27 - Gengsi selangit

5.8K 322 5
                                    

27 - Gengsi selangit

Ayo vote dulu sama coment yaaa 🥰supaya aku semangat update-nya 😁

***

Setelah berbaring dan menenggelamkan tubuhnya di dalam selimut tebal, Haira menyentuh dadanya. Degup jantungnya begitu cepat, seperti ingin lepas dari tempat. Sial, kenapa ia berdebar-debar? Mengapa dengan mendnegar ucapan tanpa rem dari bibir Gara mampu membuat hatinya ketar-ketir tak karuan?

Pasti ini efek dari gue lari-larian, nggak ada sangkut-pautnya sama ucapan Gara tadi, come'on Ra, Gara nggak ganteng! Lo nggak usah baper! Batin gadis ini sembari menggigit bibir bawahnya supaya tak membayangkan wajah laki-laki yang sudah resmi menjadi suaminya.

"Astagfirullah, Gara pelet gue kali ya? Masa efeknya dahsyat banget? Gue sampe nggak bisa tidur karena kebayang-bayang mukanya dia!!" ucap Haira gusar sendiri, ia melirik jam yang berada di atas nakas, sudah jam sebelas lewat dan ia belum terpejam juga. Kalau sampai Gara masuk dan melihatnya belum tertidur, bisa-bisa ucapan yang terlontar dari mulut laki-laki itu akan dilakukan malam ini. Dan Haira tidak bisa membayangkan bagaimana itu terjadi.

Ceklek!

Shit! Anjir! Gara udah masuk kamar! Haira langsung memejamkan matanya kuat-kuat, berusaha terlihat sudah terlelap meskipun sangat susah.

Haira merasakan kasur yang sedang ia tiduri itu bergerak, pertanda bahwa Gara sudah naik ke atas tempat tidur. Sekuat tenaga Haira menahan teriakannya dikala hembusan nafas hangat menerpa kulit pipinya, ia menahan nafas ketika suara berat nan serak itu berbisik tepat di telinganya.

"Good night my beautiful soul."

Disaat yang bersamaan, Haira merasakan usapan lembut dikepalanya. Dan itu bergerak dari atas kebawah, tanpa sadar gadis ini menikmati usapan lembut yang Gara lakukan, dan tanpa sadar juga ia sudah mulai memasuki alam mimpi. Ternyata seorang raja biang onar seperti Gara memiliki sisi yang sangat hangat dan romantis. Tapi sepertinya Gara tidak akan melakukan tindakan halus dan lembut seperti malam ini ketika Haira belum terpejam, ia lebih memilih untuk adu mulut dengan Haira, karena cara itulah yang mendekatkannya dengan istrinya, dengan begitu rasa sayang dan rasa cintanya kepada Haira tidak terbongkar. Ya, Gara terlalu gengsi untuk sekedar menyampaikan rasa cintanya untuk istrinya sendiri.

***

"Gar!! Bangun! Ini udah jam enam!!" sudah beribu-ribu kali suara Haira melengking di pagi yang cerah ini, untung saja ini hari Minggu. Coba hari Senin? Sudah pasti Haira tinggal laki-laki kebo macam Gara.

"Hmm, apa sih Ra? Ini masih malem tau nggak, udah sini tidur lagi." balas Gara yang malah bergulir ke kanan, lalu tangannya menepuk bagian kirinya, menyuruh Haira berbaring.

"Malem lo bilang? Liat ke jendela! Udah cerah kayak gitu dibilang malem? Lo semalem emang tidur jam berapa sih? Abis chattingan sama berapa cewek?" balas Haira, pedas. Ya, Haira tak sengaja melihat notifikasi di handphone Gara setelah ia selesai mandi. Ada chat dari seorang cewe bernama Achela, dan chat itu disematkan oleh Gara.

Hati Haira sakit? Tentu! Tapi ia tidak cemburu ya! Ingat! Tidak cemburu. Yang jelas ia akan mengadu soal ini kepada bunda Alisha kalau anak laki-lakinya itu brengsek! Sudah punya istri malah chattingan sama cewek lain, laki-laki macam apa itu?

"Cewek? Cewek apa sih?" balas Gara sambil duduk dan menyenderkan kepalanya di kepala ranjang.

"Siapa Achela? Pacar lo?" balas Haira skeptis.

TIGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang