Cie pasti baca judulnya senyam-senyum nih. Coba angkat tangannya dulu!
Siapa yang kemarin nggak terima gantung ending? Iya deh aku ngaku ending kemarin tuh bikin kzl bngt, jadi sebagai permintaan maaf aku nih aku kasih extra chap yg bikin kalian... ☺️ tersenyum hahahah
Vote dan coment aku tunggu!! 💗☄️💐💖
***
"Lebih baik kita pisah aja ya, Gar?"
Hening. Netra keduanya bertubrukan dikala Gara dengan terburu-buru mengangkat wajahnya dari ceruk leher Haira. Laki-laki itu merasa tindakannya kali ini adalah boomerang untuknya dan hubungannya dengan Haira.
Bahkan gadis itu terlihat berbeda, pipinya sedikit berisi dan ada secercah binar kebahagian yang terpantul melalui bola matanya yang bening, seketika keberanian Gara untuk meminta maaf kembali ciut; apa gadis itu sudah memiliki seseorang yang berhasil membuatnya kembali tersenyum di Belanda? Apa gadis itu juga sudah melupakannya? Melupakan kenangan bersamanya?
Perlahan namun pasti, tangan kekar yang tadinya melingkar erat dipinggang istrinya perlahan ia lepaskan. Semuanya benar-benar sudah terlambat, sangat terlambat.
"Kamu bisa keluar dari sini," ucap Gara.
Manik mata laki-laki itu masih terus menatapnya bahkan ketika mengatakan kalimat tadi, Haira menunduk memutuskan kontak mata yang entah mengapa malah menimbulkan rasa sesak dan panas di hati dan matanya.
"Kamu emang brengsek." timpal Haira, lirih namun masih dapat didengar oleh Gara.
"Aku tau aku brengsek, Ra."
"Kamu pecundang."
"Aku emang pecudang."
"Kamu emang nggak pernah bisa bertanggung jawab! Kamu bahkan nggak bujuk aku untuk tetap bersama kamu disaat aku lagi mengandung anak kamu!!"
"Aku tau Ra! Aku tau! Aku emang nggak bertangung jawab! Aku bahkan nggak bujuk kamu disaat kamu lagi mengandung anak aku!" seru Gara namun setelahnya ia baru menyadari ada hal yang mengganjal.
"Tunggu, anak?!" ucap Gara membuat Haira mau tidak mau mendengus lantaran geli melihat tampang bloon Gara.
"Ra! Jawab! Anak? Anak siapa?"
"Anak kudanil kali," balas Haira, asal.
Gara menarik bahu Haira, menghadapkan kembali wajah cantik itu ke arahnya lalu memastikan hal-hal yang sudah berkecamuk dipikirannya. "Ra, kamu... Kamu..."
"Apa?"
"Kamu hamil?"
"Iya, tapi bukan anak kamu."
***
Kamar Gara yang semula berwarna hitam pekat kini sekarang berubah menjadi lebih cerah dikarenakan ada beberapa hiasan seperti balon-balon warna-warni yang tertempel disana, Gara menghela nafas kala melihatnya lagi, jujur matanya sedikit sakit melihat warna-warna perempuan seperti itu, meskipun warnanya soft.
Ia duduk dipinggiran kasur lalu hendka membuka ponselnya namun urung dikala seseorang tanpa permisi masuk ke dalam kamarnya, dan tentu saja Gara kaget dan spontan berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGARA
Teen Fiction"Kenapa sih lo musti terima nih perjodohan? Lo sengaja ya?!" "Kalo iya? Kenapa? Mau ngelawan gue?" *** Zafia Haira Intania, gadis cantik yang sudah terperangkap oleh jebakan adik kelasnya sendiri, ralat! Calon suaminya sendiri. Ya, Haira dijodohka...