43 - Maaf yang terlambat
Yipi! Aku kembali dengan cepat kan?? Hehehe 🤓
VOTE DAN COMENT DONG BUNDAA 🥰💗
***
Semu. Itu lah yang Gara rasakan, sekarang laki-laki ini benar-benar bingung harus berbuat apa. Sejauh matanya memandang, hanya ada hembusan angin yang berlalu lalang menyapa kulitnya. Tak ada orang, sunyi, dan menyakitkan.
Jalan raya di pukul dua bagaikan hutan belantara, langit malam yang semakin menggelap kian menambah kesan kelam pada jalan ini. Tak ada satu orang pun yang pernah berjalan disini kecuali hari ini. Satu orang itu tengah berdiam diri dengan sebatang rokok diapit dikedua jari tengah dan jari telunjuknya. Dia adalah Tigara Ithara.
"Haira," gumamnya.
Tak berselang lama dari tercetusnya gumaman itu, klakson mobil yang bersahut-sahutan menyapa indra pendengarannya. Dari ujung jalan, cahaya dari lampu mobil itu menerangi jalan yang dilaluinya, lalu terlihat samar-samar teman-temannya, dengan kepala Rayan yang menyembul dari kaca mobil serta tangannya yang melambai-lambai dengan heboh.
Gara menghela nafas panjang, padahal ia sudah memperingatkan bahwa ia ingin sendiri. Tapi dengan hebohnya, mereka datang dengan suara yang melengking-lengking.
"GAR! LO BAEK-BAEK AJA KAN? NGGAK KESAMBET KAN?" itu suara Rayan yang menggema, laki-laki itu pasti takut Gara kesambet hantu jalanan.
"GARA! JAWAB WOY! LO JANGAN BENGONG! NANTI DIBAWA!" suara yang heboh lagi terdengar dari mobil kedua, itu suara Fezo dan disusul dengan suara Ezo dan juga Jian.
"GARA! BRO! JAWAB BEGO! KITA TAKUT ITU BUKAN LO!" teriak Jian, emosi.
Gara menggeleng, biar saja mereka mengira kalau ia kesambet. Sekalian saja pergi dari sini dan tidak membuat telinganya terkena penyakit budek. Melihat mobil teman-temannya masih jauh, ia dengan santainya menaiki motor Ducati miliknya, menstaternya dan melaju dengan kencang. Meninggalkan rombongan teman-temannya yang bersorak heboh karena tak terima.
Tadinya, mobil yang dikendarai Jian ingin mengikuti Gara, namun mendengar instruksi dari Rico membuat laki-laki bertubuh sedang itu mengangguk mengerti.
"Jangan dikejar, Ji. Gara butuh sendiri, harusnya kita nggak usah nyusul dia."
***
Berkali-kali Haira mengganti channel tv di kamar Fara, ia mati kebosanan. Tidak ada film atau acara televisi yang menarik. Ketika ia ingin bangkit dari sofa, suara Rahma yang sangat heboh terdengar.
"Ra! Ra! Laki lo otw kesini! Oemji, kita harus gimana?"
Sontak Haira bangkit, memalingkan wajahnya kepada Rahma yang sudah ketar-ketir lebih dulu. Ketika ia ingin berbicara, suara Fara yang lebih-lebih heboh dari Rahma terdengar. Gadis berambut gelombang itu berlari seperti kijang kearahnya dengan walkie-talkie dalam genggamannya.
"Kata satpam gue, Gara udah di depan! Maksa masuk buat ketemu elo!" ucap Fara sedikit gemetar mengingat betapa mengerikannya muka Gara ketika meminta untuk dibukakan gerbang.
Asal kalian tau saja, mansion mewah milik keluarga Fara ini dilengkapi dengan fasilitas serba canggih. Papahnya memasang sebuah alat untuk mendeteksi keluarga Ithara, dan wajah Gara dengan mudahnya terdeteksi dan langsung muncul ke dalam sebuah televisi berukuran sedang yang dipasang di tembok ruang keluarga. Kebetulan sekali Fara sedang disekitar ruang keluarga karena ingin mengambil cemilan kesukaannya dan berniat membagikannya kepada Rahma dan Haira. Tetapi, ketika toples berukuran sedang itu sudah berada di tangannya, wajah garang bak singa milik Gara memenuhi layar, disusul dengan suaranya yang serak.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGARA
Teen Fiction"Kenapa sih lo musti terima nih perjodohan? Lo sengaja ya?!" "Kalo iya? Kenapa? Mau ngelawan gue?" *** Zafia Haira Intania, gadis cantik yang sudah terperangkap oleh jebakan adik kelasnya sendiri, ralat! Calon suaminya sendiri. Ya, Haira dijodohka...