah istrinya yang tidak nyaman Ali langsung memeluknya.

"Kita udah janji satu sama lain kan? Untuk saling menjaga dan berjuang satu sama lain. Apapun yang terjadi nanti, kita tetap kita gak akan menjadi aku dan kamu lagi seperti dahulu, oke?" Ujar Ali membatu menenangkan sang istri.

Prilly melepaskan pelukannya lalu tersenyum, "i love you."

"I love you more."

Setelah meyakinkan hatinya, Prilly mengangguk ke arah suaminya dan berjalan kembali mendekati pintu utama.

Ali mengetuk pintu seraya mengucapkan salam. Tak lama kemudian, seorang asisten rumah tangga datang dan menyuruh mereka masuk. 

"Duduk dulu non, den. Si mbok panggil Ibu dulu."

Ali dan Prilly mengangguk dan duduk di atas sofa ruang tamu.

Prilly memperhatikan sekeliling vila dengan penuh rasa kagum. Ada banyak furniture dengan gaya klasik dan beberapa lukisan juga foto. Pandangannya tertuju pada lukisan seorang gadis yang ia yakini adalah Gina. Lalu matanya tertuju kepada foto yang sedikit mengganggunya, yaitu foto Gina, dirinya dan mungkin ayahnya. Prilly tersenyum masam, dia bahkan tidak mengetahui wajah sang ayah.

After WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang