03. His smile

5.1K 385 1
                                    

03. His smile

Aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri untuk tidak jatuh cinta kepada mu. — Gara.

“Selamat pagi anak-anak.” seru Bu Tifa sambil melemparkan senyum manis dan hangatnya. Di belakangnya terdapat seseorang, dan Haira yakini seseorang itu pasti murid baru yang akan duduk di depannya.

“Ibu bawa teman baru, Fara kenalkan dirimu nak.” ucap Bu Tifa.

Gadis bernama Fara itu tersenyum cuek, “Kenalin nama gue Fara Ayu Prasria. Panggil aja Fara, gue pindahan dari SMA Rangka Mulya.” ucap Fara dengan lantang. Haira tidak terlalu mendengarkan ucapan Fara yang sekarang sedang berdiri di depan kelas, ia sibuk dengan perutnya yang mendadak mules gak karuan.

“Yah, gue kira cowok njir. Ternyata kaum kita, Ra.” keluh Rahma dengan suara yang terdengar kecewa.

Haira cuma ngangguk-ngangguk aja, perutnya kayak dililit! Di tambah telapak tangannya mulai mengeluarkan keringat. Rahma sendiri tidak menyadari tingkah Haira yang sekarang sudah gelisah di bangkunya.

Duh, jangan bilang gue dapet? Aih, mana gak bawa pembalut lagi. Haira mencengkeram erat perutnya. Sial, ini lebih dari sakit perut biasa.

“Fara, kamu duduk dengan—”

“Saya maunya duduk sama dia, Bu!” potong Fara sambil menunjuk Haira yang mukanya tambah pucet. Rahma melongo, berarti yang duduknya di depan jadi dirinya dong! Wah Rahma gak bisa terima nih.

“Gak bisa! Saya udah nyaman duduk di sini Bu, di tambah Haira kan gak bisa jauh-jauh dari saya!” tolak Rahma ngegas. Fara malah memutar kedua bola matanya malas.

“Yaelah, lo tinggal duduk di depan gue doang, nah gue duduk sama... Siapa tadi nama dia? Haira? Iya! Haira. Gue duduk sama Haira, so lo masih bisa ngobrol kok sama Haira.” cerocos Fara tak mau kalah. Rahma mendengus, Fara itu type-type cewek tomboi gak mau ngalah, jadi mau tak mau Rahma menyambar tasnya lalu menaruhnya di kursi depan, Haira cuman senyum-senyum doang ketika Fara duduk di sampingnya.

Fara tersenyum puas melihat Rahma menatapnya garang, “Baik, karna sudah siap semua, ibu akan mulai—” ucapan Bu Tifa lagi-lagi terhenti begitu saja karna bel pertanda ada rapat dadakan berbunyi.

“Oke, kalian bebas ngapain aja asal gak keluar kelas, karna ibu beserta seluruh guru yang lain mau ada rapat dadakan. Inget ya! Jangan ada yang keluar kecuali mau ke toilet!” Bu Tifa keluar diiringi sahutan anak-anak yang menjawab perintah darinya.

“Ra, lo ngapa?” Rahma membalikkan badannya, ia menatap tajam Fara yang seenak jidat menduduki kursi kesayangannya.

“Nih.” Fara mengeluarkan pembalut sekaligus kantong plastik hitam dari tas-nya, Haira memandang kedua benda itu dalam diam. Fara masih setia memegang pembalut dan kantong plastik hitam di tangannya yang sekarang sedang di sambut angin sebab Haira tak kunjung mengambil kedua benda tersebut.

“Heh bahlul! Haira tuh sakit perut, kenapa malah lo kasih softex?!” ucap Rahma sambil melotot tajam. Fara menghembuskan nafasnya, sepertinya ngomong sama Rahma harus extra sabar dan extra ketabahan.

“Siapa sih nama lo?” tanya Fara sedikit ngegas karna melihat wajah Rahma yang nyebelin setengah mampus.

“Rahma! Ngapa?! Nge-fans sama aing?” tanya Rahma sambil bersedekap dada. Fara lagi-lagi menghela nafas sedalam-dalamnya.

TIGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang